Career
Ini Gambaran Dunia Kerja di Mancanegara

27 Jun 2016


Foto: Fotosearch
 
Begitu mendengar ada teman yang bekerja di luar negeri, yang tebersit di benak kita adalah segala keuntungannya. Seperti jatah cuti berminggu-minggu setiap tahunnya, gaji lumayan besar, hingga tunjangan serta fasilitas yang lengkap. Belum lagi lokasi kerjanya pasti bebas macet dan polusi.
 
Hmm, sebelum terus-menerus isi dengan nasib karyawan di negara lain, cek dulu, nih, suasana kerjanya. ‘Nasib’ beberapa negara nggak jauh berbeda dari Indonesia, kok.
 
AUSTRALIA
Jaminan Keadilan
Negeri Kangguru ini disebut-sebut sebagai salah satu lingkungan kerja terbaik di dunia. Selain rata-rata perusahaannya memiliki karyawan dari berbagai suku bangsa di dunia, waktu kerjanya pun fleksibel.
 
Pasalnya, karyawan yang mau lembur harus mendapat persetujuan manajer yang berwenang. Bila oke, besoknya kita bisa datang lebih siang sesuai waktu lembur yang digunakan hari sebelumnya. Meski ada juga perusahaan yang memberikan uang lembur, bukan jam pengganti.
 
Hukum dan keadilan bagi tenaga kerja di Australia dijamin melalui lembaga Fair Work Ombudsman. Lembaga ini bisa menjadi perantara bila kita mau komplain mengenai tempat kita bekerja tapi nggak tahu mesti bicara pada siapa. Dengan mengakses www.fairwork.gov.au, kita akan mengetahui segala sesuatu mengenai lembaga dan sistem kerja di Australia—komplet!
 
Libur tambahan
Selain cuti tahunan selama empat minggu serta hari besar seperti Natal dan Paskah, hari ulang tahun Ratu Inggris juga dijadikan hari libur nasional. Tentu karena Australia merupakan salah satu negara persemakmuran Inggris. Dan, apabila hari libur-hari libur nasional tersebut jatuh pada hari Minggu, hari liburnya ditambah dengan hari Senin.
 
 “Walaupun banyak fleksibilitas, karyawan-karyawan di Australia sangat mengefektifkan waktu kerja. Selama 7,5 – 8 jam sehari, kita benar-benar berhubungan secara profesional (di kantor). Tapi setelah jam kerja, justru kita bagai orang yang beda karena hubungan seperti teman dekat, ha ha ha.” (Katherine Wenas, 29, Sydney)
 

KANADA
Gajian Tiap Dua Minggu
Saking banyaknya imigran, perusahaan di Kanada pun menghargai perbedaan budaya. Nggak masalah, tuh, grammar Bahasa Inggris kita berantakan, yang penting kita berani mengutarakan pendapat saat meeting. Jam kerja di Kanada sama dengan di AS plus 30 menit waktu istirahat.
 
Berhubung jam istirahat singkat, banyak karyawan yang memilih makan siang di meja kerjanya. Biasanya mereka membaw abekal sendiri karena jarang perusahaan yang menyediakan konsumsi. Kantin karyawan hanya ‘dihiasi’ mesin pembuat kopi atau minuman ringan.
 
Karyawan Kanda selalu tampil formal, kecuali hari Jumat yang dinamakan Casual Fridays. Untuk menyambut weekend, karyawan boleh berpakaian agak santai, misalnya memakai jeans.
 
Beda provinsi, beda libur
Jatah cuti di Kanada hanya 10 hari dan hari libur nasionalnya sedikit, seperti Natal, Jumat Agung, tahun baru, hari kemerdekaan, dan hari buruh. Sementara di beberapa provinsi juga ada hari libur khusus, tuh.
 
JEPANG
Banyak Kerja, Banyak Libur di Jepang
Pulang kantor jam 20.00 atau lembur adalah hal biasa di negeri Sakura ini. Malah jarang karyawan pulang tenggo. Satu contoh tingginya etos kerja mereka adalah ketika terjadi gempa besar pada 11 Maret 2011. Meski terjadi kekacauan di Tokyo hingga sistem transportasi (kereta) berhenti, pekerja pergi bekerja berjalan kaki. Hari selanjutnya, mereka tetap pergi bekerja walau harus naik taksi yang harganya sangat mahal.
 
Untuk mencegah stres, pemerintah Jepang juga memberikan hari libur yang banyak. Antara lain, Golden Week pada akhir April – awal Mei. Misal, tanggal 29 – 30 April libur, lalu masuk tanggal 1 – 2 Mei, libur lagi tanggal 3 – 6Mei, dan masuk seperti biasa mulai tanggal 7 Mei.
 
Ada juga Obon tiap pertengahan bulan Agustus tapi tanggalnya beragam tiap perusahaan dan bergilir tiap karyawan agar tetap ada yang masuk.  Ini terkait adat Jepang bahwa roh leluhur sedang pulang ke rumah mereka di kampung. Karenanya, saat itu, mereka pulang kampung, berkumpul dengan keluarga, dan pergi ke makam leluhur.
 
Adat
Perusahaan Jepang juga cenderung menetapkan target tinggi sehingga tidak sedikit yang merasa tertekan. Senioritasnya pun sangat tingginya, yang paling muda di kantor harus mengatur semua hal di kantor, termasuk mengadakan pesta minum-minum sehabis kerja—sekalipun tidak berhubungan dengan kerjaan.
 
“Mencari pekerjaan di Jepang tidak seribet di Indonesia yang harus menyertakan ijazah, nilai, dan training apa saja yang pernah diikuti, cukup menyerahkan CV serta tergantung penilaian saat wawancara. Jepang juga menghargai segala jenis pekerjaan. Tidak ada yang tinggi (pekerja kantoran, dokter atau pengacara) dan rendah (masinis, tukang bunga, kuli bangunan, dan lainnya). Masing-masing dianggap punya spesialisasi yang tidak dimiliki orang lain.” (Mya Dwi Rostika, 30, Tokyo)
 

AMERIKA SERIKAT
40 Jam Seminggu
Yap, sama seperti di negera kita, AD menetapkan 40 jam kerja seminggu atau 8 jam setiap hari untuk pekerja full time. Jika tugas kerjanya overloaded hingga mengharuskan karyawan bekerja lembur, kita berhak mendapatkan uang lembur sebesar satu setengah kali upah per jam (BTW, upah minimum per jam adalah 7, 65 Dolar AS)
 
Jangan dikira jatah cuti di AS melimpah, hanya 15 hari setahun, kok. Jika jatah tersebut masih tersisa, kita bolehmenggunakan di tahun berikutnya. Libur nasional di AS pun hanya sedikit, umumnya kantor hanya meliburkan karyawan pada saat Natal, tahun baru, ulang tahun kemerdekaan (Fourth of July), dan Thanksgiving.
 
Uniknya:
- Beberapa karyawan dan atasan memiliki hubungan yang dekat, makanya nggak disarankan, tuh, menyebut atasan dengan ‘bos’ atau ‘sir’. Lebih baik panggil dengan nama depannya. Panggilan ‘sir’ hanya berlaku bagi costumer service atau petugas polisi jika memanggil kliennya.
 
- Setiap perusahaan memiliki acara khusus yang harus diikuti karyawannya, contoh pesta Natal dan tahun baru, company gathering, hingga ultah atasan. Acara ini dianggap penting untuk menjalin relasi dengan divisi lain.
 
“Tidak ada alasan terlambat karena macet jika bekerja di AS. Meski jalanan ramai, penggunanya taat pada peraturan. Gunakan alasan lain jika memang terlambat. Namun bila keseringan kantor akan memberikan write up alias peringatan.” (Rissa Karina, 29 Florida, AS)
 

 
TIONGKOK
Dilarang Malas
Pasalnya, etos kerja di Tiongkok tinggi banget. Bahkan beberapa kota memiliki aturan sendiri soal jam kerja. Umumnya, sih, karyawan masuk pukul 08.00-17.00 dan istirahat selama 1 jam. Tapi, biasanya karyawan hanya mengambil 10 menit untuk beristirahat, sisanya kembali bekerja. Mereka pun bersedia lembur meski nggak semua perusahaan memberikan upah tambahan. Kadang weekend tetap digunakan untuk kerja part-time. Hebat, ya?
 
Saking semangatnya bekerja, warga Tiongkok jarang cuti! Hanya sekitar 65% karyawan yang menggunakan jatah liburnya (yang terdiri atas 10 hari jatah cuti dan 11 hari libur nasional). Hari libur nasional selalu berhubungan dengan perayaan tertentu: Imlek, Qing Ming Festival, Dragon Boat May, May Day, dan Mid-Autumn Day.
 
Boleh dicontoh:
Penduduk Tiongkok pantang boros. Biasanya pengeluaran bulanan mereka hanya separuh dari penghasilan dan sisa gaji disimpan untuk kebutuhan di lain waktu. Di kantor mereka jarang banget bicara karena konsentrasi digunakan penuh untuk bekerja. Mereka hanya bicara seperlunya dan itu pun berhubungan dengan pekerjaan. Jadi, jangan harap bisa mengajak mereka bergosip saat jam kerja, deh.

 
INGGRIS
Inggris Serba Gratis
Waktu kerja di Inggris tergolong panjang dibanding negara Eropa lain, yaitu 48 jam per minggu. Cuma, nih, dibarengi dengan fasilitas-fasilitas yang baik bagi tenaga kerjanya, seperti, pengobatan gratis. Kita hanya perlu bayar administrasi dan obat—bila perlu membeli obat.
 
Beberapa perusahaan, selain menyediakan asuransi jiwa dan kesehatan, juga memberikan diskon 50% untuk nge-gym, pinjaman membeli sepeda—terutama di kota London yang menggalakkan “bike to work”, serta diskon saat membeli produk Apple.
 
Pede aja!
Di Inggris, nggak perlu sungkan-sungkan meminta kenaikan gaji kapan pun, yang penting pintar-pintar meminta dan memang terbukti kita punya kemampuan yang sangat dibutuhkan perusahaan.
 
 
LAINNYA:
- Warga Denmark terkenal family oriented. Agar pekerjanya memiliki cukup waktu untuk liburan dengan keluarga, negara memberikan jatah cuti 5 minggu per tahun bagi setiap karyawan.
-Silakan iri dengan Swedia yang meberikan cuti melahirkan hingga 16 bulan—digaji pula! Bahkan ayah sang bayi ikut mendapatkan cuti hingga 2 bulan. Tujuannya, sih, agar ortu bisa mengasuh anaknya secara maksimal.
- Meeting di Brazil harus hati-hati memilih waktu. Yang terbaik adalah pukul 10.00 – 13.00 dan 15.00 – 17.00. Pasalnya, eksekutif-eksekutif dengan jabatan tinggi di suatu perusahaan hadir di kantor pada jam-jam tersebut.(f)


Meiranie Nurtaeni &Saparinah Mumpuni


Topic

#karierglobal

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?