Prestasi Jennifer Lawrence cukup mengagumkan. Ia tercatat sebagai aktris dengan penghasilan kotor tertinggi tahun ini: 46 juta dolar AS (Rp598miliar) versi Forbes. Baca beritanya di sini.
 
Aktris yang melejit namanya lewat trilogi The Hunger Games itu membangun nama besar dan penghasilan lewat 12 film dalam 4 tahun terakhir. Dengan sebagian besar nama di dalam daftar yang berusia di atas 40 tahun, maka di usia 26, Jennifer adalah aktris termuda dan satu-satunya yang berusia di bawah 30 tahun.
 
Meski demikian, penghasilan Jennifer itu masih terpaut separuh dari bayaran yang diterima aktor pria di Hollywood. Daftar penghasilan dari Forbes memang selalu memantik perdebatan tentang kesenjangan honor antara aktor pria dan wanita di Hollywood. Akhir tahun lalu, Jennifer sempat mengungkapkan kemarahannya soal ini lewat sebuah tulisan di Lenny Letter, layanan newsletter milik Lena Dunham.
 
Dalam surat itu, Jennifer mengaku mendapati bocoran bahwa Sony membayarnya lebih rendah ketimbang pasangan mainnya di American Hustle. Padahal, ia mendapat peran utama dan merupakan pemenang Oscar.
 
“Saat itu, saya tidak marah pada pihak Sony. Saya berang pada diri sendiri. Ada perasaan gagal sebagai negosiator karena saya terlalu cepat menyerah. Saya tidak memperjuangkan bayaran jutaan dolar itu karena, sejujurnya, dengan dua lisensi film sukses, saya tidak membutuhkannya,” tulis Jennifer.
 
Layaknya masalah klasik wanita bekerja di seluruh dunia. Ia juga mengakui ada perasaan ingin disukai dan takut dicap sebagai orang yang ‘sulit’ kerap menghalanginya mengajukan honor yang lebih tinggi. “Dari data statistik yang ada, rasanya bukan saya saja wanita yang mengalami ini. Apakah memang masih ada kebiasaan menyampaikan pendapat kita dengan cara yang tidak ‘mengintimidasi’ atau ‘menakuti’ pria?”
 
Dengan gamblang ia menekankan, “Sulit bagi saya untuk bicara tentang pengalaman saya sebagai wanita bekerja karena saya berani bilang, masalah saya tidak ada hubungannya dengan ini. Sudah bukan masanya lagi saya memakai cara ‘manis’ untuk mengekspresikan opini dan tetap disukai.”
 
Dengan kesenjangan honor itu, menurut Forbes, 90% dari aktris berpendapatan tertinggi di dunia memperoleh tambahan dari endorsement sejumlah produk. Jennifer Aniston (47) yang ada di posisi 4 membintangi iklan penerbangan Emirates, Smartwater, Aveeno dan Living Proof.
 
Aktris ternama bisa meminta honor jutaan dolar untuk peran utama di sebuah film berbujet besar, namun sebetulnya jatah peran utama ini masih terbatas untuk wanita. Dalam studi bertajuk Inclusion or Invisibility? dari USC Annenberg awal 2016 lalu, ada beberapa penemuan menarik. Karakter wanita hanya mengisi 28,7% dari karakter dengan dialog di film.
 
Selain perkara uang, wanita juga masih dianggap pemanis di layar kaca. Dari segi penampilan, karakter wanita  lebih banyak dimunculkan dalam busana sensual (34,3%)  ketimbang pria (7,6%). Di platform yang berbeda, seperti film untuk televisi atau konten video streaming, karakter wanita lebih banyak tampil sensual hingga separuh polos ketimbang di film layar lebar.
 
Isu kesetaraan masih belum selesai di Hollywood. Setelah peristiwa kebocoran soal honor itu, Jennifer mencuri perhatian publik dengan meminta bayaran lebih tinggi dari Chris Pratt, lawan mainnya di film Passengers. Di film itu, konon, Chris akan dibayar 12juta dolar AS (Rp156miliar), sedangkan Jennifer akan menerima bayaran bersih di muka sebesar 20juta dolar AS (sekitar Rp260miliar) atau 30% dari keuntungan film tersebut.
 
Dengan keberaniannya bernegosiasi ulang, nama Jennifer menambah deretan aktris yang keras menyuarakan persoalan misoginis di industri hiburan. Sebelumnya, ada Meryl Streep, Cate Blanchett, Emma Thompson, Patricia Arquette dan Rose McGowan yang sudah lebih dulu memperjuangkan hak-hak mereka. (f)

---

Topic

#KesenjanganGender

---