Career
Emosi Tidak Selalu Negatif

15 Jan 2018


Foto: 123RF

Ada banyak orang percaya bahwa seorang pemimpin yang baik harus pandai menekan emosi. Apalagi bila ia seorang wanita, yang sering dilabeli sebagai makhluk emosional. Dia harus bisa menampilkan kesan sebagai seseorang yang mampu meredam apa yang sedang bergolak di hati dan pikirannya sehingga yang tampak di permukaan adalah pribadinya yang tenang dan stabil. Ternyata, hal itu tidak benar karena yang lebih penting dikuasai adalah bagaimana seseorang memiliki emotional agility, yaitu bagaimana dengan luwes bisa memilih emosi yang paling tepat berdasarkan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Ilmu penting untuk sukses bagi tiap orang.
 
Sheryl Sanberg, COO Facebook, pernah mengatakan, “Bawalah keseluruhan dirimu ke tempat kerja. Saya tidak percaya dengan ungkapan bahwa kita memiliki pribadi profesional dari Senin ke Jumat, dan pribadi sebenarnya di hari-hari sesudahnya. Ini tentang segala profesionalisme dan juga semua hal-hal personal.”
 
Sheryl, penulis buku Lean In: Women, Work and the Will to Lead, adalah sosok wanita karier yang menginspirasi karena ia berbagi keyakinan bahwa tiap wanita mampu berkarier cemerlang di usia berapa pun mereka. Sheryl benar adanya bahwa tiap orang harus menjadi diri sendiri di tempat kerja, dan tidak perlu merasa untuk menjadi profesional. Itu artinya seseorang dilarang mengekspresikan perasaan dan personal life-nya di tempat kerja.
 
Vina G. Pendit, Direktur Daya Lima, lembaga konsultan SDM, mengatakan, “Sejak kita lahir, kita sudah diperkenalkan dengan berbagai macam jenis emosi, seperti marah, sedih, dan gembira. Emosi memengaruhi kualitas hidup kita dan selalu ada dalam tiap hubungan yang kita miliki, entah itu hubungan pekerjaan, teman, keluarga, benda-benda ataupun orang-orang terdekat.” Karena itu, omong kosong bila ada yang mengatakan, begitu Anda sampai di kantor, tolong letakkan emosi dan perasaan Anda di luar pintu.
 
Yang harus dipahami, emosi itu tidak selalu negatif. Emosi adalah reaksi seseorang terhadap situasi, peristiwa, keadaan, benda, dan lain sebagainya. Bersifat sangat manusiawi. Emosi bisa ‘membantu’ kita, tetapi juga bisa ‘menjerumuskan’ kita.
 
Sebagai contoh, ketika kita dihadapkan pada keputusan bahwa kantor pindah gedung, maka respons seseorang bisa dipengaruhi oleh emosinya. Bagi seseorang yang lebih banyak mengenal emosi marah dan kecewa, sikapnya akan lebih banyak diwarnai kemarahan dan kekecewaan. Misalnya mengeluh capek karena harus beberes barang-barang, makin jauh dari rumah, atau bisa juga komplain bahwa tempat yang baru tidak nyaman dan lain sebagainya.
 
“Padahal, seandainya dia mengenal emosi-emosi lain yang lebih beragam, seperti semangat, ingin tahu (curious), sabar, maka kemungkinan pindah kantor itu disikapi dengan cara lain. Dia misalnya akan jadi orang yang penuh ide untuk kantor barunya,” ujar Vina.
 
Ibarat lemari baju, dalam diri seseorang penuh dengan ‘baju’ emosi, seperti ‘baju’ marah, sedih, penuh harapan, iri hati, bersemangat, bangga, kecewa, dan lain-lain. “Karena itu, kita dituntut untuk bisa mengenali ‘baju-baju’ emosi yang kita miliki untuk kemudian memilih ‘baju’ emosi yang paling tepat untuk dikenakan dalam situasi yang sesuai,” ujar Vina.
 
Untuk itu, penting mengenali emosi diri sendiri dan emosi yang tepat untuk menghadapi situasi yang tepat. Jadi, emosi marah, sedih, atau kecewa sah-sah saja untuk ditampilkan, jika situasinya tepat. Yang tak kalah penting adalah cara mengekspresikan emosi juga perlu kita sesuaikan dengan budaya tempat kita berada.
 
“Wanita sering diasumsikan sebagai makhluk yang emosional, sehingga di tempat kerja diminta untuk menekan emosinya. Padahal, semua manusia, baik pria maupun wanita memiliki emosi. Yang membedakan adalah seberapa banyak ‘baju’ emosi yang dimiliki dan dikenali seseorang dan bagaimana mengekspresikannya,” ujar Vina.(f)
 

Baca juga:
Sering Merasa Emosi? Cegah Dengan Tidur
Amarah Anda Sering Meledak? Cek 5 Cara Mudah Meredam Emosi Ini
5 Langkah Mudah Mengendalikan Emosi dalam Situasi Konflik


Konsultan: Vina G. Pendit, Direktur Daya Lima, lembaga konsultan SDM


Topic

#emosinegatif, #karier

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?