Blog
Pengalaman Sepele Tapi Berharga Dari Solo Traveling

5 Jun 2016

Foto: Fotosearch

Pertama kali ke Korea, saya langsung jadi solo traveler. Itu pun tanpa diniatkan dari awal. Tadinya mau pergi dengan teman, tapi karena urusan visa, akhirnya dia gagal ikut. Karena tiket sudah di tangan dan sudah ingin sekali berkunjung ke Seoul-padahal saya tidak tahu kondisi di sana, tidak bisa bahasanya juga-saya nekat tetap jalan meski sendiri. Sempat ragu dan deg-degan, tapi sampai sekarang saya tidak pernah menyesal melakukan solo traveling.

Memang solo traveling memberikan keuntungan-seperti yang sering dituliskan banyak orang-mudah mengatur perjalanan sekaligus lebih mengenal diri sendiri (cieee!). Namun, bagi saya, masih ada keuntungan lain, yang tampaknya sepele tapi benar-benar pengalaman berharga.

1. Mengenal jalanan/area setempat.
Bukan hanya jalan besarnya, tapi sampai ke gang-gang kecil. Gara-garanya, meski sudah mencoba mengikuti cerita/petunjuk yang ada di internet, saya tetap beberapa kali tersasar. Sambil menyasar, cari jalan sendiri sekaligus bisa melihat-lihat keadaan sekitar. Tambah wawasan baru tentang kondisi setempat, deh! 

2. Bisa ke tempat-tempat nonturisme. 
Gara-gara sendiri, saya bisa merencanakan sendiri tempat yang benar-benar membuat saya penasaran. Tempat-tempat tujuan wisata umum seperti istana Gyeongbokgung atau Namsan Tower juga dijajal, sih. Tapi, saya juga bisa leluasa berencana datang ke lokasi lain yang bukan obyek wisata. Misal, untuk fans k-pop seperti saya, datang ke lokasi-lokasi yang sering dibicarakan fans K-pop seperti saya. Seperti kafe-kafe tertentu, gedung manajemen artis k-pop, sampai broadcast station-nya (saya ke KBS, terutama KBS Radio). Semuanya bisa dijajal tanpa ragu. (Dan, saya bisa melihat/bertemu dengan idola saya langsung!)

3. Menggunakan transportasi umum seperti warga lokal.
Ketika mulai aktivitas pagi hari dan menggunakan transportasi, pasti berbarengan dengan mereka. Langkah-langkah kita pun disesuaikan dengan mereka. Pasalnya, kita harus berjalan sesuai tempatnya, tidak menghalangi mereka, mengantri, memahami etika menggunakan transportasi umum. Kita pun jadi terbiasa mengamati warga lokal karena pikiran kita makin fokus ke kondisi sekeliling. Lama-lama, 'ritme' jadi mirip mereka, hehehe.

4. Terbiasa jalan kaki
Salah satu senjata ampuh menghindari tersasar adalah jalan kaki. Sejauh apa pun ke tempat yang dituju, lakukan dengan jalan kaki (setelah sebelumnya menggunakan subway dan berhenti di lokasi tertentu). Tentu saja, udara yang nyaman serta jalan yang kondisinya baik berpengaruh terhadap keinginan untuk jalan kaki. Kedua faktor tersebut membuat jalan kaki tidak terasa begitu melelahkan Namun, di luar itu, saya jadi makin senang untuk jalan kaki karena pasti sampai ke tempat yang dituju (dan hemat ongkos). Kebiasaan ini terbawa begitu kembali ke tanah air. Cuman, tidak sesering ketika di sana, sih. Hehehe.

5. Tidak perlu berdebat
Mau ke mana saja, mau rencana berubah, mau menyasar ke mana pun, mau bolak-balik ke suatu tempat berapa kali pun, tidak ada yang protes. Stres saat trip jadi berkurang karena tidak perlu segan dengan rekan seperjalanan. 

6. Kasih inspirasi
Inspirasi bukan hanya menulis puisi, melukis atau membuat buku. Menyaksikan kondisi lingkungan setempat, aturan dan kebiasaan, sampai cara mereka berusaha untuk ekonominya juga jadi inspirasi. Inspirasi untuk berusaha lebih baik, ide untuk patuh pada aturan, bahkan suka berpikir "bagaimana jika di Indonesia juga begini...juga begitu..." Inspirasi ini muncul karena kita fokus sekaligus waspada mengenal sekeliling kita saat itu. Fokus ini lalu tertanam di otak kita.

7. Berinteraksi dengan penduduk lokal
Siapa lagi yang bisa membantu kita saat di tempat tujuan selain penduduk lokal? Tidak perlu takut menyapa mereka. Jika kita sopan, pasti mereka juga baik. Sekali pun tidak paham bahasa mereka, tapi jika gerak-gerik kita positif, mereka tidak ragu membantu, kok. Salah satu contoh, saya pernah dibantu dicarikan taksi tengah malam oleh satpam KBS dan seorang fans (yang tidak saya kenal) karena mereka tahu saya 'orang asing'.   Ada perasaan bahagia bila bisa berinteraksi baik dengan penduduk lokal. Feels like people are welcoming us as a stranger!

8. Makin yakin pada diri sendiri
Mungkin sudah banyak yang bilang, bahwa solo traveling menambah kepercayaan diri. Lebih dari itu, bagi saya, solo traveling membuat yakin bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia. Sepanjang kita berpikiran positif dan tahu apa yang diinginkan, kita pasti bisa melakukannya dengan kekuatan sendiri. 

Hal-hal yang disebutkan di atas membuat saya tidak ragu bila suatu saat 'harus' traveling sendiri lagi. Bukan berarti saya jadi tidak suka/anti bila traveling bareng-bareng. Tentu saya mau jika bisa traveling dengan teman atau orang-orang terdekat. Tapi, bila suatu waktu ingin lagi pergi ke suatu tempat, tapi tidak ada yang bisa pergi dengan saya saat itu, saya tidak harus menunda keinginan tersebut. Traveling menimbulkan pengalaman berharga dalam hidup. Prinsip saya sekarang, bila mampu, traveling now or never! 
 

 


Topic

#blogeditor

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?