Blog
'Konser' Tengah Malam Ibu Bekerja: "Ibu, Banyu Mau Dinyanyiin..."

6 Sep 2017


Foto: Pixabay
 

Jam sudah menunjuk pukul 9 malam. Saya segera mengajak Banyu, anak laki-laki saya yang berumur 6 tahun untuk segera tidur. Saya menata bantal-bantal, guling dan boneka putih, yang menjadi ‘adik-adik’ Banyu peneman tidur: bantal kecil bergambar karakter Cars adalah Baby Shawn, guling adalah Baby River dan si boneka adalah Baby Conny. Setelah Banyu berbaring ditemani ‘adik-adiknya’ pada posisi masing-masing, lampu kamar saya matikan dan hanya mengandalkan penerangan redup dari cahaya lampu balkon yang menerobos tirai putih kamar kami.
                                 
Saya mengambil tempat di sebelah Banyu dan menarik selimut. Entah kenapa, malam itu saya merasa capek luar biasa. Begitu kepala menyentuh bantal, mata langsung terpejam. Kesadaran langsung menurun dan dalam hitungan detik, gelombang otak saya sudah sampai fase theta alias sudah sangat mengantuk. Namun, ketika sudah di ambang tidur itu, saya mendengar suara Banyu samar-samar, “Ibu...aku mau dinyanyiin...”
 
Hah... saya pun berusaha terjaga, namun susah. “Ibu...nyanyiin..nyanyiin..” Terdengar lagi Banyu berkata, dan membuat saya mulai tersadar kalau dia belum tidur. Dengan mengumpulkan sisa-sisa tenaga, saya pun menyanyi pelan dengan suara terbata-bata: “Cicak..cicak..di..dinding...diam..diam...mera…."

“Nggak mau cicak-cicak Ibu....maunya Abang Tukang Bakso...” katanya sambil menarik-narik lengan saya. Oh my… kenapa saya lupa, kalau lagu favorit Banyu sebelum tidur adalah lagu lama milik Melissa itu. Akhirnya, setelah mengumpulkan kembali ‘nyawa’ saya pun bisa menyanyi: "Abang Tukang Bakso..mari mari sini..aku mau beli..."
                            
***
 
Dari berbagai artikel saya mengetahui kalau musik baik bagi perkembangan otak dan psikologi anak. Karena itu, sejak hamil, saya termasuk rajin memutarkan musik untuk bayi dalam kandungan. Dari musik-musik klasik Mozart, Bach sampai lagu-lagu favorit saya, termasuk lagu-lagu pop milik Chrisye dan Iwan Fals.
 
Ketika si bayi lahir, dan kami beri nama Banyu, musik kemudian menjadi pengantar tidurnya. Karena saya juga membaca, penelitian Brigham Young University di Utah merilis bahwa memutarkan musik sebelum bayi tidur akan membuat memori si anak makin bagus. Bayi juga akan lebih mudah mengingat pengalaman positif ketimbang pengalaman negatif.
 
Saya rajin memutar lagu-lagu anak-anak legendaris, mulai dari Tik-Tik Bunyi Hujan, Naik Kereta Api, Menanam Jagung, Burung Kutilang, hingga tidak bisa tidak, lagu pop anak semacam Abang Tukang Bakso, Si Nyamuk Nakal, atau Semut-Semut Kecil.
 
Selain itu, Banyu waktu itu adalah bayi yang demanding dan sensitif. Dia gampang nangis dan terbangun dari tidur. AC kepanasan dikit nangis, AC kedinginan dikit nangis. Ada suara sepeda motor satpam kompleks rumah yang lagi patroli, nangis, dan sebagainya dan sebagainya. Kalau sudah nangis –mana suaranya kencang- saya gendong, tepuk-tepuk bokongnya, dan tentu saja sambil diyanyiin pelan di dekat telinganya sambil sesekali dicium pipinya. Hal-hal itu yang membuat Banyu tenang.
 
Ternyata, makin bertambah usianya, kesukaan Banyu untuk dinyanyikan lagu, kian bertambah. Karena termasuk yang susah tidur, jumlah lagu anak yang harus saya nyanyikan untuk membuatnya tidur kian lama kian banyak saja. Dia lama-lama tidak mempan lagi hanya mendengarkan musik dari music player, namun harus ibunya sendiri yang nyanyi. Wow, jadi tiap malam, saya harus konser...
 
Kadang, untuk membuat si anak kecil ini tidur, waktu dia masih usia 2 atau 3 tahun, saya perlu menggendongnya, mengayun-ayun ke kiri dan ke kanan, sambil bernyanyi. Tidak hanya 5 atau 10 lagu, tapi sampai dia benar-benar pulas kadang bisa sampai 40 lagu!
 
Bayangkan, berapa lagu anak yang harus saya hafalkan? Penjelajahan saya akan lagu anak kian luas. Lagu-lagu yang dulu tidak pernah atau jarang saya dengar pun kini saya sudah hafal liriknya. Salah satunya adalah lagu Katakan Padaku Hai Tukang Kayu.....
 

Saya akui, konser malam-malam, apalagi ketika setelah melewati hari yang melelahkan karena deadline atau pekerjaan lain, butuh perjuangan. Setelah dia berumur 5 tahun lebih, kadang saya mengajaknya nego...”Ibu capek banget malam ini, boleh nggak nyanyinya sebentar saja?” Kadang dia mau..tapi kadang dia nggak mau juga.
 
Tapi, saya sadar, setiap momen tidak akan terulang. Jadi, secapek apapun saya akan berusaha. Seperti yang disampaikan oleh Ficky teman kantor saya dulu pernah bilang, gendonglah anakmu selama dia masih mau digendong karena fase itu akan cepat berlalu dan kamu pasti akan kangen ketika dia sudah tidak mau lagi kamu gendong.

Ficky benar adanya, karena Banyu yang hobi banget digendong, sekarang sudah nggak mau lagi. “Malu Ibu...," begitu katanya.” Karena itu, kadang-kadang kalau saya kangen banget, saya akan memintanya digendong sebentar saja.. hanya di kamar saja, seperti permintaannya, karena tidak ada orang yang melihat.
 
Selain itu, satu hal yang sangat saya syukuri, mendengarkan lagu memang mengasah kepekaan perasaan Banyu. Anak laki-laki saya ini termasuk yang aktif dan tidak bisa diam. Bahasa gaulnya, cowok banget. Dan dia juga anak outdoor, main sepeda (ngebut pula pakai ngetril dan ngepot), main bola atau lari-larian di taman kompleks dengan teman-temannya.

Tapi, ketika sesi menyanyi dan pillow talk sebelum tidur, dia bisa bertanya, “Ibu, dulu Ibunya Ibu suka nyanyiin Ibu lagu apa? Waduh lagu apa ya, jawab saya sambil mengingat-ingat. “Ibu lupa judulnya..tapi lagunya gini: bangun..bangun hari sudah siang..biasanya Uti (panggilan Banyu untuk ibu saya) nyanyi itu kalau pagi-pagi sambil buka jendela,” ujar saya nyerocos. Dan begitu saya selesai ngomong, dia tiba-tiba memeluk saya... so sweet, kan...
 
Namun sebelum saya terbuai oleh pelukan Banyu lebih lama, dia tiba-tiba nanya,”Kalau ayahnya Ibu, nyanyinya apa?”
“Potong bebek angsa..”
“Oooo potong bebek angsa. Kalau ibunya ayah, nyanyinya dulu apa?”
“Waduh..apa ya, Banyu nanti nanya ayah ya..”
“Terus kalau ayahnya ayah, nyanyi apa?”
What....?  ha...ha... (f)

Baca juga:
Satu Anak Saja (Tidak) Cukup? Balada Ibu Satu Anak Menjawab Pertanyaan Basa-Basi
Kamu Yakin Mau Jadi Ibu Rumah Tangga?


Topic

#BlogEditor

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?