BizNews
Wise Women Bali: Memahami Pengelolaan Keuangan UKM dan Kekuatan Storytelling Untuk Bisnis Di Sosial Media

3 Dec 2018


Dok: YOS
 
Sekitar 130-an wanita hadir mengikuti Wise Women Entreprenenur Masterclass di  Aston Hotel Denpasar Bali pada Sabtu, 1 Desember 2018 lalu. Bali menjadi kota kesepuluh atau kota terakhir dalam rangkaian acara workshop kewirausahaan kolaborasi Wanita Wirausaha Femina, Commonwealth Bank dan Mastercard.
 
Membuka acara, Petty S. Fatimah, Chief Community Officer Femina Media mengatakan, program pengembangan komunitas Wanita Wirausaha hadir untuk mendorong wanita yang terjun di dunia bisnis agar bisa maju. Caranya, memberikan bekal ilmu dalam menjalankan bisnis.
 
“Kami mengajak dan memberikan pelatihan kepada para wanita agar mereka bisa berbisnis dengan modern termasuk juga menjalin networking,” ujar Petty.
 
Dalam kesempatan yang sama, Laila Djafaar, Chief of Marketing, Corporate Affairs & Legal Commonwealth Bank mengungkapkan bahwa ketika krisis moneter 1997/1998, banyak terjadi PHK, karyawan yang kehilangan pekerjaan lalu terjun menjadi pengusaha. Sebagian besar adalah wanita.  “Namun, kami melihat, ternyata pengetahuan finansial wanita lebih rendah ketimbang pria. Inilah yang menjadi latar belakang kami membuat program literasi keuangan WISE Financial Series ini,” katanya.
 
Ilmu pengelolaan keuangan menjadi hal terpenting bagi bisnis, namun seperti dikatakan Weddy Irsan, Head of SME New Business Commonwealth Bank saat mengupas WISE Financial Series,  ini sering jadi kendala. "Kendala yang dialami banyak pebisnis adalah selalu merasa pencatatan keuangan itu ribet. Padahal, pencatatan keuangan bisa menjadi bahan untuk penyusun strategi bisnis ke depan dan bisa untuk menarik investor,” ujar Weddy.
 
Ia memaparkan bebeberapa hal yang perlu dicatat terkait dengan keuangan usaha seperti pencatatan transaksi. Ini adalah pencatatan untuk setiap transaksi yang dilakukan karena itu adalah uang perusahaan.  "Ingat selalu untuk memisahkan uang perusahaan dengan uang pribadi,” ujar Weddy.  Yang termasuk pencatatan transaksi adalah catatan penjualan, catatan pembelian dan penganggaran.
 
“Dalam catatan pembelian yang dicatat adalah semua pengeluaran seperti pembelian bahan, gaji karyawan, biaya listrik, biaya sewa, gaji pemilik, dan lain-lain,” kata Weddy.
 
Penjelasan Weddy disambut antusias oleh para peserta dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Salah satunya dari Suweni yang bertanya soal pentingnya gaji owner dan bagaimana menghitungnya. Menjawab pertanyaan tersebut, Weddy mengingatkan kembali tentang pentingnya pelaku UKM menggaji diri sendiri karena membuat kita tahu posisi keuangan bisnis seperti apa. Weddy menyarakan besaran gaji pemilik sebaiknya disesuaikan dengan besaran gaji karyawan untuk posisi yang dipegang pemilik.
 
“Selain itu, pembuatan anggaran juga penting karena sumber daya kita terbatas sehingga kita butuh perencanaan. Penganggaran juga bisa digunakan untuk merencanakan pertumbuhan sekaligus menghitung dan melakukan rencana penghematan untuk efisiensi,” kata Weddy.
 
Selain soal keuangan, dalam kesempatan kali ini, ilmu bisnis lain yang dibagi adalah tentang The Power of Brand Storytelling dari  Rizky Arief Dwi Prakoso, co-founder NAH Project. Ia bercerita, tahun lalu, tepatnya di bulan Oktober, Rizky memulai bisnis sneakers-nya. Saat itu ia melihat fenomena anak muda yang menjadikan sneakers sebagai fashion item yang penting. Sayangnya, pemain sneakers yang ada saat itu didominasi oleh brand-brand internasional. “Visi kami besar, yaitu ingin mengubah permainan sneakers di Indonesia,” ujar Rizky.
 
Ia pun mulai memperkenalkan sneakers Nah Project lewat sosial media dengan membangun storytelling. Salah satunya adalah dengan mengedepankan transparansi harga dan proses pembuatan sepatu.
 
“Mungkin ide membuka rahasia dapur sendiri cukup aneh buat banyak pengusaha. Tapi dalam kasus ini kami mengedepankan tentang harga jual sneakers yang di pasaran sana mahal banget. Faktanya, dalam pembuatan sepatu tidak hanya soal harga produksi sepatu, tapi juga ada pengaji karyawan, riset untuk produk berikutnya. Hal-hal tersebut yang kami jadikan materi untuk cerita ke konsumen,” Rizky bercerita.
 
Selain itu, proses pembuatan sepatu yang bisa memakan waktu produksi 6 bulan juga menjadi cerita menarik yang dibagikan Nah Project kepada konsumen dan calon konsumennya. Dengan cara ini mereka membangun engagement sekaligus membuat konsumen penasaran dengan produk mereka.
 
Kesuksesan membangun storytelling juga terjadi ketika mereka membuat sneakers berwarna merah khusus untuk edisi Asian Games 2018. “Akhir tahun 2017, kami mulai bercerita tentang sepatu series ASIAN Games dan terbatas hanya 300 pasang. Peminatnya cukup banyak. Walaupun tidak suka warna merah, tapi karena ini limited edition ASIAN mereka tetap mengejarnya,” kata Rizky.
 
Siapa sangka, sepatu koleksi terbatas Nah Project itu juga dilirik oleh Presiden Joko Widodo dan meerka diminta untuk mengantarkan sepatu tersebut ke Istana Bogor. Presiden pun mengenakan sepatu berwarana merah tersebut saat menyalakan obor Asean Games 2018 di Istora Senayan. Proses pengantaran sepatu dari Bandung ke Istana Bogor itu kemudian menjadi materi yang diceritakan di Instagram NAH Project. Setelah dikenakan Presiden, sepatu merah itu ludes hanya dalam waktu 2 menit.
 
Menurut Rizky, ada banyak cerita yang pasti ingin kita bagi.  Namun yang perlu dipahami adalah tentang hirarki pesan. Ketika kita ingin menyampaikan pesan, pilihlah pesan yang paling mudah dan terjangkau oleh konsumen kita. “Jangan sampai kita memberikan sesuatu yang justru menimbulkan mental block di konsumen kita,” pungkas Rizky.
 
Wise Women Entrepreneur di Bali memang menjadi penutup rangkaian acara workshop Wise Women tahun 2018, namun jangan bersedih hati. Workshop wirausaha ini akan hadir di kota-kota lainnya di tahun 2019. Sampai jumpa! (f)

Baca Juga: 

Belajar Membuat Foto Makanan Yang Menarik Pembeli di Wise Women Entrepreneur Masterclass Pontianak
Ingin Bisnisnya Naik Kelas, 100 Wanita Wirausaha di Makassar Ikut Workshop Wise Women Entrepreneur Masterclass
Wirausaha Wanita Batam: Belajar Literasi Keuangan dan Keamanan Pangan di Wise Women Enterprenuer Masterclass 
 
 


Topic

#wisewomen, #wanwir

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?