BizNews
Wirausaha Wanita Batam: Belajar Literasi Keuangan dan Keamanan Pangan di Wise Women Enterprenuer Masterclass

5 Nov 2018



Foto-foto: dok. Femina
 
Dr. Endang Warsiki, peneliti IPB, mengatakan ada lima hal yang menjadi patokan pangan aman. Pertama halal, higienis, sehat, bahan tambahan pangan yang harus diperhatikan, serta kemasan. Menurut Endang kemasan sering kali menjadi sumber masalah di kemudian hari. Kemasan yang keliru bisa menyebabkan produk menjadi kurang baik.

Dalam sesi kedua ini, Endang mengatakan bahwa bahan tambahan pangan diperbolehkan dalam usaha kuliner. Pasalnya hal ini tak dapat dihindarkan. Namun yang perlu jadi perhatian adalah batasan atau ukuran yang diberikan dalam satu porsi atau sekali masak.

Misalnya pewarna makanan yang sering tak dapat dihindari oleh pengusaha kuliner. Pemberian pewarna yang disarankan adalah 100 mg/kilogram bahan. Lebih dari itu sangat tidak disarankan.

Pemanis buatan seperti sakarin , kata Endang, juga diperbolehkan. Hanya saja perlu diperhatikan takarannya yaitu antara 50-300 mg/kilogram bahan. Sementara penyedap rasa, disarankan penyajiannya 30 mg x berat badan. Takarannya, 5 gram penyedap rasa lebih kurang 1 sendok teh. “Kita harus berpikir untuk orang lain, menyelamatkan kesehatan orang lain,” kata Endang.
 

Dari dapur, tempat penyimpanan, hingga pemilihan kemasan memiliki andil tercemarnya produk makanan.
 
Endang juga menambahkan pemberian bahan tambahan pangan haruslah dicantumkan di komposisi yang ada di kemasan. Ini bertujuan agar pembeli merasa lebih aman ketika mengonsumsi produk, terlebih lagi jika konsumen memiliki alergi tertentu dengan salah satu bahan.

Lebih lanjut Endang juga menyampaikan jenis pengemasan yang standart untuk produk UKM. Misalnya menggunakan jenis plastik yang sesuai dengan jenis makanan atau minuman yang kita jual. Pertama dengan mengenali kode yang ada di plastik. Misalnya kode plastik 5 dan 2 artinya aman untuk makanan atau minuman panas. Sedangkan kode 4 ini tidak disarankan untuk wadah makanan/minuman panas.
 

Demikian pula dengan kertas kemasan. Sekarang ini sangat banyak penjual makanan yang membungkus makanan dengan kertas berwarna seperti abu-abu atau cokelat. Padahal itu cukup berbahaya, karena diduga adalah kertas daur ulang. Endang bilang kemasan kertas yang disarankan adalah yang berwarna putih terutama di bagian dalam. Zat mikro yang ada di kemasan dapat bermigrasi ke pangan.
 

Para peserta tak ketinggalan membawa produk mereka untuk dipamerkan di acara.
 
“Kemasan tidak hanya mempercantik, akan tetapi juga melindungi konsumen dari pencemaran. Jadi pilihlah kemasan yang aman,” pungkas Endang. (f)


Topic

#wisewomen, #wisefemina, #wanwir

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?