BizNews
Personal Branding di Era New Normal Berperan Penting dalam Mengembangkan Bisnis

6 Jul 2020

 

Foto: Shutterstock
 

Setiap orang ingin dikenal sosoknya dengan ciri dan karakter tertentu. Misalnya, si A ingin dikenal sebagai sosok yang cantik dan ramah. Sedangkan si B ingin dikenal sebagai sosok yang rajin dan dermawan.

Bagi pebisnis, personal branding penting karena merupakan citra diri secara individu. Personal branding yang dibangun akan mencerminkan nilai-nilai kepribadian, keahlian, dan kualitas yang membuat diri berbeda dari orang lain.

Personal branding memberikan nilai tambah pada bisnis yang dijalankan sebab hal terpenting dalam membangun bisnis adalah menciptakan hubungan yang baik dengan para pelanggan.

Pelanggan akan cenderung mempercayai produk dari perusahaan yang telah mengenal seseorang yang merupakan spokesperson dengan baik secara personal ataupun melalui orang lain yang sudah pernah menggunakan produk dari perusahaan tersebut.

Dengan demikian personal branding tentu akan meningkatkan integritas usaha, baik di mata pelanggan, dan rekan bisnis.

Silih Agung Wasesa, Personal Branding Expert mengatakan bahwa agar orang lain mengenal kita sebagai sosok yang seperti apa, tidak harus terkenal.

“Secara sederhana personal branding bisa kita mulai dari orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman,” kata Silih dalam sesi dalam Indonesia Brand Forum 2020 dengan topik Personal Branding in the Post-Pandemic World yang digelar secara virtual beberapa waktu lalu.

Silih menambahkan bahwa di masa New Normal seperti saat ini, personal branding pun sangat penting. Hal ini perlu disesuaikan dengan keadaan. Misalnya tampilkan personal branding dengan gaya hidup sederhana, memiliki empati lebih dari biasanya. Seperti halnya yang banyak dilakukan oleh orang saat ini di tengah krisis pandemi COVID-19.

“Berbagi atau memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan juga menjadi bagian dari membangun personal branding untuk saat ini,” ucapnya.  

Silih mengungkapkan bahwa dalam kaitannnya dengan bisnis, yang harus  diasosiasikan dalam usaha berupa produk atau jasa adalah kempotensi kita. Misalnya kita menyediakan produk kesehatan atau kebugaran, maka kita harus menjadi contoh sukses dalam penggunaan produk tersebut.

“Kalau Anda pengusaha kuliner maka harus mencitrakan diri sebagai penyuka makan atau gemar memasak,” katanya.

Lalu bagaimana bila personal branding cacat? Tentunya hal ini bisa berpengaruh pada bisnis yang dijalankan. Tapi, pasti bisa untuk memperbaikinya.

“Dengan budaya masyarakat Indonesia yang pemaaf lalu kemudian melupakannya, maka personal branding yang cacat bisa bersih dalam waktu yang singkat. Bahkan satu hari atau satu minggu,” katanya. (f)



Baca Juga:
Wajah Panjat Sosial di Era Media Sosial
Masih Kerap Diremehkan, Ini 5 Saran Donna Agnesia Agar Sukses Menjadi Agen Asuransi
Tak Perlu Tersinggung, Begini Kira-kira Gambaran Khas Orang Indonesia Zaman Now


 


Topic

#indonesiabrandforum2020, #ibf, #personalbranding

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?