BizNews
Debora Gondokusumo Mendekatkan Herbal ke Konsumen Milenial

31 Dec 2018

Debora E. Gondokusumo/ Foto: TN
 
Gerakan mengangkat kebaikan bahan lokal berlangsung di acara “When Local Herbs Meet Local Chocolate”. Berbentuk workshop, acara rancangan Herbilogy dan Pipiltin Cocoa ini mengajak publik mempelajari manfaat kesehatan alami yang luar biasa dari tanaman herbal Indonesia, hingga bermain-main dengan cokelat untuk membuat herb-infused chocolate bar. Kolaborasi kedua brand ini bertujuan memberi edukasi melalui kelas yang bersifat hands-on, edukatif namun menghibur.
 
Founder Herbilogy, Debora E. Gondokusumo, bercerita tentang latar belakang lahirnya brand ini. Pendalamannya terhadap kehebatan temulawak, daun sambiloto, kunyit,  biji jintan hitam, daun katuk, kayu manis, hingga kulit delima, menggugahnya untuk berbuat lebih. Ia menyelami buku-buku tebal tentang herbal dan mengejar hingga ke lokasi herbal berasal. Dalam perjalanan, ia makin mengagumi kekayaan alam sebagai 'supermarket' gratis bagi warga sekitaran. Edible plants yang tumbuh liar ditemui di mana-mana, siap dicabut kala warga ingin mencari bahan makanan. 

Melalui teknologi, tanaman herbal diolah ke dalam bentuk bubuk atau ke dalam bentuk kering untuk Herbilogy. Produk ini bisa diolah menjadi minuman hangat, smoothies, hingga campuran memasak dan baking. Ia ingin herbal hadir dalam santapan kekinian, lepas dari stigma oldies sebagai campuran jamu atau masakan yang itu-itu lagi. 
 
Presentasi Herbilogy yang diambil dari data tahun 2012 menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua pada ranking world biodiversity. Di negara tropis berisi lebih dari 17.000 pulau ini, tersimpan 30 ribu dari 40 ribu spesies tanaman yang ada di dunia. Lebih dari 1000 spesies tanaman obat telah dimanfaatkan khasiatnya. Penggunaannya pun menurun antar generasi. Tanpa perlu jauh mencari, orang Indonesia diberkahi obat alami.  Sejak 700 SM, fungsi-fungsi ini terpatri pada relief Candi Borobudur. Tulisan tentang tanaman obat di Indonesia juga pernah diterbitkan Eropa seawal tahun 1600an. Di tahun 1800an, dokumentasi milik Raja Pakubuwono seputar jamu ditemukan. 
 
Bersama co-founder Pipiltin Cocoa, Tissa Aunilla, ia mengajak peserta berpindah ke meja workshop untuk membuat chocolate bar bercampur kunyit bubuk. White chocolate yang semula putih, sekejap berubah kuning menarik. Cokelat boleh ditaburi mete, buah kering, hingga manisan rosella
 
Dikutip dari www.herbilogy.com, Herbilogy - Turmeric Powder ini tidak ditambahkan gula, zat pewarna, perasa, MSG, pengawet atau bahan kimia. Mengandung zat aktif Curcumin, kunyit antara lain mengurangi nyeri sendi, mengatasi heartburn, diare, gatal pada kulit, dan merangsang nafsu makan. Institusi kanker ternama di dunia, salah satunya Sloan-Kettering Cancer Center di New York, merekomendasikan pasien kanker untuk mengonsumsi Curcumin karena efek anti inflammantory-nya. Herbal bekerja, walau memang lebih lambat. Sebagai bahan alami, herbal aman dikonsumsi dalam jangka panjang dan untuk segala umur.  

Workshop ditutup dengan menikmati dessert buffet, dimana peserta menikmati hamparan cokelat, kue, dan minuman nikmat. ​Ada Herbilogy - Lessrol Tea yang berkhasiat mengurangi kolestrol. 

Membawa kejayaan tanaman herbal sedikit demi sedikit ke dalam gaya hidup masa kini menjadi mimpi Debora.  "Ini juga cara mendukung perbaikan ekonomi petaninya. Semakin kita mengonsumsi herbal, semakin kita dengan sendiri berpromosi. Jika bukan kita, siapa lagi?" ujarnya, membangun semangat. (f)

Baca juga: 
Mencari Kue Natal untuk Dibawa ke Rumah Kerabat? Cek Koleksi 6 Tempat Ini!
Lapis Legit Cempedak Keluarga Sastrawinata
 

Trifitria Nuragustina


Topic

#herbilogy, #pipiltincocoa, #healthyfood, #organicfood

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?