BizNews
Dari Hartadinata Untuk Indonesia, Signature Design Perhiasan Emas Hartadinata Abadi Tbk Diluncurkan di Jewelry Fair Surabaya

6 Nov 2017


Foto: Yoseptin

Perhiasan emas tidak disangkal menjadi favorit masyarakat Indonesia, khususnya wanita. Selain untuk mempercantik penampilan, perhiasan emas juga sekaligus menjadi investasi. Kedua hal ini yang membuat bisnis perhiasan emas di tanah air seperti ‘tidak ada matinya’. Apalagi, sebagai bagian dari gaya hidup, konsumen perhiasan emas Indonesia memiliki kebiasaan unik, yaitu senantiasa ingin berganti desain perhiasaannya sehingga terus menerus akan melakukan jual beli perhiasannya.
 
Karena itu, di tengah isu penurunan daya beli masyarakat, hal ini nyaris tidak berpengaruh di industri perhiasan emas ini. Hal ini diungkapkan oleh Sandra Sunanto, Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk, salah satu produsen perhiasan emas dalam negeri yang kian menancapkan posisinya di industri ini. Hartadinata Abadi, yang produk perhiasannya berlogo ‘mahkota’, juga menjadi perusahaan penyedia perhiasan emas pertama di Indonesia yang sudah mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia sejak 21 Juni 2017.
 
Kepada media dalam acara Jewelry Fair di Surabaya pada Rabu (25/10), Sandra mengungkapkan, kalaupun ada penurunan hanya sekitar 1 sampai 2 persen saja. “Hal ini disebabkan produk kami sangat luas jangkauannya, dari kadar muda (mengandung 30% emas) hingga kadar tua (mengandung 75% emas) sehingga membuat konsumen memiliki banyak pilihan,” ujar Sandra. Kalau ada penurunan, biasanya hanya bergeser dari membeli kadar tua ke kadar muda.
 
Yang lebih penting, mengingat ‘hobi’ gonta-ganti perhiasaan, adalah untuk terus menerus memproduksi desain yang baru. “Desain dalam hal ini bukan melulu desain yang sophisticated, namun dari desain lama tapi diberi sedikit modifikasi, sudah menjadi desain baru,” imbuh Sandra.
 
Karena itu, di Hartadinata Abadi, kecepatan memproduksi desain baru menjadi perhatian penting. Tiap hari, tim desainer yang terdiri dari 20 orang yang kesemuaannya adalah anak bangsa lulusan SMK, setidaknya harus membuat 20 desain baru. “Bujet kami untuk bagian research & design center mencapai 5-10 persen per tahun,” ujar Sandra.
 
Untuk membuat desain yang memenuhi selera pasar, tim desainer tentu saja harus mendapatkan informasi yang cukup. “Selain browsing di internet dan datang ke pameran-pameran berhiasan untuk mengikuti trend fashion, kami juga mendapatkan informasi dari tim marketing yang setiap hari bergerak di lapangan,” ujar kepala tim desainer Muhammad Sigit Purnomo, pria lulusan SMK di Yogyakarta yang sudah 7 tahun menjadi desainer perhiasan ini.
 
Meski hadir di pemeran-pameran untuk update dengan trend perhiasan, namun trend ini tidak bisa diaplikasikan begitu saja untuk desain dalam negeri. “Karena selalu ada desain-desain klasik yang banyak penggemarnya seperti desain sisik naga (berupa desain rantai) yang menjadi ciri khas kami atau cincin bermata blue sapphire yang dikenal sebagai cincin Lady Diana,” ujar Sandra. Sebagai informasi, cincin bermata batu safir ini adalah cincin pertunangan Putri Diana dari Kerajaan Inggris yang kini diberikan Pangeran William kepada istrinya, Kate Middleton.
 
Untuk tahun ini, tema yang ditawarkan adalah ‘Dari Hartadinata Untuk Indonesia” yang terinspirasi dari kekayaan flora dan fauna serta budaya Indonesia seperti bentuk burung cendrawasih, komodo, motif batik seperti parang, mega mendung dan kawung serta mengambil warna hijau dari warna hutan tropis Indonesia. Bentuk-bentuk ini diaplikasikan ke dalam anting, gelang, kalung, liontin dan cincin produksi perusahaan yang sudah memiliki 4 pabrik di Bandung ini. Tema ini diambil sebagai ungkapan rasa syukur kepada bumi Indonesia yang berlimpah kekayaan alam dan budaya.
 
“Kami memiliki 3 kategori produk, yaitu Celine Jewelry dan Claudia Perfect Jewelry untuk konsumen kelas atas dan Aurum central Collection (ACC) untuk konsumen middle low,” ujar Sandra. Kini, setelah menjadi perusahaan terbuka, Hartadinata Abadi berusaha untuk menjangkau konsumen seluas-luasnya, terutama kelas middle low yang menjadi pangsa pasar terbesar perhiasan emas di Indonesia secara umum.
 
Untuk itu, setelah menjadi perusahaan terbuka, Hartadinata Abadi yang memiliki bisnis terintegrasi dari pabrik (manufaktur), penjualan grosir (I) dan penjualan eceran (retail) milik sendiri, akan memperbanyak toko retail ACC yang juga ditawarkan lewat franchise. Saat ini ACC secara franchise sudah ada di Bandung, Jakarta dan Batam dan sedang proses pembukaan di Solo dan Makassar. Toko retail ini akan melengkapi sekitar 600 toko perhiasan emas di seluruh Indonesia yang menjual produk Hartadinata Abadi untuk mencapai target penjualan tahun ini yang mencapai Rp2,5 trilyun. (f)
 


Topic

#emas, #investasi, #perhiasan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?