Trending Topic
Tip Traveling Photography dari Jerry Aurum

27 Nov 2012


Bagi orang sekarang, urusan motret memotret itu kebutuhan primer. Bila dulu hanya ada album foto, sekarang media sosial menjadi penampung yang baik untuk semua kenarsisan  kita. Tapi, agar kenangan indah Anda itu memang benar-benar indah di kamera, yuk, ikuti tip traveling photography dari fotografer terkenal Jerry Aurum.

1. Jangan Salahkan Kamera!
Menurut saya, kita mau pakai jenis kamera apa, bukan lagi isu penting. Karena, kamera ponsel sekarang pun sudah bagus-bagus. Apalagi, ada smartphone yang pakai lensa hingga 8 megapixel. Kamera poket juga sudah canggih bukan main. Sekarang ini misalnya, kamera poket ada yang bisa menghasilkan foto yang bisa dicetak ukuran 1,5 x 1 meter. Nah, apalagi kalau kamera SLR, tentu sudah tidak perlu diragukan lagi.
Tetapi, masing-masing jenis kamera ini memang ada plus minusnya.

Dengan SLR misalnya, kekurangannya: berat sehingga bikin capek dan keleluasaan memotret lebih kecil daripada kamera ponsel. Ketika kita mau memotret foto candid, jika memakai kamera besar akan mengintimidasi orang lain. Sementara, kalau pakai kamera ponsel, lebih gampang. Jadi, jangan khawatir dengan jenis kamera yang Anda punya. Yang berlaga di lapangan itu adalah kreativitas dan kemampuan fotografi kita.

2. Sebelum Berangkat
Seperti merencanakan perjalanan itu sendiri, memotret dalam traveling juga perlu perencanaan. Jadi kita sebaiknya memang sudah tahu objek wisata mana yang akan kita kunjungi, sehingga kita bisa mempersiapkan, baik itu alat maupun membayangkan bagaimana pemotretannya. Berikut ini langkah-langkahnya:

>>Baca referensi. Cari highlights dan waktu terbaik untuk mengunjungi tempat itu lewat Google. Buku-buku traveling, seperti Lonely Planet, bisa menjadi referensi yang baik.
>>Perhatikan momen. Untuk mendapatkan foto bagus selama traveling, dibutuhkan sedikit kesabaran. Misalnya, saya ingin memotret sebuah katedral di Milan. Saya sudah menemukan, yang paling asyik adalah memotret dari depan lurus, nggak neko-neko. Nah, masalahnya, ketika akan saya potret, eh, ada pengamen yang nyanyi dan mengganggu keindahan katedral. Ya sabar, tunggu sebentar sampai dia selesai nyanyi. Setelah dia beranjak, baru kita foto. Kalau yakin angle itu memang bagus dan layak diperjuangkan, kesabaran itu akan membuahkan hasil manis, kok.

>>Pergi dengan teman perjalanan yang satu aliran. Jangan hunting foto dengan teman-teman yang maunya cepat-cepat. Atau jika memang harus traveling dengan teman yang tak satu ‘perguruan’, ada baiknya pergi sendiri-sendiri untuk beberapa waktu, lalu janjian ketemu lagi.
>>Kejelian. Sering kali, objek yang kita lihat biasa-biasa saja, sebenarnya indah dan bagus untuk difoto. Untuk mengasah kejelian ini, kita memang harus menyukai fotografi. Buka semua indra untuk menangkap apa pun yang ingin difoto. Kejelian ini yang akan memberikan kesempatan menghasilkan foto bagus yang dilewatkan orang lain. Misalnya, ada anak kecil kulit putih sedang bermain dengan anjing jalanan di pinggir Kota New Delhi yang padat. Bagi orang lain, itu mungkin peristiwa biasa. Tapi, bagi mata yang jeli, itu adalah objek yang sangat menarik.
>>Semangat tampil beda. Lebih baik, jika semua orang sudah bikin foto A, kita seharusnya bikin foto B dan C. Kelilingi semua sudut objek yang Anda kunjungi, agar menemukan cara yang berbeda untuk mengabadikan objek yang sama. Di Menara Eiffel misalnya, coba memotret di bagian tengah menara dari bawah ke atas. Hasilnya akan beda banget. Meski aneh, percayalah, tidak banyak orang yang melakukannya. Membuat foto ala kartu pos juga tidak salah. Orang kan belajar dari meniru dulu. Tapi, setelah itu, ya, harus mencoba yang lain.
>>Siasati kekurangan. Jangan biarkan keterbatasan alat jadi penghalang. Jika kita tidak punya lensa yang cukup lebar untuk memotret satu gedung, ya, jangan dipaksakan. Lebih baik, kita memotret detail ornamen gedung. Ketika kita tidak punya reflector, baju putih bisa dipakai. Tidak punya lighting, lampu jalanan bisa dimanfaatkan. Jangan sampai urusan memotret merusak liburan kita. Karena, tidak ada gunanya bikin liburan luar biasa, jika kita tidak membuat liburannya menjadi luar biasa juga.
>>Jangan berkecil hati bila hanya bisa membawa pulang beberapa foto bagus. Itu normal. Bahkan, fotografer yang jago sekalipun akan mengalami hal itu.

3. Begitu Tiba di Lokasi?
Pertama, carilah, suguhan utama tempat itu. Ketika kita ke Marina Bay, Singapura, misalnya, ‘aktor’ utamanya adalah Merlion dan gedung Esplanade. Abadikanlah suguhan utama di tempat itu. Kemudian, carilah suguhan sampingan yang sering dilewatkan orang. Lalu, apa suguhan sampingan yang menarik untuk difoto?
>>Tingkah turis. Makin banyak turis di tempat itu, makin banyak tingkah ajaib dan lucu yang bisa kita temui.
>>Berburu orang lokal. Bisa penjual kaki lima atau polisi. Bisa juga mencari fine art dengan bermain-main dengan bidang, kolom garis, dan bayangan.

4. Humour Always Healthy
Apakah salah satu foto koleksi Anda ketika bertemu Merlion di Marina Bay adalah foto seolah-olah Anda minum dari air yang dipancurkan oleh si kepala singa? Kalau Anda sudah melakukannya, saya salut. Bagi yang belum melakukannya, silakan dicoba. Bagi saya, humor dalam fotografi adalah obat yang paling mujarab. Baik itu kategori yang amatir atau profesional sekalipun.

5. Izin atau Tidak?
Foto candid, apakah perlu izin atau main terobos saja? Semua tergantung situasi dan intuisi Anda. Pada beberapa kondisi, meminta izin itu bikin repot.  Tetapi, menurut pengalaman saya, meminta izin itu lebih baik. Biasanya, kita jadi lebih tenang dan orang yang difoto juga senang sehingga hasilnya akan lebih bagus. Cara meminta izin juga bisa kasual saja, dengan senyum dan menunjukkan kamera. Kalau dia senyum, berarti boleh. Kalau tidak, ya, Anda perlu mencari objek lainnya atau sekalian saja memotret diam-diam.

6. Foto Narsis Paling Keren
>>Posisi:
Nah, ini adalah bagian yang penting. Kita memang perlu mendokumentasikan keberadaan kita di satu tempat. Saran saya, jangan sampai kita menutupi objek. Kita juga tidak harus berada di tengah foto bersama objek foto. Kalau objek di tengah, kita ambil posisi di pinggir dan sebaliknya. Karena, jika sama-sama di tengah, maka hasilnya tidak enak dilihat. Misalnya, saat foto bersama patung, lebih baik posisi kita di pinggir, sehingga tidak menutupi detail patung itu.

>>Kostum
Syarat utamanya, nyaman dan sesuai kepribadian. Setelah itu, enak dilihat dan tidak norak alias tidak saltum (salah kostum). Misalnya, karena kelihatan ingin tampak wah, Anda pakai high heels bling-bling saat siang hari di Disneyland. Yang seperti ini kan tidak sesuai tempatnya.

Pakai baju yang bisa dipadu-padankan. Misal, pakai tank top, kardigan tipis, topi, dan sunglasses. Di satu lokasi, berfotolah memakai semua atribut lengkap itu, lalu ketika pindah ke tempat lain, topi dibuka, dan begitu seterusnya. Lebih baik lagi, bawalah cadangan aksesori di tas, baik itu kalung atau scarf. Bila dipakai bergantian, cukup membuat penampilan berbeda. Rambut pun bisa disiasati. Di pagi hari, biarkan rambut digerai, ketika siang dan rambut mulai lepek, diikat saja. Sudah kelihatan beda, ‘kan?(f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?