Sex & Relationship
Terjebak KDRT

10 Sep 2012


Apakah Anda menikah dengan seorang pria yang abusive terhadap saya, secara fisik dan mental? Tiap kali bertengkar, rasanya seperti bom meledak di rumah. Tiap kali mengatakan akan meninggalkannya, suami selalu memukul dan mengancam Anda. Kalau marahnya sudah reda, dia akan minta maaf sambil menangis dan bersikap manis sepanjang hari. Tapi, lain kali, kalau dia marah lagi, hal yang sama terulang lagi. Anda tak bisa meninggalkannya karena buah hati masih balita.

Rasanya Anda orang paling bodoh soal membaca karakter seseorang. Sewaktu masih pacaran, sifat suami Anda ini tidak terlihat sama sekali. Kekasih Anda sebelumnya juga abusive, meskipun dalam bentuk verbal. Sempat terpikir untuk pindah kota. Tapi, Anda khawatir dia akan selalu mencari dan menghantui ke mana pun Anda pergi.

Menurut, psikolog Anna Surti Ariani (Nina), kekerasan adalah lingkaran setan. Setelah terjadi kekerasan, pelaku minta maaf, pelaku bersikap baik lagi, terjadi lagi kekerasan, dan seterusnya. Biasanya, dari sisi pelaku, sebetulnya dia sayang terhadap korban, tapi tak mampu mengontrol dirinya. Dari sisi korban, sering kali ia merasa cara terbaik untuk mendapat kasih sayang adalah dengan disakiti, atau disayang setelah disakiti. Bukan berarti masokis, tapi terkadang karena ia kurang menghargai dirinya dan tidak punya cukup keberanian untuk mempertahankan haknya.

Mengapa watak suami yang abusive tidak terdeteksi? Hal ini mungkin karena masa pacaran kurang lama, atau kegiatan yang dilakukan saat  masa  pacaran itu-itu saja. Kalau masa pacaran cukup lama, banyak variasi kegiatan pula, akan bisa terdeteksi apa yang dilakukan oleh calon suami ketika marah. Contohnya, kalau rencana tak berjalan seperti seharusnya, dia mungkin mengumpat, membanting barang, atau menyalahkan orang lain, bukannya berusaha memperbaiki perencanaan. Jadi, sebetulnya antisipasi terbaik untuk menghindari KDRT adalah punya masa pacaran yang lebih panjang dengan kegiatan yang lebih bervariasi.

Kalau sekarang ini sudah telanjur terikat dalam hubungan pernikahan, sebaiknya konsultasi ke psikolog perkawinan keluarga, supaya bisa diberikan saran-saran yang paling sesuai untuk kondisinya.

Primarita S. Smita



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?