Celebrity
Tercebur Seni Peran

3 Mar 2015


Perjalanan Dion Wiyoko (29) mengarungi dunia hiburan ibarat hobi barunya mendaki gunung. Meski proses yang harus dijalani panjang dan penuh liku, ia selalu menyambut  tiap tantangan dengan tangan terbuka. Sehingga, ketika berhasil mencapai puncak, menjadi sebentuk keberhasilan yang penuh arti.

Tercebur ke Seni Peran

Menekuni dunia akting dengan diawali ketidaksengajaan, nama aktor kelahiran Surabaya, 3 Mei 1984, ini kini makin bersinar. Awal tahun 2015 ini, film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar dan Hijab yang ia bintangi hadir di layar lebar dalam waktu bersamaan.

“Saya enggak pernah membayangkan, dalam satu bioskop ada dua poster film saya yang tayang sekaligus. Tapi, sebenarnya ini keren juga,” ujarnya, seraya tertawa renyah. Apalagi, hal serupa akan kembali dialaminya pada Maret mendatang. Film terbarunya, sebuah biopic berjudul Love and Faith, akan tayang perdana pada 5 Maret. Diangkat dari buku Tidak Ada yang Tidak Bisa karya Dahlan Iskan, film ini menceritakan perjalanan hidup Kwee Tjie Hoei alias Karmaka Surjaudaja, bankir yang juga pendiri Bank NISP. Sementara itu, Air dan Api, yang menjadi kelanjutan kisah kehidupan para anggota pemadam kebakaran dari film Si Jago Merah, siap menyusul menjelang akhir Maret.

    Diakui penggemar film action ini, kedua filmnya yang akan datang memberinya tantangan yang berlainan. Untuk karakternya dalam Love and Faith, Dion bertandang ke Bandung untuk menjumpai Karmaka demi menggali sosok Kwee Tjie Ong, adik kesayangan beliau yang hendak diperankannya. Bagi pria yang mengaku introver ini, masuk ke karakter orang lain memang bukan sesuatu yang mudah.

    Sementara itu, untuk menyelami karakter anggota pemadam kebakaran dalam Air dan Api, pria berzodiak Taurus ini harus mengikuti serangkaian persiapan. Selain ada pelatihan khusus yang langsung dibimbing oleh para anggota pemadam kebakaran, ia juga berlatih menyelam untuk persiapan adegan penyelamatan korban banjir.

Persiapan teknis yang cukup berat berlanjut pada tantangan yang dihadapinya di lokasi, seperti saat harus syuting seharian dalam danau buatan yang lumpurnya setinggi lutut dan penuh sampah. Ia pun harus rela tidak berlibur panjang di akhir tahun demi menjalani pengambilan gambar, dengan break syuting hanya pada tanggal 25 dan 31 Desember, serta 1 Januari.

Di mata Dion, pencapaiannya di dunia hiburan saat ini adalah hasil menapaki berbagai rintangan, yang dilaluinya selangkah demi selangkah. Bermula dari menjajal bidang modeling saat masih kuliah, alumnus Jurusan Manajemen Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta ini mulai mengikuti bermacam casting. Namun, dua tahun mencoba, tak sekali pun ia terpilih untuk terlibat dalam produksi iklan ataupun sinetron.

Dilanda jenuh karena kariernya  jalan di tempat, bungsu dari dua bersaudara ini nyaris menyerah pada dilema. Ia bahkan hampir memilih untuk bekerja kantoran di sebuah bank swasta setelah lulus kuliah. Namun, sang kakak menguatkan Dion untuk terus berjuang, karena ia sudah telanjur tercebur di industri hiburan.

Seolah datang di waktu yang tepat, di saat yang bersamaan Dion bertemu dengan Sulung Landung, yang kini menjadi manajernya. Bermula dari perjumpaan di mal, tiga bulan kemudian mereka resmi menjalin kontrak kerja sama hingga sekarang. Sejak itu, pintu menuju karier cemerlang pun mulai terbuka untuknya. Perannya sebagai Lukman dalam Serigala Terakhir  membuat nama Dion Wiyoko mulai dikenal. Selain berakting, pengagum aktor Denzel Washington ini kini juga menemukan passion di bidang presenting lewat kesempatan membawakan sejumlah acara televisi seputar olahraga dan traveling.

Setelah bertahun-tahun menggeluti bidang akting, Dion mengaku menikmati seni peran karena ia dapat berkarya lewat tokoh  karakter yang beragam. Misalnya, saat memerankan Alva Tjenderasa dalam Merry Riana, ia tertantang untuk menampilkan kepribadian yang cool dan tegas. Dengan demikian, ia bisa memotivasi sekaligus meredam emosi tokoh Merry yang meluap-luap tanpa bersikap menggurui, sampai Merry bisa meraih sukses.
Hal lain yang juga membuat Dion sungguh bersyukur adalah apresiasi yang datang dari hasil jerih payahnya. “Setelah filmnya tayang, Merry Riana bilang kepada saya, ‘Kamu, tuh, Alva banget!’ Bagi saya, itu pujian yang luar biasa,” ungkapnya, semringah.(Puji Maharani)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?