Sex & Relationship
Suami Kurang Sopan

8 Sep 2013


Perbedaan pandangan dan kebiasaan membuat hubungan suami dan orang tua tak lagi sehangat dulu. Orang tua yang konvensional dan mementingkan tata krama bertolak belakang dengan suami. Ketika belum menikah, suami menahan diri mengikuti kebiasaan orang tua, kini suami mulai menunjukkan sikap aslinya. Ini membuat suami menjaga jarak dengan keluarga dan menolak untuk hadir dalam banyak acara keluarga. Bagaimana mendamaikan mereka?

Menurut Irma Makarim, seperti halnya Anda dan orang tua yang tidak mau mengubah nilai-nilai pribadi, sulit untuk mengubah suami agar Anda dapat menerima nilai yang berbeda. Untuk hidup berdampingan dalam perbedaan harus ada rasa saling menghargai. Suami Anda perlu paham bahwa sopan santun perlu sebagai bentuk penghargaan.
   
Seharusnya Anda mempertanyakan sikap suami Anda. Jika dulu ia mau berusaha mengikuti kebiasaan orang tua Anda dengan alasan cinta, mengapa kini ia tidak lagi mau melakukannya? Bagaimanapun, hubungan baik dengan keluarga perlu dipelihara. Dengan bersikap semaunya, menunjukkan bahwa suami tak lagi menghormati orang tua Anda. Pasangan yang saling mencintai tak akan melakukan hal-hal yang dapat menyakiti pasangannya secara sengaja. Seharusnya, justru ia melakukan sesuatu yang membuat istrinya bahagia.
   
Mungkin juga sesungguhnya tersimpan perasaan kurang percaya diri dalam hati suami Anda. Berikan pemahaman kepada suami bahwa sikap sopan dan pengertian merupakan landasan saat memasuki lingkungan baru. Sebagai langkah awal untuk meningkatkan frekuensi pertemuan kedua pihak, cobalah atur kegiatan keluarga yang bisa dilakukan bersama. Jika timbul perbedaan, usahakan  untuk bersikap netral. Ini akan menjadi contoh bagi suami untuk bersikap yang sama.

Sedangkan menurut Monty, sikap suami Anda sungguh disesalkan. Ia yang semula mampu menyesuaikan diri kini berubah. Orang tua Anda adalah bagian dari hidup Anda. Jika suami tak bisa menerima mereka, itu sama halnya dengan menolak sebagian dari diri Anda.
   
Ketidakhadiran suami dalam acara  keluarga merupakan tindakan menghindar. Ia merasa tidak berdaya dan tidak dapat beradaptasi. Namun, sesungguhnya keberdayaan itu dapat diupayakan. Suami perlu menyadari bahwa perilakunya membuat posisi Anda serba salah. Bicarakanlah masalah ini berdua. Tanyakan apakah ia masih cinta pada Anda dan rela menghadapai kondisi sulit untuk cinta itu.
   
Jika suami menganggap orang tua Anda tak mampu menerima pola pikirnya, berarti mereka sama seperti dirinya. Jika Anda sulit menerima sikapnya, Anda pun sama. Saling menuding, menyalahkan, mencari kelemahan, dan membuat hati makin keras. Sikap menerima hanya bisa dikembangakan dengan kelembutan dan kesabaran. Seringlah  membuat acara keluarga. Tak harus di rumah, bisa juga di sarana publik seperti mal atau berlibur bersama. Sebaiknya pertemuan tidak diisi dengan kegiatan yang  bersifat kompetitif.
   
Anda harus bisa bersikap sebagai nyonya rumah, meski acara tidak berlangsung di kediaman Anda. Suami pun perlu mendampingi Anda. Jika masih menyisakan kesenjangan, ajaklah teman-teman Anda berdua juga, selain keluarga. Semua itu merupakan langkah awal untuk menciptakan keharmonisan keluarga.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?