Trending Topic
Risma - Menyalakan “Mesin Ke-Dua” Surabaya

21 Feb 2014

Seorang pemimpin adalah sosok yang dapat menginspirasi dan menggerakkan akar rumput. Sesuatu yang sangat langka di bumi Indonesia. Kebanyakan, para pemimpin tersebut hanya bisa menggerakkan mereka yang berada satu jajaran di bawahnya. Bahkan, banyak dari kebijakan sang pemimpin yang tidak berlanjut hingga akar rumput karena dianggap tidak sinambung dengan kebutuhan mereka.

Kenyataan ini lah yang membuat orang tergerak oleh model kepemimpinan “blusukan”, sebagai bentuk kepedulian nyata untuk secara langsung merasakan apa yang dialami oleh masyarakat. Jakarta mempunyai Jokowi dan Ahok, Surabaya memiliki Tri Rismaharini – sosok wanita pemimpin yang mampu menunjukkan bahwa program dan kebijakan pemerintah tidak hanya berlaku di atas kertas. 

Pahlawan Ekonomi adalah salah satunya. Program yang telah berjalan sejak tahun 2010 ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah kota (pemkot) Surabaya yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya. “Saya terus berpikir, bagaimana caranya menghidupkan ‘mesin ke-2’, yaitu para ibu untuk membantu menyokong perekonomian keluarga,” ujar Walikota Surabaya yang akrab disapa Risma ini, di acara femina yang berlangsung di kota Pahlawan itu beberapa waktu lalu.

Melalui program ini, ibu-ibu dari keluarga miskin ini dilatih keterampilan berwirausaha sesuai dengan ketertarikan mereka, apakah usaha di bidang makanan, kerajinan tangan, aksesori, atau fashion. Bekerjasama dengan pengusaha wanita yang tergabung dalam Dekranasda sebagai mentor, para pahlawan ekonomi ini didampingi sampai dapat berproduksi dan memasarkan produknya.

Setiap sore, wanita yang menjabat sebagai Walikota sejak 28 September 2010 itu rajin berkeliling di seluruh kecamatan, mengajak ibu-ibu dari keluarga miskin untuk berwirausaha. Gaya “blusukannya” ini dilatari semangat pendekatan bottom-up. Ia percaya bahwa sebuah kebijakan akan berjalan dengan baik ketika masyarakat memahami dan merasakan manfaat yang langsung menyentuh kehidupan mereka. Makanya, ia tidak segan turun ke lapangan dan berdialog dengan rakyatnya.

“Kalau ada 31 kecamatan saja, dengan 2-3 kali pertemuan setiap minggunya, bisa dibayangkan betapa padatnya jadwal Beliau. Tidak hanya itu Beliau juga memantau betul orang per orang. Beliau mengikuti semua proses dari mereka masih nol hingga sukses memasarkan produknya,” ujar Ketua Dekranasda Kota Surabaya, Antiek Sugihartini, kepada femina. Dalam setiap kunjungannya, Risma selalu menyempatkan untuk memberikan dorongan semangat.

 
Di program ini, segala sesuatunya dipikirkan secara mendetail. Misalnya, untuk melatih pengusaha mula ini dalam hal marketing, diadakan lomba berjualan di tingkat kecamatan tempat mereka tinggal. Mereka yang paling sukses kemudian akan kembali berkompetisi di tingkat kota. Pemenangnya akan digelari sebagai “Pahlawan Ekonomi”. Hadiahnya pun tidak sembarangan, tapi berupa order atau pemesanan terhadap produk yang mereka hasilkan.

“Kualitas produk yang prima membuat beberapa stake holder, seperti Carrefour tertarik untuk menjual produk para pahlawan ekonomi ini di counter khusus,” terang Antiek. Program yang sudah berjalan lebih dari tiga tahun ini telah membina 48.000 wanita. Di antara mereka adalah mantan mucikari dan pekerja seksual dari lokalisasi-lokalisasi yang dibubarkannya, dan para gelandangan.

“Membina dari nol itu tidak mudah, karena harus mengubah mindset. Kalau ada 20% saja yang sukses, itu sudah hebat sekali,” ungkap Antiek. Kenyataannya, pencapaian program Pahlawan Ekonomi ini bahkan melebihi ekspektasi. Mereka yang sudah berhasil berproduksi ada 70%, dan yang sudah memasarkan produknya secara mandiri mencapai 50%. “Mereka yang belum bisa mencari pasar sendiri, minimal akan memperoleh pesanan dari mentornya, atau klien dari mentornya,” lanjut Antiek.


Program tidak berhenti sampai di sini. Para alumni yang tergabung dalam paguyuban Pahlawan Ekonomi ini secara berkala mendapat berbagai workshop. Mereka belajar tentang desain produk, pembuatan merek dan perizinan usaha yang dibantu penuh oleh pemkot, dan membuat laporan keuangan. 

Gak apa-apa. Namanya orang usaha, harus penuh perjuangan. Apa yang kurang ditambah dan diperbaiki. Jangan bosan belajar,” ungkap Antiek menirukan ujaran Risma kepada para wanita penggerak roda ekonomi mikro ini. Banyak yang akhirnya tergerak oleh motivasi dan kesungguhan komitmen Risma dalam mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Sisi tangible Risma sebagai sosok pemimpin dan pengayom inilah yang membuat Walikota ini dicintai, sekaligus disegani oleh rakyatnya.

 


Naomi Jayalaksana
Dok. Femina Group



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?