Food Trend
Rekayasa Genetik

12 Nov 2014


Dipandang dari sisi kepentingan manusia, kita memang cenderung memilih produk makanan yang berkualitas dan praktis. Fenomena ini turut mendorong para ahli untuk menghilangkan sisi negatif ataupun menambah nilai positif tanaman atau produk pangan. Misalnya, dengan mengubah bibit tanaman menjadi jenis baru dengan nilai plus yang lebih banyak.
“Dalam dunia bioteknologi,  organisme yang diubah ini dikenal dengan istilah genetically modified organism (GMO) yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika (genetic engineering),” ujar Prof.Dr.Ir. Nuri Andarwulan, MSi, dosen Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rekayasa genetika merupakan salah satu perkembangan dari ilmu bioteknologi, yaitu penelitian dan penerapan teknologi yang menggunakan bahan hidup. Kalau mau dirunut, penggunaan ilmu bioteknologi sebetulnya sudah berlangsung sejak zaman nenek moyang kita dulu. Misalnya saja, kalau menginginkan tanaman dengan sifat yang diinginkan (buah tanpa biji), mereka akan menggunakan teknik persilangan secara konvensional dengan cara mengawinkan ribuan gen dari dua tanaman berbeda jenis. Sayang, cara ini memakan waktu lama.

Dengan rekayasa genetika, muncullah bioteknologi modern hasil pemikiran para ilmuwan yang dibuat dengan pemahaman dan ketepatan yang lebih tinggi. Para ahli tinggal memilih gen (bagian dari kromosom yang membawa sifat turunan) yang diinginkan, baik dari tumbuhan maupun lainnya (ikan atau mamalia), lalu disuntikkan ke tanaman atau makhluk hidup lain yang akan ditingkatkan mutunya.

Pada intinya, rekayasa genetika adalah proses mengubah satu bahan genetis atau DNA (pembawa sifat) pada suatu organisme menjadi bahan genetis lainnya. Proses rekayasa ini juga bisa berarti memindahkan bahan genetis dari satu tempat ke tempat lain guna mendapatkan jenis baru yang lebih baik dari sifat aslinya, lebih baik untuk ditanam, lebih cepat panen, lebih menarik untuk dimakan, hingga beberapa nilai plus lainnya. Jenis inilah yang populer sebagai pangan transgenik.(f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?