Acara yang dari tahun ke tahunnya selalu ramai ini dibuka oleh penampilan seniman Batak, Vicky Sianipar dan Alex Rudiart Hutajulu. Dan, sudah menjadi tradisi, FKS yang berlangsung kelima kalinya ini selalu menyajikan suasana dan makanan yang seautentik mungkin. Kali ini, rumah bolon atau rumah adat Batak, khususnya Batak Toba, menjadi inspirasi desain pada 63 gerai yang terlibat.
Dari 63 gerai tersebut, salah satunya adalah Lapo Ni Tondongta yang populer dengan hidangan saksangnya. Martabak Medan Pluit Sakti dan Kwetiaw Ashim Medan menjadi gerai favorit yang tak pernah sepi. Di antaranya, hadir pula gerai oleh-oleh khas Medan seperti pancake durian sampai suvenir seperti ulos. Aroma buah durian yang menggoda membuat pengunjung banyak yang memborong ‘raja buah’ itu.
Antusiasme pengunjung tampak tiap hari di sepanjang perhelatan yang berlangsung selama 10 hari ini. Antrean di hampir tiap gerai, tak menyurutkan minat pengunjung untuk jajan. Bahkan, femina harus rela mengantre selama 1 jam untuk bisa mencicipi kwetiau goreng khas Medan. Namun, antrean itu terbayar saat menikmati makanan yang rasanya lezat dan ngangeni. Hmm… jadi penasaran dan tak sabar menantikan kuliner tradisional berikutnya dalam FKS tahun depan.
THEOFILIA VIYOSHI BANGUN. FOTO: TV, FOTOSEARCH, DOK. FEMINA.