Celebrity
Rahayu Saraswati, Bangga dengan Legacy Keluarga

22 Sep 2015

Dari luar, orang lain boleh menilai saya sosok yang pintar, cantik, memiliki karier cemerlang, dan punya kehidupan keluarga bahagia. Saya, sih, bersyukur bila orang lain memberikan tanggapan positif atas kontribusi saya itu.

Namun, sebagai manusia biasa, saya tentunya jauh dari kesan sempurna. Memang, saya tipe perfeksionis yang selalu menetapkan target tinggi. Namun, bukan berarti saya mengejar kesempurnaan. Kalaupun saya bisa mendapatkan kesuksesan hingga saat ini, itu karena anugerah Tuhan.

Puji Tuhan juga saya dilahirkan sebagai anak dari orang tua hebat. Bapak saya, Hashim Djojohadikusumo, adalah orang yang menyediakan kesempatan hidup terbaik untuk anak-anaknya, sehingga saya bebas mengerjakan kegiatan apa pun selama itu positif. Sedangkan ibu saya, Anie Hashim, adalah sosok ibu yang berpendirian teguh memberikan bimbingan kepada anak-anaknya, dengan memberi contoh positif yang bisa saya pelajari. Influence atau pengaruh kondisi saya tumbuh dan keberadaan serta campur tangan orang tua sangat memengaruhi pembentukan karakter saya.    

Namun, yang perlu diketahui, kehidupan sebagai anggota DPR adalah panggilan dari Tuhan. Saya justru tidak pernah bermimpi apalagi menginginkan masuk ke dunia politik. Awalnya, saya sempat ingin berontak dari panggilan ini. Namun, saya merasa Tuhan-lah yang meminta, sehingga tidak mungkin saya menolaknya.

Banyak orang yang beranggapan, saya memiliki karier mulus di dunia akting, presenting, hingga politikus adalah karena nama besar keluarga saya. Padahal, itu tidak benar. Dalam dunia entertainment, terutama akting, saya merasa berbakat. Kalau tidak berbakat, mana mungkin saya bisa mendapatkan kesempatan main film sampai ke Malaysia. Selama berkarier di dunia akting, saya mengikuti berbagai macam casting dan audisi tanpa membawa nama besar keluarga saya, termasuk paman saya, Prabowo Subijanto. Lagi pula, apa hubungannya Prabowo Subianto dengan eksistensi saya sebagai seorang aktris atau presenter?

Namun, kalau karier yang dimaksud adalah politik, ya, itu mungkin saja. Saya tidak naif. Memang ada kaitannya, tapi tentu tidak 100%. Untuk bisa terpilih sebagai anggota DPR bukanlah hal yang mudah. Semua orang yang mengetahui seluk-beluk dunia politik pun tahu, bahwa nyaleg butuh proses panjang dan rumit. Waktu kampanye dulu, saya bekerja keras dalam mencapai posisi saya yang sekarang.

Saya bahkan sempat patah semangat dan urung nyaleg. Sebab, ada anggapan bahwa wanita yang masih berusia 27 tahun seperti saya belum pantas jadi anggota dewan.  Terlebih lagi, saya bukanlah penduduk asli DAPIL saya.

Meski sempat patah semangat, anggapan negatif itulah yang justru memecut semangat saya untuk terus maju. Tiap hari, saya bertemu 200-300 orang. Kepada mereka, saya memberikan pendidikan politik. Saya tak menyangka bisa melakukan hal di luar perkiraan: bisa berbicara di depan umum, memberikan pendidikan politik selama satu jam lebih. Makanya, saat saya terpilih, keluarga sempat tidak percaya.

Semangat saya berpolitik, tak lain lahir dari ‘budaya’ keluarga saya yang selalu memperjuangkan kebenaran dan kepentingan orang banyak. Eyang saya, mendiang Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, adalah ekonom Indonesia yang dikenal hingga ke dunia internasional. Bapak saya  adalah pengusaha dan paman saya adalah seorang patriot yang berulang kali hampir kehilangan nyawanya demi bangsa dan negara ini. Melihat kontribusi yang sudah dilakukan keluarga saya untuk negara ini, saya pun punya tugas menambah nilai positif demi menjaga nama baik keluarga.

Terserah, deh, bila orang lain menganggap saya nebeng nama keluarga. Toh, saya tetap berusaha dan bekerja keras untuk mencapai kesuksesan. Saya bangga dengan legacy keluarga saya. Paman saya saja, bisa ada di posisi sekarang karena kebanggaan pada nama besar keluarganya. Saya pun harus bisa seperti itu, tentunya dengan perjuangan dan kerja keras sendiri. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?