Celebrity
Perjalanan Baru Astrid Tiar

24 Sep 2013

Astrid Tiar (27) mengawali tahun ini dengan sebuah predikat baru: seorang ibu. Sempat mengalami masa sulit saat hamil, hari-hari Pemenang I Gadis Sampul 2000 yang kini aktif sebagai presenter ini sekarang semakin lengkap dengan kehadiran sang putri, yang selalu bersamanya ke manapun ia melangkah.

Demi Buah Hati
Beberapa waktu lalu, jejaring sosial Instagram ramai merespon foto-foto yang diunggah Astrid di akunnya, astridtiar127. Publik tidak menyangka, bobot tubuhnya sempat melonjak hingga seratus kilogram lebih selama ia hamil dan absen dari layar kaca. Tak banyak yang tahu, bahwa perubahan drastis itu terkait dengan pre-eklampsia yang dialaminya sejak kandungannya berusia lima bulan.
    
“Puji Tuhan, saya dan bayi saya sehat-sehat saja. Cuma, karena mengalami pre-eklampsia, saya harus makan lebih, sehingga bayi saya bisa mendapat nutrisi. Efeknya, badan jadi membesar,” kata wanita yang menamai putrinya Dialucita Anabel Esteressa Tiorina Situmorang ini.
    
Perempuan kelahiran 12 Juli 1986 ini memang tergolong beruntung. Meski menderita pre-eklampsia, ia dan sang bayi dapat melalui proses kelahiran dengan selamat. Namun, kondisi tersebut membuat tekanan darahnya tinggi hingga mencapai angka 150-an, dan asupan protein untuk sang jabang bayi banyak terbuang lewat urine selama masa kehamilan.
    
Meski mengaku sempat kehilangan rasa percaya diri, perempuan berdarah Batak ini tak mau ambil pusing. Baginya, kesehatan sang anak jauh lebih penting. “Saya bisa hamil saja, itu suatu anugerah. Ketika saya harus gemuk demi bayi, nggak masalah,” ujarnya.
    
Tak ingin begitu terus, Astrid pun menjalani perawatan dokter gizi segera setelah melahirkan. Dua pekan sekali, ia berkonsultasi ke dokter gizi, yang akan memberinya rekomendasi menu untuk dua pekan berikutnya. Ia pun membagi tip pola makan seimbang: karbohidrat kompleks, madu sebagai pengganti gula, protein di pagi dan siang hari, asupan vitamin dan mineral lewat sayuran hijau dan buah-buahan, serta banyak air putih.

Karena tekad kuat, dalam tujuh bulan, perempuan bertinggi badan 169 sentimeter ini berhasil menyusutkan bobot tubuhnya hingga mencapai 53 kilogram. “Bukan karena mau kembali kerja, tapi supaya sehat,” tegas wanita yang rajin berolahraga lari ini.
    
Memiliki kondisi kesehatan yang rentan selama hamil, rupanya justru membuat Astrid lebih sabar dalam menerima kenyataan, dan menjalaninya apa adanya. Dari segi perangai maupun gaya bicara, ia kini menjadi lebih kalem dan tenang. Bahkan sejak si kecil lahir, tangisan sang putri pun seolah menjadi alunan musik terindah di telinganya. “Padahal, dulu saya paling tidak tahan mendengar suara anak kecil menangis,” akunya.
    
Selama sembilan bulan menjalani peran sebagai seorang ibu, Astrid begitu bahagia menyaksikan Anabel, begitu ia memanggil sang putri, tumbuh sehat dan menunjukkan kecerdasan di atas rata-rata. Dokter anak yang merawat Anabel, sekarang sembilan bulan, pun dibuat terkesan dengan tumbuh kembangnya yang pesat.
    
“Anabel sudah tahu, kalau ada suara botol dikocok berarti itu saatnya ia minum susu, dan dia akan rewel,” Astrid mencontohkan. Putrinya, yang minum ASI hanya sampai usia tiga bulan, memang lebih menyukai air putih ketimbang susu. Alhasil, ia harus ‘kucing-kucingan’ untuk mengalihkan perhatian putrinya sebelum minum susu.
    
Dan untuk menghibur Anabel, wanita yang gemar mendengarkan lagu-lagu Benyamin Sueb ini harus selalu siap dengan mainan atau episode serial Barney and Friends terbaru. “Kalau besoknya diulang, dia tidak akan mau menonton,” ujarnya.
    
Selain bangga, Astrid pun kagum karena Anabel seolah memahami kondisinya sebagai seorang ibu yang bekerja. “Ketika saya mau (siaran) live, Meski di ruangan studio yang ber-AC, dia akan tenang,” ungkapnya penuh syukur.
    
Seiring waktu, Astrid membuktikan bahwa ia tidak perlu mengandalkan babysitter untuk mengurus buah hatinya. Alih-alih mempercayakan anaknya dalam pengasuhan orang lain di rumah, ia memilih membawa serta Anabel ke tempat kerja dengan didampingi seorang asisten rumah tangga. Jika kondisi tak memungkinkan Astrid mengajak Anabel ke lokasi dan ia tak bisa menitipkan putrinya pada sang ibu atau ibu mertua, ia lebih memilih tidak mengambil tawaran pekerjaan pada hari itu. “Dia harus selalu ikut, ke manapun saya pergi,” ujarnya. “Dia nggak boleh jauh dari pandangan saya, atau langsung konsentrasi saya akan buyar."

Puji Maharani



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?