Health & Diet
Pentingnya Tidur

6 May 2014



Hati-hati, kurang tidur terbukti bisa menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak. Akibatnya, konsentrasi berkurang, mudah marah, hingga menyebabkan produktivitas kerja menurun. Bagi wanita, kurang tidur sangat tidak menguntungkan. Menurut sebuah studi dari American Association of Cancer, wanita sehat yang memiliki durasi tidur kurang dari 7 jam tiap harinya, selain membuat kulit wajah kusam, juga berisiko lebih besar terkena kanker payudara. Saatnya membenahi kualitas tidur kita!

“Perilaku tidur yang baik sangat menentukan kualitas hidup. Sayangnya, di Indonesia, banyak sekali orang yang mengabaikan kesehatan tidur,” ungkap dr. Andreas Prasadja, RPSGT, konsultan tidur dari Klinik Tidur, RS Mitra Kemayoran, Jakarta. Menurut dr. Andreas, perilaku tidur yang buruk itulah yang memicu berbagai gangguan yang dapat menghambat performa kerja seseorang.
“Secara fisik, kurang tidur menyebabkan wajah tampak kusam, mata bengkak, dan kantong mata membesar. Kurang tidur dapat menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan stres,” jelasnya.
   
Kesehatan tidur, menurut dr. Andreas, merupakan bagian dari triumvirate of health: segitiga kesehatan yang terdiri dari olahraga teratur, nutrisi seimbang, dan tidur cukup. Secara keseluruhan, seseorang terbilang belum sehat jika ada salah satu faktor yang tidak dipenuhi.
   
Memperhatikan nutrisi makanan dan berolahraga teratur akan percuma saja bila kesehatan tidur tidak dipenuhi. Bahkan, sesungguhnya kesehatan tidurlah yang menentukan kebugaran saat berolahraga. Begitu pula dengan metabolisme tubuh yang juga ditentukan oleh perilaku tidur.

Dalam dunia kedokteran, tidur disebut-sebut sebagai aktivitas paling holistik. Saat tidur terganggu, maka seluruh sistem tubuh pun akan terganggu. Detak jantung tak beraturan, stres meningkat, gula darah naik, dan risiko terkena kanker juga meningkat.

Lewat aktivitas tidur cukup, daya tahan tubuh seseorang dapat bekerja optimal. Selain itu, yang paling utama, tidur berperan penting membantu peningkatan jumlah produksi pelapis sel otak (myelin) yang berfungsi melindungi sirkuit otak.
“Di saat seseorang memperoleh  tidur yang cukup, maka produksi myelin berlangsung lebih optimal. Sel otak akan selalu mendapatkan perlindungan dari myelin, sehingga fungsi otak pun tetap berjalan normal,” tegas dr. Andreas.
   
Sayangnya, tuntutan hidup yang kian dinamis, serba cepat,  makin membuat banyak orang mengabaikan kesehatan tidur. Kalaupun badan terasa kurang fit atau tak kuat menahan rasa kantuk esok harinya, mayoritas orang akan memilih jalan pintas sebagai solusi. Konsumsi minuman berkafein atau penambah energi jalan untuk menghilangkan kantuk.
    
“Padahal, fungsi kafein dan minuman penambah energi itu hanya sebagai penunda kantuk. Tetapi, otak yang memang sudah lelah tetap saja tidak akan berfungsi maksimal. Sehingga, tingkat konsentrasi pun menurun,” papar dr. Andreas. Tidak ada solusi lain yang bisa mengatasi rasa kantuk atau lelah selain tidur. Tanpa perilaku tidur yang sehat, semua cara tersebut tak akan banyak membantu.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?