Ia lalu melakukan assassment, dengan menanyakan di mana anak itu berada, apa yang ada di sekitarnya, kemudian memandunya agar relaks dengan menarik napas panjang dan mengembuskannya pelan-pelan hingga si anak merasa tenang dan bisa bercerita. Saat seorang anak bisa menceritakan semua yang menjadi sumber stresnya, ia akan mengalami katarsis, tekanan yang dialaminya berkurang. ”Dipercaya, setelah katarsis, keinginan untuk bunuh diri pun akan hilang,” ujar Nina.
Sayang, tidak semudah itu kenyataannya. Dalam masyarakat masa kini yang makin individualis, semua sibuk dengan urusan sendiri-sendiri, membuat seseorang makin mudah merasa kesepian dan terjebak depresi. Saat seorang anak merasa sendiri dan tidak tahu lagi ke mana ia harus mengadu, ia akan lebih mudah terperosok dalam keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
Selain itu, untuk membuat anak mau bicara dengan nyaman perlu cara komunikasi yang tepat. Orang tua harus ingat, yang perlu diperbanyak adalah kesabaran untuk mendengarkan. Jangan terlalu mendesak, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan sehingga anak malah tidak mau ngomong. ”Saat anak sedang banyak pikiran, justru jangan terlalu banyak ditanya dulu, karena anak itu sudah penuh pikirannya. Kalau ditanya-tanya terus, anak itu akan meledak,” jelas Nina.
Bagi orang tua pasti terasa berat menahan diri untuk mencari tahu. Tapi, hal ini bisa Anda lakukan tidak secara langsung. Ibaratnya, Anda harus menjadi detektif, mencari tahu dari segala sumber dan arah. ”Jika memang sudah ditemukan gejala depresi apalagi jika pernah melakukan usaha bunuh diri, baiknya segera berkonsultasi dengan tenaga profesional untuk mencari pertolongan,” saran dr. Tjhin Wiguna, SpKJ (K), dari Divisi Psikiater Anak dan Remaja Departemen Psikiatri FKUI/RSCM.
Nina mengingatkan, yang perlu konseling bukan hanya anak, tapi juga keluarga. Orang tua pasti mengalami stres berat juga saat tahu anaknya demikian. Karena itu, orang tua perlu pikiran yang jernih untuk menghadapi dan menemukan solusi. Dan itu sulit terjadi jika Anda sendiri stres dan panik.
Pada kasus yang berat, seorang psikiater mungkin akan memberikan antidepressant. Tapi, kalau ringan hingga sedang atau anaknya masih kecil sekali, menurut dr. Tjhin, ia menggunakan metode psikoterapi bermain. Proses konsultasi dan terapi biasanya lebih dari satu sesi pertemuan. Namun, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menstabilkan emosi anak, tergantung kemampuan anak itu. Tentu saja akar masalahnya juga perlu diselesaikan. ”Jika diatasi dengan baik, masa depan mereka akan sama seperti anak lain,” ujar dr. Tjhin. (f)