Trending Topic
Kunci Menjadi Desainer Sukses

12 Jan 2012

Apa rasanya suatu hari nanti rancangan Anda membalut tubuh Christina Aguilera saat menghadiri Grammy Awards 2007, seperti yang terjadi pada Ashley Isham, desainer asal Singapura? Atau, pernahkah Anda bermimpi memamerkan rancangan terbaru di Prêt A porter Paris, tempat para buyer besar dari seluruh dunia berkumpul, seperti Tube Gallery asal Thailand? Atau, membuncah rasa bangga saat membuka halaman Vogue Italia dan menemukan penyanyi RnB, Rihana, mengenakan topi rancangan Anda, seperti yang dirasakan Bernard Chandran asal Malaysia? Ditambah lagi bisa menembus pasar Jepang dan Hong Kong seperti desainer kesayangan Indonesia, Biyan.

Di ajang Jakarta Fashion Week (JFW) 2012 yang lalu, femina berkesempatan memperoleh  beberapa tip dari keempat desainer hebat ini.

1. Wajib Kursus & Sekolah Mode

Edukasi dasar penting untuk menjadi modal utama dalam menempuh karier sebagai fashion designer. Mengapa? Ilmu teknik merancang, menjahit, mengenal jenis material, hingga sejarah fashion yang dikenalkan secara detail selama masa pendidikan berlangsung, menjadi ilmu wajib yang harus dikuasai. Edukasi ini dapat dilakukan di dalam dan luar negeri.

2. Mengikuti Ajang Kompetisi, Peragaan Busana & Exhibition

Melalui kompetisi modelah seorang desainer dapat mengasah kemampuan dan menguji karyanya. Ajang kompetisi bisa menjadi tolok ukur dan ‘juri’ bagi diri sendiri, sehingga para desainer dapat terus mengembangkan dan memperbaiki kekurangan karyanya. Cara lain untuk menembus dunia internasional adalah melalui peragaan busana di dalam dan luar negeri. Jam terbang seorang perancang di atas runaway menjadi penanda eksistensi yang sangat nyata.

Melalui ajang-ajang inilah para desainer dapat langsung bertemu dengan media dan buyer dari dalam dan luar negeri. Selain itu, kompetisi, peragaan busana, hingga exhibition menjadi waktu yang tepat untuk mengenalkan dan ‘menjual’ rancangan masing-masing desainer pada dunia secara maksimal.

3. Pemilihan Strategi Bisnis yang Tepat

Konsep store seperti department store yang menggunakan sistem kerja sama konsinyasi bisa menjadi pilihan para desainer untuk memulai bisnisnya dengan modal yang cukup terjangkau. Pembagian keuntungan atau bagi hasil kenyataannya cukup menguntungkan para desainer untuk menjual koleksinya tanpa harus membeli atau menyewa sebuah butik yang terlalu mahal. Pemilihan area dalam berbisnis juga tak kalah penting.

4. Pemilihan Target Pasar yang Tepat  

Perbedaan segmen pasar memperjelas jenis koleksi dan identitas masing-masing label. Sehingga, konsumen dapat dengan mudah mengakses koleksi yang diinginkan. Setelah sebuah brand mantap memilih target pasar yang benar, penentuan harga jual sebuah produk menjadi salah satu kunci utama. Dengan mematok harga terjangkau dan sesuai kualitas barang bagi konsumen kalangan menengah ke atas, diharapkan target penjual diyakini Tube Gallery akan membuat konsumen takut dan enggan kembali.

5. Keberanian dan Kepercayaan Diri

Tiga bulan setelah kelulusannya dari sekolah mode, Bernard memberanikan diri untuk mengadakan show tunggal pertamanya sebagai perancang profesional. Bentuk keberanian lain juga terlihat pada saat Bernard mengembangkan bisnisnya dengan membuka butik di Swanky Knightsbridge, London, yang khusus menjual rancangan couture miliknya. Jejak yang sama juga dilakukan oleh Ashley yang pada tahun 2001 membuka butik pertamanya bernama Aquaint dan label Ashley tahun 2005 di London.

Kepercayaan diri yang sangat tinggi dicerminkan secara nyata oleh kedua desainer Tube Gallery yang tidak memiliki latar belakang pendidikan fashion. Saksit yang menimba ilmu theatre directing di Middlesex University, London, dan Phisit yang mengantongi gelar Western Classical Dance, Fine and Apply Arts dari Chulalongkorn University, Thailand, mampu menjadi perancang papan atas Thailand. Mempelajari teknik merancang baju, proses produksi, penjualan, hingga mampu mengekspornya ke luar negeri dilalui Tube Gallery dengan uji coba berulang-ulang sejak tahun 2006 dan terus belajar dari kesalahan. Salut! (f)


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?