Celebrity
Karier dan Cinta Fanny Fabriana

7 Oct 2011

Totalitas Fanny Fabriana (26) di dunia akting, memang tak terbantahkan. Ia berhasil meraih gelar pemeran wanita terpuji di festival film Bandung 2010. Saat menjalani syuting film terbarunya, True Love yang diangkat dari novel Mira W, Cinta Sepanjang Amazon, ia mendapat pengalaman unik. Fanny terlalu menjiwai peran Vania yang banyak masalah, sehingga ia dilanda stres dan insomnia di kehidupan nyata.

Air Mata Bintang

Delapan tahun, Fanny menjalani karier sebagai model dan peragawati, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk berkarier di dunia akting, saat membintangi sebuah iklan di 2007. Cintanya pun bersambut, karena kamera dan sutradara sinetron, FTV dan film terpukau oleh kerja keras dan totalitas penghayatan Fanny. Dalam empat tahun, Fanny dipercaya merampungkan 7 judul sinetron, 7 film layar lebar dan beberapa FTV.

Apa yang membuat Anda sangat total berakting?
Karena saya hanya mengambil peran yang cerita dan karakternya membuat saya jatuh hati. Karena meyakini peran, otomatis saya jadi all out, sehingga kadang sulit bagi saya untuk keluar dari peran dan kembali ke kehidupan nyata.

Lalu apa yang terjadi?
Saat syuting film True Love, pernah sutradara sudah bilang cut, tapi air mata saya masih mengalir deras, sampai pak Dedi Setiadi (sutradara), meminta saya keluar dari set untuk membebaskan diri dari tokoh Vania.

Penghayatan ini juga Anda lakukan di produksi lain?
Iya (sambil tergelak). Menurut orang-orang terdekat dan kru, karakter rame berubah jadi pendiam seperti Aisyah, peran yang saya mainkan saat syuting film Serigala Terakhir (2009). Lucunya, saya sendiri tidak sadar.

Pengalaman unik apa lagi yang pernah Anda alami?
Suatu kali, karena terlalu bersemangat berakting di film I Know What You Did in Facebook (2010), saya sampai luka dan memar betulan. Pernah juga karena terlalu all out dan capek, di tengah syuting film Lost in Papua (2011), saya harus bedrest total sampai diinfus di kamar hotel selama 3 hari, karena positif malaria.

Anda pekerja seni seperti apa?
Saya tipe pemeran yang setelah menerima skenario, suka membaca berulang-ulang supaya dapat feel karakter, sekaligus membuat catatan dan poin, untuk pengembangan ide dan pelepasan emosi. Saya juga selalu berdialog dengan sutradara untuk bedah skenario. Buat saya setiap dialog dan adegan sangat bermakna. Makanya saya bisa bad mood kalau ada yang mencorat-coret atau melipat skenario milik saya. Skenario bagi saya adalah ‘nyawa’, yang perlu diapresiasi dan mendapat perawatan telaten. Terdengar lebay, tapi itulah saya.

Trik Anda untuk larut dalam peran sulit?
Saya butuh fokus dan konsentrasi penuh. Saya bisa ‘menyepi’  beberapa hari untuk mendapat feel  dari peran tersebut. Selain itu, saya juga berakting melibatkan hati. Karena skenario yang dihafal, tanpa emosi dan jiwa, akan terlihat palsu dan kaku. Agar setiap adegan dan kata menjeritkan nilai, skenario harus dimengerti dan dihayati. Nilai ini lah yang sulit didapat dan harus diexplore pekerja seni sampai
titik penghabisan.

Lamaran Di Konser Glenn

Meski jadwal kerjanya amat padat, Fanny tetap memiliki kehidupan pribadi yang membuatnya bahagia. Ia baru saja menikah dengan seorang pria pengusaha, Zacky Badruddin (28), tepatnya 9 Juli 2011 kemarin. Hanya dua tahun berpacaran, ia tak mampu menolak saat kekasih berlutut melamarnya di ujung konser romantic Glenn Fredly. Ia pun mantap menikah. Kenapa?

Apa alasan utama Anda jatuh hati pada suami?
Dia mengerti sekali passion saya di dunia akting. Makanya setelah berkeluarga pun, dia tidak menghalangi saya syuting. Selama prioritas nomor satu tetap keluarga. Ia mendukung saya meraih dua obsesi.

Apa obsesi Anda?
Saya punya dua obsesi di dunia akting, dan puji tuhan salah satunya sudah sukses direalisasikan. Obsesi pertama berakting dari film yang diangkat dari novel. Film True Love, yang diputar awal Juli 2011 lalu, kan diangkat dari novel Mira W. Buat saya tantangannya besar, mengubah gaya bahasa novel ke film. Banyak dialog dan kalimat deskriptif yang dipotong dari novel, dan diambil intisarinya saja. Aktor dan aktrisnya mau nggak mau harus ‘bertempur’, untuk bisa memvisualisasikan secara tepat imajinasi yang sudah tertanam kuat bagi para pelahap novel Mira W, agar mereka tidak kecewa.

Obsesi kedua?
Saya terobsesi film musikal, mungkin karena suara saya pas-pasan (tertawa). Saya suka tantangan berat. Untuk bisa memoles suara pas-pasan menjadi suara emas, butuh latihan ekstra keras. Tantangan lainnya, mampu menjadi aktris multitasking. Yang bisa menyatukan gerakan tari, suara bagus dan akting jempolan. Pasti latihannya ‘gila’ dan total banget. I’m looking forward to that kind of challenges.

Persiapan menikah, tidak terganggu kesibukan Anda?
Persiapannya hanya beberapa bulan. Puji syukur mama dan keluarga besar banyak membantu. Selama tiga minggu sebelum menikah, saya juga sengaja cuti syuting dan hanya promo film, untuk mengembalikan stamina.

Bisa cerita tentang pesta pernikahan kemarin?
Kami merencanakan garden party di akad pagi dan resepsi malam harinya, dan semuanya sukses. Kami emmanjakan tamu-tamu dengan suasana dan dekorasi yang indah. Alhasil mereka semua asyik berfoto bersama pasangannya.

Bulan madu ke mana?
Karena masih sibuk, kami cuma bisa bulan madu beberapa hari saja ke Phipi Island, Thailand. Tapi kami berencana keliling Eropa. Saya ini gila travelling tapi belum pernah punya jadwal longgar untuk melakukannya.  

Persiapan pernikahan yang paling sulit?
Perawatan kulit. Soalnya, beberapa syuting terakhir selalu outdoor saat matahari sedang ganas-ganasnya. Alhasil, harus perawatan. Kasihan suami kalau di pelaminan, kulit saya hitam dan jerawatan.

Joy Roesma




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?