Butadon: ‘Buta’ berarti babi. Gaya racikan ini berkembang di Hokkaido, pulau di utara Jepang, tepatnya di Obihoro. Bumbu populernya relatif manis, seperti teriyaki, sebagaimana gyudon. Bisa ditaburi kacang polong, jamur bunashimeji, dan menggunakan potongan daging babi mengikuti selera Anda. Ada yang sangat berlemak atau potongan yang minim lemak, yang biasanya digunakan untuk memasak shabu-shabu.
____________________________________________________________
Tendon: Mudah diingat, tendon adalah singkatan dari tempura dan donburi. Tiger prawn tempura nan renyah menyertai ini, disajikan menggunung di atas nasi. Lainnya yang bisa dimasak ala tempura sebagai lauk adalah daun bayam, daging ikan, lotus root (rasanya mirip ubi), atau sayuran lainnya. Variasinya, tentamadon, tempura yang disiram telur mentah dan langsung ditangkup ke atas nasi panas!
_________________________________________________________________
Unadon: Singkatan dari unagi dan donburi. Donburi penuh energi yang terhitung klasik. Sudah ada sejak era Bunka (1804-1818). Topping-nya adalah fillet unagi (belut Jepang) montok (sisi berkulit menghadap bawah), yang dibakar dalam bumbu kabayaki (mirip rasa teriyaki). Caranya, unagi dioles tare, yakni soy sauce Jepang bercampur sake dan gula, lalu dibakar hingga berkaramel. Sansho (merica Jepang) ditaburi kala penyajian. Jika unagi dikukus dahulu sebelum dibakar agar lebih lunak, maka ini adalah racikan gaya Kanto, wilayah tengah pulau Honshu (Tokyo, Yokohama, dan Saitama termasuk di dalamnya).
_____________________________________________________________________
Oyakodon: ‘Oya’ berarti orangtua, ‘ko’ berarti anak, menggambarkan daging ayam dan telur yang menjadi teman nasi pada hidangan ini. Jika diganti daging sapi menjadi tanindon. Jika Anda ke area Kansai, wilayah selatan pulau Honshu (Kyoto, Osaka, dan Kobe termsuk di dalamnya), konohadon, versi mirip oyakodon dengan penggunaan kamaboko (potongan surimi alias ikan olahan) sebagai pengganti daging ayam.
_______________________________________________________________________
Katsudon: Fillet daging babi (tonkatsu) dan rempah daun (biasanya bawang daun) yang diberi baluran tepung roti dan telur, dimasak dalam teknik katsu. Tentunya, versi chicken katsu lebih dikenal luas. Sosukatsudon adalah versi yang mirip, namun tanpa telur, melainkan tonkatsu dengan potongan kubis dan racikan saus berbasis soy sauce. Katsudon juga bisa diberi saus kari yang dikental dengan dashi, menjadi sepinggan bernama Karedon. Mudah ditemui di restoran udon atau soba.
_______________________________________________________________________
Tekkadon: Nasi dengan lauk tuna sashimi, alias tuna yang tak dimasak. Jika ke Tsukiji Market di Tokyo, yang ini mudah ditemui, karena mengandalkan potongan tuna terbaik yang banyak dijual di pasar ikan. Hasilnya, aroma ikan yang segar, bukan amis. Apalagi semangkuk negitorodon, yang menggunakan negi (bawang daun) dan toro, yakni bagian fatty tuna yang terkenal penuh lemak dan rasa. Beri sedikit wasabi sebagai sengatan seru saat dilahap.
_____________________________________________________________________
Ikuradon: Jika lauknya adalah telur salmon, maka donburi bernama ikuradon. Santap selagi Anda di Hokkaido, di mana terdapat banyak pengembangan ikura. Yang lebih basic adalah nasi berlauk salmon sashimi.
________________________________________________________________________
Kaisendon: Yang sangat terkenal dan mudah ditemui di pasar ikan hingga restoran adalah Kaisendon. Yang ini berisi beragam seafood yang tidak dimasak, alias sashimi, dan biasanya dengan garnish daun shiso. Yang tak biasa mungkin akan berdelik ketika melihat tigar prawn dengan bagian badannya yang masih mentah. Karena beragamnya kualitas, maka topping matang seperti ragam katsu dan tempura memang pilihan yang lebih konsisten. (f)
Trifitria Nuragustina