Celebrity
Idealisme Bermusik Kunto Aji

25 Aug 2015

Sudah terlalu lama sendiri / sudah terlalu lama aku asyik sendiri / lama tak ada yang menemani / rasanya….                                      
 
Inilah penggalan lirik lagu fenomenal karya Kunto Aji (28) yang menjadi anthem bagi kaum lajang masa kini. Dengan muatan lirik yang mengena di hati, wajar saja bila lagu pop ini langsung melejit sejak pertama kali mengudara di radio ibu kota tahun lalu. Bahkan sampai mengantarkan Kunto Aji meraih penghargaan Breakthrough Artist of the Year di Indonesian Choice Awards 2015.

“Saya selalu mengusung tema yang kuat ketika menulis lagu. Khusus untuk lagu ini saya melakukan survei kecil-kecilan untuk mencari tahu mengapa orang memilih untuk melajang. Berpegang dari alasan mereka, kemudian saya mengangkat kisah para jomblo dari sudut pandang yang berbeda,” urainya.                    

Kesuksesannya ini adalah hasil dari kalkulasi yang terencana. Setelah tercatat sebagai jebolan Indonesian Idol tahun 2008, Kunto Aji mempersiapkan diri selama 6 tahun untuk kembali mendobrak industri musik tanah air. Meski banyak yang mencibir dan memandang sebelah mata, toh, penyanyi bersuara serak ini tetap mengikuti intuisi bermusiknya.

“Saya punya idealisme musik yang tidak bisa ditawar dalam berkarya. Kala itu, banyak label musik yang tidak sreg dengan lagu buatan saya. Mereka menyarankan untuk membawakan ulang lagu populer yang kurang sesuai dengan karakter saya,” cerita penyanyi yang akhirnya memilih untuk berkarya lewat jalur independen ini.    

Bagi Kunto Aji, tujuan bermusiknya adalah untuk menyampaikan berbagai kisah kehidupan kepada para pendengar. “Saya banyak membaca dan mencari tahu tentang banyak hal agar kisah yang saya ceritakan tidak tumpul,” ucap pengagum Sheila Majid, Eric Clapton, dan Oren Lavie ini.

Idealismenya dalam bermusik bahkan tak menggetarkan langkahnya bermusik di tengah maraknya isu pembajakan. Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi penyanyi yang masih merintis karier seperti dirinya, tapi pria berkacamata ini punya ’jurus’ jitu untuk menghadapinya.

“Daripada mengeluh, lebih baik saya mencari celah lain, salah satunya memanfaatkan media digital atau streaming. Selain itu, saya juga belajar bagaimana memasarkan musik dari segi bisnis,” ungkap pria yang tumbuh dan besar di lingkungan seniman Yogyakarta ini.

Sebelum total menceburkan diri ke industri musik, pria yang identik dengan rambut kribo ini sudah memiliki banyak bekal pengalaman. Sempat bergabung dengan grup vokal Boyz II Boys, ia juga membintangi film Senggol Bacok dan menjadi host acara musik di salah satu TV lokal. Prinsipnya, untuk menjadi seorang seniman sejati dibutuhkan keahlian yang lebih dari sekadar bernyanyi.

”Ilmu saat bermain film bisa saya terapkan ketika berakting di videoklip. Saat menjadi presenter, saya juga banyak belajar mengenai seluk-beluk industri musik dari sesama musikus dan pelaku industri musik. Setelah mempunyai ilmu yang dirasa cukup, saya baru membuat strategi bermusik dan akhirnya merilis single,” jelas pria kelahiran, 4 Januari 1987 ini.

Menilik ke belakang, lulusan Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta ini tak berambisi untuk menjadi penyanyi profesional. Walaupun hobi menyanyi, sebenarnya ia memiliki cita-cita terpendam sebagai seorang entrepreneur. “Sewaktu kuliah saya memang lebih fokus pada kegiatan akademis karena sudah berencana membangun bisnis. Namun, setelah terpilih sebagai finalis Indonesian Idol, barulah saya menyadari bahwa musik adalah   panggilan jiwa,” katanya.

Kunto Aji percaya, dengan keyakinan dan usaha yang keras segala impian dapat terwujud. Beruntung, ia dapat menjalani kedua bidang yang dicintainya secara beriringan. Kisah inilah yang ia angkat ke dalam single kedua berjudul Pengingat.  

”Masuk ke jalur independen, saya bisa melakukan dua passion saya secara bersamaan. Tak hanya berkreativitas musik, saya bisa mengaplikasikan ilmu bisnis yang saya peroleh untuk mengelola manajemen dan label rekaman sendiri,” ujar penyanyi yang sedang menyiapkan debut albumnya ini.(WORO HARTARI TRIANTI)

Foto: Dok.Woro


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?