Trending Topic
Dilema Posisi KPI

26 Feb 2015


Dilema Posisi KPI
Tiap kali ada pelanggaran yang dilakukan lembaga penyiaran, masyarakat selain mencerca dan memprotes lewat berbagai kanal –surat pembaca dan media sosial -- juga berharap banyak terhadap Lembaga Penyiaran Indonesia (KPI). Mana, nih, KPI, itu tolong ditindak ada pelanggaran, demikian kasarnya. Hal ini sangat disadari oleh Judhariksawan, Ketua KPI.
    Namun, mungkin belum banyak yang mengerti seperti apakah posisi KPI yang sebenarnya.  “Ketika KPI dibentuk, sebenarnya filosofinya adalah karena media penyiaran ini sebagai ranah publik itu diawasi publik sendiri. Jadi, nilai rasa, values-nya itu, bukan versi pemerintah, tetapi versi publik. Sehingga, kalau terjadi apa-apa, ya, silakan publik dengan publik yang saling berinteraksi, bukan pemerintah,” jelas Judhariksawan. KPI di sini adalah wakil publik, bukan wakil pemerintah.
Belakangan, kekuasaan yang diberikan kepada KPI itu kemudian mulai dikurangi, melalui judicial review ke Mahkamah Konstitusi (tahun 2003), yang membonsai kewenangan KPI sehingga kini KPI hanya bertugas sebagai pengawas isi siaran. “Dengan kata pengawas, berarti kami hanya berada di posisi mengawasi sesuatu yang sudah terjadi (tayang),” kata Judhariksawan. Ekspektasi masyarakat kepada KPI besar sekali, seolah-olah kalau ada masalah di penyiaran bisa diselesaikan lewat KPI, padahal secara legal tidak bisa langsung begitu. “Kami baru bisa bergerak kalau pelanggaran sudah terjadi,” imbuh Judhariksawan.
    Contoh pada kasus pernikahan Raffi-Nagita. Sebelum siaran live terjadi, semua orang sudah tahu karena sudah ada promosinya. Lantas, apakah KPI bisa melarang  siaran itu? “Seharusnya bisa, tetapi dengan posisi mengawasi, tunggu tayang dulu, kami melihat tayangannya seperti apa, sih? Lalu, setelah diamati ada pelanggaran, baru KPI menegur,” kata Judhariksawan.  Karena itu, wajar saja bila kita perhatikan, KPI seolah-olah selalu terlambat dalam bertindak. “Itu karena kami bukan lembaga sensor,” imbuh Judhariksawan, sambil mengatakan bahwa ia berkali-kali harus menjelaskan posisi KPI kepada masyarakat.(YOSEPTIN PRATIWI)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?