Health & Diet
Awas Kena Denda

17 Dec 2014


Aturan membawa obat juga penting dipelajari karena setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda. Beberapa negara seperti Amerika dan Australia sangat ketat dalam mengawasi masuknya obat-obatan ke dalam negara mereka. Bisa-bisa Anda kena denda jutaan rupiah untuk obat-obatan yang masuk daftar larangan mereka. Agar tidak kena masalah atau repot belakangan, ada daftar ketentuan yang perlu Anda pahami:
  • Cek aturan cutoms negara yang dituju sebelum berangkat dan termasuk negara transit. Mulai dari legalitas, persentase kandungan bahan aktif yang diperkenankan, hingga jumlah maksimum yang bisa dibawa. Informasi ini bisa diperoleh di kedutaan besar negara bersangkutan. Cek juga apakah subtitusinya tersedia di negara tersebut.  
  • Pemerintah Australia membatasi stok obat untuk keperluan tidak lebih dari 3 bulan. Obat tersebut juga harus terbungkus dalam kemasan orisinalnya, dan harus disertai surat keterangan dokter. Anda wajib melaporkan (declared) keberadaan obat ini di imigrasi saat kedatangan.
  • Amerika juga menerapkan peraturan yang serupa seperti Australia dengan tambahan larangan membawa obat-obatan dari jenis apapun tanpa disertai resep berbahasa Inggris dari dokter yang memberikan, dengan jumlah secukupnya sesuai rencana masa tinggal.
  • Eropa dan Kanada menolak masuk semua obat yang diproduksi di India, termasuk racikan bahan yang digunakan untuk pengobatan Ayurveda.
  • Ketentuan Jepang sebagai berikut: obat beresep diijinkan masuk dalam batasan suplai pemakaian 1 bulan, obat-obatan untuk pemakaian luar (non oral) bisa dibawa dengan jumlah masing-masing maksimal 24 buah, obat injeksi maksmal untuk suplai pemakaian selama 1 bulan, dan obat-obatan umum lainnya sebanyak 2 bulan suplai maksimum. Obat-obatan yang pemakaiannya harus di bawah pengawasan dokter tak diijinkan masuk.
  • Jika Anda butuh membawa obat melebihi batas yang ditentukan di atas, maka Anda wajib mendaftarkan obat tersebut dalam formulir ‘Yakkan Shoumei’ (semacam keterangan sertifikat barang impor) yang bisa diambil di kedutaan dan membawa formulir tersebut dan melaporkannya saat tiba di imigrasi Jepang.
  • Bahkan di Asia peraturan mengenai obat pun digalakkan, seperti misalnya di Hongkong. Sekalipun obat herbal Cina banyak digunakan di sana, Anda harus mengeceknya ke kedutaan sebelum berangkat apakah kandungan obat herbal yang akan dibawa aman dan diberi ijin masuk.
  • Bekali diri dengan ‘surat pengantar’ dari dokter yang menerangkan kondisi kesehatan Anda dan detail kandungan obat (termasuk nama generiknya) dalam bahasa Inggris. Menyimpan salinan resep obat juga penting untuk berjaga-jaga kehabisan stok obat atau hilang.
  • Khusus untuk obat cair, ada aturan penerbangan yang membatasi benda-benda liquid sebatas 100ml maksimal. Jika obat yang harus Anda bawa melebihi volume yang ditentukan, maka harus dibawa dalam beberapa botol terpisah ukuran 100ml dan laporkan saat kedatangan.
  • Hati-hati jika Anda membawa antibiotik atau obat yang mengandung narkotik atau penenang seperti vallium, harus disertai dengan pengantar berbahasa Inggris dari dokter dan salinan resep.
  • Anda boleh membawa termos untuk menjaga suhu obat yang butuh berada pada temperatur ruang.  Atau cool bag dan ice pack jika obat tersebut harus disimpan dalam suhu yang dingin (jika Anda traveling ke daerah yang panas seperti Timur Tengah).  
  • Jangan membawa obat tanpa label, termasuk obat-obatan herbal tradisional Cina/Indonesia dan jamu, terutama jika tak pernah mengonsumsi sebelumnya. “Selain risiko bermasalah di imigrasi negara asing dan jika tubuh memberi reaksi penolakan akan sulit ditangani oleh pihak medis luar negeri karena tidak diketahui komposisinya,” ingat dr. Dante.
  • Jika Anda berniat membawa obat-obatan herbal atau jamu (termasuk tolak angin). Anda harus mengisi lembar declare imigrasi untuk menerangkan kandungan dan kegunaan obat herbal yang Anda bawa itu. Sebaiknya, obat yang dibawa masih memiliki label merek. Lebih baik jika ada salinan resep dari dokter agar tak menimbulkan kecurigaan sebagai obat terlarang.

Reynette Fausto


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?