Career
Aturan Trip Bisnis Bareng Bos (Bagian I)

1 Nov 2011

Berapa kali dalam setahun Anda bepergian dengan atasan? Setidaknya mungkin satu kali. Antara bangga, dipercaya mendampingi bos untuk tugas penting (sambil jalan-jalan lagi!), juga gamang, membayangkan bakal banyak ‘ranjau’ yang bisa membuat hubungan personal Anda dengannya malah runyam. Apalagi kalau perginya menginap dan sampai berhari-hari.

Di luar kantor, tak ada lagi dinding pemisah ruang. Terlalu santai, Anda bisa dianggap sok dekat dan tidak sopan. Terlalu formal, Anda bisa dianggap karyawan yang kaku. “Yang penting, tepislah anggapan bahwa trip ini tegang dan menyeramkan. Trip dengan bos tak ubahnya trip dengan rekan kerja. Hanya, etika harus lebih dijaga,” kata Cherry Zulviyanti Riadi, Psi, konsultan senior Experd. Yuk, pelajari situasi, agar sikap Anda pas di mata bos.

Menunggu boarding, saya bingung mau mengajak bos ngobrol tentang apa. Selama ini hubungan kami sebatas hubungan profesional.

Kebingungan bisa dicegah bila sebelum berangkat Anda sudah mempelajari kebiasaan bos. Soal tugas dan tanggung jawab atasan, tentu Anda sudah hafal. Tapi, tahukah Anda tentang hobi, kegemaran, kegiatan sosial, dan rutinitasnya?

Mengetahui sisi kepribadian dan gaya hidup bos itu penting, agar Anda lancar mengisi waktu kosong bersama, ngobrol tentang hal-hal yang menarik hati bos. Misalnya, tentang serunya memancing, atau tingkah lucu anak bos yang duduk di kelas 2 SD. Juga, agar Anda tak sampai salah bertingkah. Contohnya, untuk mengisi waktu luang di sela-sela agenda rapat, Anda mengajak bos berwisata kuliner makan steak, padahal bos Anda seorang vegetarian.

Bersama dengan bos di dalam mobil menuju tempat meeting, bolehkah saya merapikan make up?

Jangan merapikan dandanan di depan bos, khususnya bos pria. Lakukan di kamar mandi sebelum berangkat. Atau, ketika sampai di lokasi meeting, pamitlah sebentar. Kecuali, jika bos Anda sesama wanita, dan dia orang yang luwes tentang pentingnya menjaga penampilan.

Sore setelah selesai meeting, bolehkah memenuhi janji temu dengan kerabat yang tinggal di kota itu?

Jangan terlalu berharap keinginan Anda untuk bertemu kerabat terpenuhi. Membuat agenda pribadi di tengah perjalanan bisnis adalah hal yang tidak disarankan. Meski tugas Anda telah selesai, Anda masih dalam perjalanan bisnis yang dibiayai kantor. Kecuali, jika Anda mengenal bos sebagai orang yang sangat kekeluargaan dan luwes. Jangan lupa menyampaikan rencana Anda ini sebelum berangkat.

Anda bisa mengatakan, “Bu, saya baru pertama kali ke Mataram. Saya punya seorang sepupu yang belum pernah saya jumpai di kota itu.” Bila bos tak merespons apa pun, buang jauh-jauh rencana itu. Jika bos memberi izin, sebaiknya pertemuan itu dilakukan satu jam saja. Kerabatlah yang datang ke tempat Anda menginap, sehingga Anda tidak perlu meninggalkan hotel.

Duduk bersebelahan dengan bos di pesawat, bolehkah sambil membaca tabloid gosip?

Tunda dulu keinginan mengejar kabar dari infotainment. Anda tak perlu juga berpura-pura membaca majalah bisnis yang serius. Bacalah koran, atau menulis hal-hal ringan pekerjaan di agenda. Dengan begitu, bos tak merasa terpaksa harus mengajak Anda bicara sepanjang penerbangan, dan juga sebaliknya. Jangan pula mengajak bos membicarakan rencana meeting nanti. Karena, saat itu bukanlah waktu yang tepat. Namun, jika bos yang lebih dulu mengajak berdiskusi, tanggapilah dengan sungguh-sungguh.

Usai presentasi, bolehkah menolak ajakan bos untuk mendengarkan musik di lounge, dan memilih nonton TV saja di kamar hotel?

Walaupun Anda tak mau ketinggalan episode baru serial Cougar Town yang sedang seru-serunya, sebaiknya penuhi permintaan bos. Itu justru kesempatan yang tepat agar perjalanan makin menyenangkan. Sisihkan keinginan pribadi Anda. Namun, jika Anda merasa sedang tidak fit, sehingga tak mungkin menghabiskan waktu hingga larut malam di lounge, katakan terus terang. Biasanya, bos  akan memaklumi ketidakhadiran Anda.

Sambil bersantai di lounge, bos minta dibocorkan gosip terbaru di kantor. Apa yang harus saya lakukan?

Anda bisa menanggapi dengan diplomatis, tapi tetap luwes. Misalnya, bos memancing dengan pertanyaan, “Mirna sedang patah hati, ya? Tega sekali, ya, Andri memutuskan hubungan.” Tanggapilah dengan singkat, “Yang saya dengar juga begitu, Bu.” Kalau bos bertanya lebih lanjut, bilang saja Anda tak mengetahui lebih jauh. Anda, toh, tak ingin nantinya bos mengandalkan Anda untuk memenuhi kebutuhan info gosipnya ini. Jadi, pagari diri Anda segera. (f)

Apa yang harus Anda lakukan jika sekamar dengan bos (sesama wanita)? Klik di sini!



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?