Celebrity
Apresiasi Penggemar

13 Nov 2014


“Mister Putra, Mister Putra! You’re Arifin Putra from The Raid 2, right?” tanya seorang pejalan kaki yang kebetulan lewat di lokasi syuting film Supernova (2014), di dekat monumen Lincoln Memorial, di Washington D.C. Sama sekali tak menyangka akan dikenali orang asing di Amerika Serikat, Arifin (27) sempat tertegun sejenak. “Saya merasakan apresiasi yang berbeda sejak bermain sebagai Ucok. Orang menghampiri, menjabat tangan saya, dan mengatakan  mereka menyukai karya saya. Rasanya luar biasa,” tutur Arifin.

Apresiasi Penggemar
Sudah meniti karier sebagai model dan aktor dengan sederet  sinetron dan film selama kurang lebih 14 tahun, Arifin saat ini sedang menikmati buah kerja kerasnya. Namanya kini berada di radar para sutradara papan atas untuk proyek-proyek film bergengsi. Salah satunya baru saja ia selesaikan, yaitu Supernova, film adaptasi novel bestseller karangan Dewi Lestari, di mana Arifin bermain sebagai Reuben.
    Siang itu femina bertemu Arifin di Tugu Kunstkring Paleis, di bilangan Jakarta Pusat. Ia baru saja pulang dari AS dan sedang menarik napas sejenak sebelum melakukan rangkaian promo menjelang rilis Supernova di akhir tahun. Karena sedang tidak diburu jadwal padat layaknya artis yang sedang naik daun, Arifin menikmati tur singkat keliling gedung bekas kantor imigrasi peninggalan zaman Belanda yang berusia 100 tahun itu.
    Sambil menyesap kopi espresso dan mencicipi poffertjes, Arifin mengenang masa-masanya menjadi idola remaja, ketika namanya melejit sebagai bintang sinetron. Dulu kalau sedang tidak syuting, hari-harinya diisi dengan road show ke daerah-daerah bersama pemain lainnya, termasuk parade keliling kota di atas mobil bak terbuka atau di atas panggung hiburan.
“Saya muncul di panggung, menyapa lautan penggemar di hadapan saya, mereka menjerit histeris, lalu saya turun lagi. Begitu seterusnya. Rasanya surreal,” kenang pria kelahiran Mainz, 1 Mei 1987, itu.
    Dengan postur setinggi 1,83 meter dan paras ‘indo’, Arifin sudah pasti menjadi objek afeksi banyak penggemar wanita. “Ada yang kabur dari rumahnya di daerah demi menyambangi saya di lokasi syuting di Jakarta. Ada juga yang panik minta foto bareng hanya karena pernah melihat saya di televisi. Padahal, ia tidak tahu nama saya,” cerita Arifin, sambil menirukan gaya penggemarnya yang polos itu dengan kocak.
    Sekarang, situasinya sedikit berbeda. Hari-hari penuh histeria itu berganti dengan syuting di luar negeri, rangkaian promosi dan wawancara red carpet dengan jurnalis dan kritikus film di festival bergengsi, yaitu Sundance Film Festival 2014 di Utah dan teater Sunshine Landmark di New York, di mana The Raid 2: Berandal ditayangkan perdana di AS.
Terlihat di berbagai video wawancaranya di sana, Arifin selalu membahas film dan karakter yang ia mainkan dengan kedalaman tertentu, membuat para jurnalis dari seluruh dunia begitu antusias mengajaknya ngobrol panjang lebar. Berkat film action sarat perkelahian epik itu juga, pria bernama lengkap Putra Arifin Scheunemann ini sekarang penggemarnya merambah ke segmen pria, yang menghampirinya dengan cenderung lebih kalem.
    Meski begitu, sekarang pemain film Macabre (2009) dan Rumah Dara (2010) ini masih memiliki basis penggemar wanita yang besar yang selalu rajin mengikuti kiprah idolanya itu, online dan offline. Mereka menjuluki dirinya sebagai ‘finions’, dari kata Arifin dan minions, dan sering mengorganisasi berbagai kegiatan gathering, mulai dari makan-makan, nonton, atau bermain paintball.  
Selain meluangkan waktu untuk hadir dan meladeni permintaan foto bareng, Arifin juga senang membalas pertanyaan-pertanyaan lewat video di YouTube. “Mereka memberi perhatian lebih untuk saya. Tiap saya ada event, mereka selalu datang,  tiap saya main sinetron, suka atau tidak suka, mereka tetap menonton. Sudah sepantasnya saya membalasnya,” tutur Arifin.
    
Merintis Bisnis
Cangkir kopi kedua sudah dipesan, hari  makin sore di Kunstkring Bread & Coffee Corner ketika perbincangan femina dan Arifin mulai mengarah ke topik yang agak serius. Misal, rencana ke depan kariernya di dunia akting.
“Saya ingin bermain film dengan cerita yang memiliki konteks lokal Indonesia, tapi bisa diterima oleh masyarakat internasional. Ternyata yang seperti itu yang sedang dicari di luar sana. Tapi memang belum banyak yang bisa membuatnya,” cetus Arifin. Katanya, hal ini ia pelajari dari pengalamannya menjadi cameo dalam film pertama Brunei Darussalam yang laku di pasar internasional, yaitu Yasmine (2014).
Atau, minat terpendamnya pada dunia bisnis dan hobinya membaca majalah-majalah finance. Ternyata, Arifin punya passion tersembunyi untuk berbagi tip tentang financial planning dari kacamata orang awam. “Saat ini saya sedang mencoba-coba menulis tip-tip keuangan. Ringan-ringan saja. Tapi saya belum tahu siapa yang mau menerbitkan,” ujar Arifin.
Selain itu, ia juga sedang merintis usaha bersama Ferdi Soelaiman, yaitu sebuah production house bernama Lingkarmera. “Sekarang  makin banyak website yang membutuhkan konten video, jadi kami berusaha untuk memenuhinya,” ujar Arifin, yang berlaku sebagai produser di sana. PH yang ia mulai tahun 2011 ini tampaknya akan menjadi awal dari rencana jangka panjang Arifin untuk menjadi seorang pebisnis.
Ingin ngobrol yang lebih santai, mata femina tertuju pada koper besar berisi pakaian yang dibawa Arifin dan asistennya. Padahal, ia hanya diminta untuk membawa satu pakaian alternatif untuk pemotretan kali ini. “Harap maklum, kami memang selalu penuh persiapan,” ujar pencinta watersports itu.
Belakangan Arifin sering muncul di berbagai halaman mode pria, mengenakan baju-baju desainer yang paling gaya. Tapi ternyata, ia justru mengaku tidak begitu fashionable. “Makanya kalau difoto untuk fashion dan disuruh pakai apa pun, saya terima nasib saja,” candanya.
Yang jelas, sejak popularitasnya terus menanjak, Arifin mengaku tidak bisa berpakaian sembarangan. “Sudah lama saya seperti didoktrin tidak boleh keluar rumah hanya memakai celana pendek atau sandal jepit. Karena rasanya kurang representatif kalau tiba-tiba ketemu orang yang minta foto bareng lalu di-post di media sosial,” ujarnya.
Sebelum mengakhiri sesi wawancara dan beranjak untuk mencari beberapa spot di Kunstkring yang cocok untuk pemotretan, femina menghadiahi Arifin majalah dengan sampul Tara Basro. Melihat wajah kekasihnya itu di sampul majalah, ia tak berkomentar banyak. Hanya, “Oh, hello,” katanya, sambil tersenyum penuh arti.
    
PRIMARITA S. SMITA



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?