Menjelajah tempat wisata atau mencicipi kuliner lokal, apa pun itu, liburan intinya adalah tentang bersenang-senang. Masalahnya, lama perjalanan, perbedaan waktu, atau jenis makanan bisa memancing penyakit yang membuat perjalanan Anda amburadul. Dr. Inayah Budiasti Sutiko, M.S., SpGK, dari Hang Lekiu Medical Center, Jakarta, akan memandu agar liburan Anda jauh dari problem pencernaan.
Aduh, diare!
Penyebab: Gejala diare yang biasa dialami pelancong paling sering disebabkan oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri salmonella, atau polutan (debu) yang terinfeksi bakteri. Apalagi kalau dalam liburan ini Anda banyak beraktivitas di luar ruangan. Makanan terlalu pedas dan berbumbu, seperti masakan di negara India, Malaysia, atau Asia Selatan, juga bisa menimbulkan diare.
Strategi:
- Minum dari air botol yang terjamin kebersihannya.
- Beberapa negara menyediakan air keran minum. Namun, jika Anda tidak yakin terhadap kehigienisannya, lebih baik minum atau berkumurlah dengan air mineral kemasan.
- Hindari minum es batu di penjual kaki lima.
- Hindari susu dan produk olahan susu yang tidak dikemas secara meyakinkan. Hindari juga jika Anda tidak tahan protein susu atau intoleransi laktosa.
- Makan buah yang dapat dikupas.
- Meski tampak menarik, hindari makanan yang tidak terlindung dari debu dan lalat. Kelezatannya tak seberapa dibanding risikonya.
- Hindari makanan yang diambil langsung menggunakan tangan yang kotor oleh penjualnya.
- Pastikan makanan dan minuman yang Anda konsumsi sudah dimasak. Hindari makanan yang mentah, seperti salad sayuran. Sebab, Anda tidak bisa memastikan bahwa buah atau sayuran tersebut dicuci dengan sempurna dan bebas dari zat-zat pestisida.
- Jika sehari-harinya Anda tak tahan pedas, hindari bumbu yang medok.(f)
Cairan Pengganti Oralit
