Health & Diet
7 Keluhan Genital Pria

12 Feb 2016

Demi kehidupan seksual yang sehat, sebaiknya Anda juga memperluas wawasan tentang kesehatan organ intim pria. Berikut ini penjelasan dari dr. Anita Gunawan M.S., Sp. And dari RS Pondok Indah Jakarta mengenai tujuh keluhan genital yang biasa dialami pria dan perlu diwaspadai.       

Keluhan #1: Gatal-gatal
Gatal-gatal bisa disebabkan oleh alergi atau infeksi jamur.  Alergi  disebabkan antara lain oleh pemakaian sabun atau bahan celana dalam. Jenis celana dalam yang mudah menyebabkan alergi adalah jenis yang kurang bisa menyerap keringat dengan baik, seperti sutra dan nilon/spandeks. 

Solusi: Tidak ada perbedaan antara gatal karena alergi atau infeksi jamur. Jika ada ruam-ruam, dokter spesialis kulit dan kelamin bisa memeriksa dan mendiagnosis penyebab pastinya.   Namun, gatal-gatal yang terjadi karena jamur hanya dapat diobati dengan pemberian salep atau krim antijamur. Sementara itu, gatal-gatal yang disebabkan alergi hanya bisa diatasi dengan menangani sumber alerginya, misalnya dengan mengganti sabun mandi atau bahan celana dalam yang dikenakan.
 
Untuk mencegah atau mengatasi terjadinya gatal-gatal karena alergi, para pria untuk sebaiknya mengganti celana dalam  tiap habis mandi atau dua kali sehari. “Kenakan celana dalam berbahan katun yang lebih menyerap keringat. Bersihkan juga area organ intim secara cermat. Pada pria yang tidak disunat, jangan lupa membersihkan kulup atau kulit yang menutupi kepala penis agar smegma (kotoran-kotoran putih) tidak bertumpuk-tumpuk di bagian lipatan dalam kulup,” jelasnya. 

Keluhan #2: Kutil atau bintik-bintik pada area kelamin
Kemungkinan, ia menderita kutil kelamin. Penderita kutil kelamin biasanya merasa tidak nyaman, gatal-gatal, atau perih di sekitar area genitalnya. Namun, ada juga penderita yang tidak merasakan gejala apa pun.

Kutil kelamin adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh HPV (human papilloma virus). Beberapa jenis HPV dapat memicu perubahan abnormal pada sel-sel tubuh. Perubahan yang tidak segera terdeteksi dan ditangani ini bisa berkembang menjadi kanker. Kanker penis dan kanker anus termasuk komplikasi yang dapat ditimbulkan infeksi HPV. 
Yang perlu Anda waspadai, pria yang terinfeksi HPV dapat menularkan infeksi tersebut kepada pasangannya melalui hubungan seksual. Pada wanita, infeksi HPV, khususnya HPV tipe 16 dan 18, dapat menyebabkan kanker serviks.

Solusi: Melakukan hubungan seksual yang aman dengan menggunakan kondom dan setia kepada pasangan terbukti dapat mencegah pria terkena IMS seperti kutil kelamin. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terhadap lesi (jaringan yang fungsinya terganggu akibat penyakit atau cedera), antara lain bentuk, warna, jumlah dan sifat lesi. Kutil kelamin dalam tahap ringan bisa lebih cepat disembuhkan bila kekebalan tubuh penderita baik, tentunya didukung dengan pola makan sehat, olahraga teratur, serta perilaku seksual yang baik. 

Keluhan #3: Perih dan rasa terbakar saat berkemih 
Kemungkinan pria mengalami infeksi saluran kencing atau uretritis. Biasanya disertai dengan gejala lain seperti kemerahan pada mulut penis dan keluarnya cairan jernih dari penis. Keluhan ini tergolong IMS dan ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi. 

Solusi: Pemeriksaan awal untuk mendiagnosis infeksi saluran kencing adalah pemeriksaan sampel urine. Pemeriksaan lanjutan meliputi pencitraan saluran kencing dengan CT scan atau rontgen, serta cystoscopy (prosedur untuk melihat langsung bagian dalam uretra dan kandung kemih menggunakan kamera kecil).

Keluhan #4: Keluar cairan pekat putih atau nanah
Penyakit IMS lainnya adalah gonore yang memiliki gejala nyeri saat berkemih, kemerahan pada ujung penis, dan adanya cairan yang keluar dari anus yang memberi rasa tidak nyaman. Penyebabnya adalah bakteri neisseria gonorrhoeae yang dapat menyebabkan infeksi pada uretra, anus, tenggorokan, bergantung pada bentuk kontak seks yang dilakukan. Gonore ditularkan melalui hubungan seksual tanpa menggunakan kondom.

Solusi: Diagnosis gonore pada pria bisa dilakukan dengan menguji sampel urine atau dengan memeriksa sampel cairan yang keluar dari penis. Untuk mencegah penularan pada orang lain atau terinfeksi kembali, penderita sebaiknya tidak berhubungan seks hingga perawatan benar-benar tuntas dan pemeriksaan ulang telah terbukti negatif (baik hasil pemeriksaan penderita maupun pasangannya yang tertular).  

Keluhan #5: Gelembung-gelembung kecil 
Timbulnya gelembung (blister) kecil berwarna bening --bisa satu atau beberapa-- di sekitar organ intim pria merupakan salah satu gejala herpes genital (walau terkadang herpes tidak menimbulkan gejala). Gelembung dapat pecah (masa ini disebut outbreak) dan menimbulkan bekas luka seperti seriawan. Gejala lainnya adalah flu, demam, atau nyeri-nyeri pada tubuh. Penyakit ini bersifat kronis, berulang-ulang dan sangat  dipengaruhi daya tahan tubuh. 

Herpes genital adalah penyakit IMS yang disebabkan virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) atau tipe 2 (HSV-2). Tipe 1 biasa ditemukan di daerah mulut (herpes oral) dan tipe 2 disebut herpes genital. Virus ini dapat menjangkiti Anda melalui hubungan seksual. 

Solusi: Dokter dapat melakukan diagnosis melalui inspeksi visual, pemeriksaan kultur virus, atau tes darah.

Keluhan #6: Benjolan pada kantong/buah zakar
Kemungkinan penyebabnya banyak, tiga di antaranya adalah  kista epididymis atau spermatokel, hernia inguinalis, dan tumor/kanker testis. Kista epididymis adalah benjolan akibat penumpukan cairan pada epididymis, struktur yang terletak di atas dan di sekeliling testis atau buah zakar. Kista epididymis bisa terjadi karena peradangan. Jika benjolan tersebut mengandung sel sperma, disebut juga spermatokel. 

 Hernia inguinalis terjadi saat sedikit isi perut (jaringan membran pelapis perut atau bagian dari usus) ‘turun’ melewati titik lemah di dinding perut lalu masuk ke daerah selangkangan atau kantong zakar. Tonjolannya terasa lebih sakit saat batuk, membungkuk, atau mengangkat benda berat. 

Tumor atau kanker testis termasuk penyakit yang jarang terjadi. Penderita umumnya pria berusia 20-40 tahun. Pria ras kulit putih lebih berisiko terkena penyakit ini. Bila seseorang memiliki ayah atau saudara kandung yang terkena kanker testis, maka risiko orang itu untuk terkena kanker testis meningkat dua kali lipat.   Gejala lainnya adalah pengerasan pada testis sehingga testis terasa berat, nyeri, dan sulit membuahi. Walaupun kanker testis tidak sering dijumpai,  tak ada salahnya mewaspadai gejalanya. 

Solusi: Selain faktor pertambahan usia, ada beberapa faktor risiko hernia yakni obesitas, sering mengangkat beban berat, atau menderita konstipasi jangka panjang. Karena itu, upayakan pola hidup sehat untuk menghindari faktor-faktor risiko ini. 

Pada umumnya, kista ini tidak berbahaya dan tidak menyebabkan gangguan kesuburan. Namun, apabila terjadi keluhan (nyeri, tidak nyaman, menjadi lebih besar), maka dapat dilakukan operasi untuk menghilangkan kista. Operasi untuk mengangkat kista epididymis merupakan operasi yang umumnya aman dan jarang menyebabkan komplikasi. 

Jika itu hernia, jangan anggap remeh masalah ini karena hernia dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya, antara lain gangguan usus atau terhambatnya aliran darah pada jaringan hernia yang terjepit. Sedangkan pada kanker testis, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan ultrasound scrotum (yang menghasilkan gambaran anatomi testis) untuk menentukan apakah benjolan bersifat jinak atau ganas. 

Pemeriksaan lainnya adalah tes darah karena terdapat hormon tertentu di dalam darah penderita yang berfungsi sebagai penanda tumor. Selanjutnya adalah pemeriksaan biopsi, yakni mengambil sampel sel dari tumor untuk diperiksa di laboratorium. 

# Keluhan 7: Nyeri pada selangkangan, panggul, dan penis
Bila disertai oleh gejala lain seperti sering mengalami dorongan kuat untuk berkemih dan nyeri saat berkemih, atau nyeri di perut, paha dan punggung bawah, bisa jadi pria mengalami radang kelenjar prostat atau prostatitis. Pada beberapa penderita, gejalanya juga termasuk demam atau menggigil, sakit saat ejakulasi, dan terdapat darah pada urine.    

Penyebab pasti prostatitis belum diketahui, tetapi pada beberapa kasus gangguan ini disebabkan oleh penyebaran bakteri dari kandung kemih dan saluran kencing. Pada beberapa kasus lain, peradangannya tidak disebabkan oleh bakteri. Berbeda dari gangguan prostat lainnya seperti BPH (benign prostate hyperplasia) yang umumnya diderita pria berusia lanjut, prostatitis dialami oleh banyak pria lebih muda atau di bawah usia 50 tahun. 

Solusi: Makin bertambah usia seorang pria, maka  makin tinggi pula risikonya mengalami gangguan prostat apa pun. Karena itu, cegahlah dengan menjalani gaya hidup sehat, menjaga pola makan sehat, serta melakukan seks yang aman dan bertanggung jawab. Jika pria mengalami gejala-gejala gangguan prostat, segera periksakan diri pada dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?