Trending Topic
Tak Perlu Tersinggung, Begini Kira-kira Gambaran Khas Orang Indonesia Zaman Now

5 Nov 2018


Cebong atau Kampret?
 
Ya, saat ini lupakan sejenak bonek, jakmania, arema, viking atau fans fanatik klub sepak bola. Bukan berarti mereka tidak eksis, karena, toh, para suporter hardcore ini masih berjaya di pinggir lapangan hijau, juga di jalan-jalan ketika timnya sedang bertanding. Tapi, belakangan ada dua kelompok lain yang begitu ini sulit untuk disatukan.
 
Dari ranah politik, ada kelompok cebong, yang ditujukan untuk pendukung Jokowi, dan kampret, yang biasanya merujuk pada pendukung Prabowo Subianto. Keduanya saling berhadapan, saling tuding, saling merendahkan.
 
Memang tidak semua orang secara definitive menjadi cebong atau kampret, tetapi secara garis besar, inilah dua kelompok besarnya. Makanya. tak aneh bila kita ketik kata cebong di mesin pencarian, yang muncul di halaman pertama Google bukan makhluk hitam imut yang berenang-renang di kolam. Padahal, cebong alias berudu adalah anak kodok. Demikian pula ketika kita ketik kampret, hanya satu dua tautan yang benar-benar berisi sungguhan tentang anak kelelawar.
 
Cebong atau cebongers adalah julukan yang awalnya bernada olok-olok setelah Joko Widodo diketahui memelihara kodok. Sementara kampret, tidak ada yang tahu pasti asal muasalnya. Tapi, ada yang mengatakan, Koalisi Merah Putih (KMP) yang mengusung Prabowo Subianto di pilpres 2014. KMP diplesetkan jadi kampret!
 
Pertarungan dua kubu yang fanatik juga terjadi di panggung musik dangdut ketika belakangan muncul dua biduanita dari panggung rakyat, dan berhasil memenangkan hati para netizen: Nella Karisma dan Via Vallen. Kecantikan memang relatif, tapi yang jelas wajah keduanya sedap dipandang, dan tidak melulu mengandalkan goyangan.
 
Nella terkenal lewat lagu Jaran Goyang (ketika artikel ini ditulis sudah ditonton 179.310.542 kali di YouTube) dan Via terkenal dengan lagu Sayang (ditonton 3.337.713 kali). Meski keduanya sama-sama berasal dari Jawa Timur, penggemarnya ternyata tidak sama bahkan berkubu. Baik Vyanisty (penggemar Via Vallen) maupun Nella Lovers (fans Nella Karisma) sama-sama ngotot bahwa pujaannyalah yang paling baik.
 
Padahal, dua-duanya, toh, menggunakan genre dangdut koplo. Yang juga sengit adalah rombongan penggemar Anggun melawan fans Agnezmo. Setiap saat timeline diramaikan kehebohan mereka.
 
Menurut Bambang, dari kacamata antropologi, saat ini Indonesia sedang di fase luminal atau tahap inisiasi atau sedang berada di titik tengah dari satu tahap ke tahap yang lain. “Periode inisiasi itu adalah tahap yang paling rawan,” katanya, mengutip pendapat antropolog Victor Turner.
 
Salah satu karakter dari tahap luminal adalah ketika kita ‘terpaksa’ atau ‘dipaksa’ menerima masukan dari segala hal, entah itu hal yang baik maupun yang buruk. “Saat ini Indonesia diinisiasi oleh berbagai macam hal, mulai dari ideologi, pengaruh, maupun teknologi, yang dengan gampang masuk. Hal inilah yang kemudian membuat ketegangan demi ketegangan muncul di masyarakat. Di saat seperti ini memang dibutuhkan orang yang mengerti dan bisa mengarahkan mereka melewati tahapan yang kritis ini untuk melangkah ke tahap selanjutnya,”
jelas Bambang.
 


Topic

#politik, #trendingtopic, #jokowi, #prabowo, #pemilu

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?