Trending Topic
Nilai Positif - Negatif di Balik Keseruan FaceApp

20 Jul 2019

Foto: Twitter

Lini masa media sosial Anda belakangan kebanjiran wajah-wajah penuh kerut dan rambut beruban? Netizen sedang tergila-gila dengan FaceApp, aplikasi yang menggunakan kecerdasan buatan untuk memperkirakan seperti apa wajah dari foto yang diunggah beberapa puluh tahun mendatang.

Aplikasi ini makin viral saat selebritas seperti kakak beradik Jonas, Carrie Underwood, dan Agnes Monica ikut-ikutan mengunggah 'wajah tua' mereka. Para aktivis lingkungan pun menggunakannya untuk membuat masyarakat menyadari seperti apa wajah bumi puluhan tahun mendatang. Ada pula yang bilang, tak perlu FaceApp untuk tahu kalau botol air mineral yang tidak hancur meski sudah puluhan tahun.

Namun belakangan aplikasi ini dicurigai akan mencuri data hingga mengganggu keamanan negara Amerika, mungkin karena aplikasi ini dikembangkan perusahaan Rusia? Hal ini sudah disanggah oleh CEO FaceApp, Yaroslav Goncharov. Seperti dikutip dari The Guardian, ia bilang hanya satu foto pilihan pengguna yang disimpan di cloud selama 48 sebelum dihapus secara otomatis, dan aplikasi tidak akan mengambil data foto dari pengguna.

Mengutak-atik wajah menggunakan aplikasi belakangan memang jadi viral. Sebelumnya netizen juga beramai-ramai mengubah wajah menjadi gender yang berbeda menggunakan aplikasi Snapchat. Lalu mengubah wajah sekarang kembali jadi anak-anak, bahkan bayi. Mengapa aplikasi seperti ini begitu menarik untuk dicoba? Padahal biasanya orang menggunakan filter untuk menghapus segala kerut dan noda sebelum mengunggah foto di media sosial, mengapa foto penuh kerut olahan FaceApp malah bangga dipamerkan?

Menurut  psikolog kecenderungan untuk mencoba aplikasi pengubah wajah tadi didorong oleh hasrat untuk menggali berbagai sisi diri kita yang berbeda-beda. Mengutip dari Business Insider, psikolog sosial William Chopik dari Michigan State University, secara alami orang selalu ingin tahu segala sesuatu tentang dirinya. Segala sesuatu dalam kehidupan kita di masa depan penuh ketidakpastian, jadi masukan apapun yang bisa membuat kita memprediksi masa depan seperti aplikasi itu akan berguna.

Meski terkesan hanya bersenang-senang dan mengundang gurauan, tapi menurut William di balik itu ada pemikiran meski semua orang akan tua suatu saat nanti tapi sesungguhnya yang ingin ditekankan adalah sekarang mereka masih muda. 

Sisi bagusnya, ini mungkin akan menyadarkan bahwa Anda juga bakal tua, menumbuhkan empati, serta mengurangi stigma pada lansia yang kerap dipandang negatif oleh orang muda. Tentu saja FaceApp hanya memprediksi tampilan luar seseorang, tapi tidak menggambarkan bagaimana perasaan Anda puluhan tahun mendatang. Kalau itu juga dijabarkan, mungkin Anda tak bisa tertawa. 

Melihat tampilan di masa depan juga bisa membuat pengguna memikirkan gaya hidupnya saat ini. Paling tidak sudah bisa memperkirakan pola makan, olahraga, hingga perawatan kulit yang harus dilakukan sejak sekarang kalau ingin menjadi tua seperti yang diinginkan. Ya,csejujurnya, tak sedikit pengguna yang mencoba beberapa foto untuk diproses menjadi 'tua' hingga mendapat hasil yang sesuai keinginan mereka, sebelum menggunggahnya di media sosial. (f)

Baca Juga:

Trauma Korban Pelecehan Seksual
Berhijab dan Siang Hari Tak Berarti Aman Dari Pelecehan Seksual di Ruang Publik
Ini Aplikasi Pendukung Traveling Paling Disukai Milenial
 
 
 


Topic

#aplikasi, #gadget, #psikologi

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?