Trending Topic
Makna di Balik Tradisi Menutup Kepala di Berbagai Belahan Dunia

15 Jun 2018


Foto : 123RF
 
Selama berabad-abad, penggunaan penutup kepala bagi wanita menjadi tradisi, bahkan jauh sebelum munculnya agama-agama semit (Yahudi, Kristen, dan Islam). Alasannya beragam, sebagai simbol kehormatan, identitas, harga diri, hingga menunjukkan status yang tinggi. Seiring zaman, penggunaan penutup kepala tak lekang di makan waktu, bahkan kini juga sebagai bentuk fashion statement.
 
Seperti diungkap oleh Prof. Sumanto Al Qurtuby, profesor antropologi dari Universitas King Fadh, Arab Saudi, sejarah mencatat setidaknya sejak tahun 2500 SM sudah ditemukan tradisi menutup kepala. Misalnya dalam kebudayaan Mesopotamia kuno atau Assyria (Suria), dengan adanya aturan hukum tentang tata cara wanita berbusana.
 
Di masa itu, memakai penutup kepala terbatas untuk para wanita dari kaum bangsawan, sebagai pembeda dari wanita biasa. Ada pula aturan yang melarang wanita biasa mengenakan penutup kepala. Jika melanggar, mereka akan mendapatkan sanksi Tradisi Mesopotamia kemudian diteruskan oleh Yunani kuno. Bisa dilihat dari patungpatung wanita di zaman itu yang terkadang mengenakan penutup kepala, bahkan hingga ke wajah. Namun, di masa itu menutup kepala dilakukan oleh semua wanita, tidak memandang derajatnya.
 
Praktik menutup kepala ini kemudian berlanjut dalam peradaban Yahudi dan Kristen. Sejumlah ayat di kitab suci dua agama ini berisi perintah menggunakan penutup kepala bagi para wanita. Baik agama Yahudi maupun Kristen mensyaratkan penggunaan penutup kepala sebagai simbol kesederhanaan dan kepantasan.
 
Tak heran hingga kini di beberapa negara Eropa masih ada masyarakat beragama Katolik yang menggunakan kerudung dalam acara-acara keagamaan. Para wanita Italia misalnya, menutupi kepala mereka dengan kerudung tipis atau kain segitiga yang diikat dengan berbagai cara. Dalam agama Islam, tradisi berjilbab masuk ke tanah Arab dari kebudayaan Byzantium dan Persia. Bangsa Arab sendiri tidak mengenal penutup kepala atau jilbab. Kemudian, karena dianggap sebagai tradisi yang baik, menutup kepala pada wanita ini kemudian diadopsi menjadi bagian norma keagamaan.
 
Dalam perkembangannya, penutup kepala wanita tampil dalam berbagai bentuk dan fungsi. Bahkan, penutup kepala menjadi salah satu ikon fashion wanita di sebuah era. Di Kerajaan Inggris misalnya, penutup kepala wanita berubah model dari satu dinasti ke dinasti lainnya. Pada era pemerintahan Henry VII (1485 – 1590), penutup kepala wanita menjadi pelengkap gaun mewah. Penutup kepala terbuat dari bahan beledu warna hitam dengan model mirip atap rumah dan sangat kaku. Bagian bawahnya menjuntai hingga menutup bahu dan bagian belakang kepala. Makin ke sini, penutup kepala wanita Inggris berubah makin sederhana dan mudah dikenakan.

Selain alasan status sosial, penutup kepala juga memiliki alasannya pragmatis seperti melindungi kulit wajah dari kerusakan akibat sinar matahari. (f)

Baca Juga:

6 Inspirasi Busana Muslim untuk Hari Raya dari Surabaya Fashion Parade

Faunda Liswijayanti


Topic

#puasadanlebaran, #berbagikebaikan, #jilbab, #hijab

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?