Trending Topic
Ini Resolusi Baru Women’s March 2018

22 Jan 2018


Dok. Jim Young - Agence France-Presse — Getty Image (The New York Times)

Pada Minggu, (21/1), puluhan ribu wanita – dan juga pria, bahkan anak-anak – turun ke jalan di berbagai kota di sejumlah negara seperti Osaka, Roma hingga New York, untuk meramaikan parade Women's March, salah satu gerakan protes terbesar yang digagas wanita dalam sejarah Amerika Serikat. Papan-papan penuh kreasi bertuliskan ‘Wanita tidak harus berpakaian tertutup hanya untuk dihormati’, ‘Tubuhku, Pilihanku’, ‘Kesetaraan untuk seluruh umat manusia’, hingga ‘Hentikan diskriminasi’ mewarnai berbagai sudut kota.


Dok. Jae C. Hong - Associated Press (The New York Times)

Berbeda dengan tahun lalu yang mendukung kesetaraan gender dan ras, menuntut hak reproduksi dan bentuk resistensi terhadap terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, tahun 2018 parade ini juga bernuansa politis. Mengusung tagar  #PowerToThePoll di media sosial, parade ini juga ingin mengajak sebanyak mungkin warga AS untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan anggota Kongres pada November mendatang.

Baca juga:
Perjalanan Munira Ahmed, Dari Women’s March Hingga Perlawanan Terhadap Politik Identitas

Targetnya adalah 1 juta orang menggunakan hak pilih termasuk first time voter, dan mereka yang tidak pernah menggunakan hak pilih sebelumnya. Gerakan ini diharapkan dapat membantu memenangkan Partai Demokrat dan mendorong terpilihnya anggota-anggota kongres yang pro-wanita dan kaum marjinal. Pasalnya banyak kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump atau sejumlah kabinetnya yang berasal dari Partai Republik yang dianggap tidak pro wanita dan kaum marginal dan menekan kebebasan berekspresi ataupun beragama.


Dok. Damon Winter - The New York Times
 
“Wanitalah yang mempertahankan demokrasi di era yang sangat berbahaya ini. Untuk mengubah sistemnya, kita perlu mengubah pemainnya dan menempatkan wanita di dalamnya,” papar Senator Kirsten Gillibrand dari Partai Demokrat di New York, merunut pada pentingnya representasi wanita di instansi pemerintahan untuk membuat kebijakan yang ramah wanita.

Dua gerakan #TimesUp dan #MeToo yang membongkar penyalahgunaan kekuasaan dengan pelecehan seksual di industri film Hollywood turut mewarnai Women's March 2018 ini. Beberapa selebritas seperti Eva Longoria, Lupita Nyong’O, Natalie Portman, Scarlet Johansson, Emma Watson dan masih banyak lagi juga menggaungkan suara lantangnya dalam melawan pelecehan seksual di jalan bersama para demonstran lainnya. (f)

Baca Juga :
Women’s March, Perjuangan Wanita Lewat Kata-kata
300 Aktris Hollywood Bersatu Melawan Pelecehan Seksual Melalui Gerakan #TimesUp
Golden Globe Awards Ke-75 Berubah Menghitam untuk Mendukung Gerakan #TimesUp


 


Topic

#Womensmarch, #powertothepoll

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?