Trending Topic
Film -film Yang Bisa 'Menyehatkan' Mental

12 Feb 2020

Foto: unsplash

Menonton film bisa dibilang salah satu hiburan yang paling banyak disukai orang. Entah itu nonton di bioskop atau telepon genggam. Lebih dari sekadar hiburan, sebuah film menyangkut banyak hal mulai dari seni, sosial, bisnis, hingga politik. Menurut psikolog Elvi Fianita beberapa film memiliki efek terapi yang bagus untuk kesehatan mental. 

Seperti apa film yang dapat memiliki efek terapi bagi kita? 

Menurut Elvi yang juga menulis buku Happy Career ini, yang pertama, kisah dalam film tersebut harus memiliki resonansi dengan persoalan yang tengah kita hadapi. Misalnya saja jika masalah yang tengah kita hadapi terkait dengan pilihan hidup, menonton kisah dimana tokohnya menghadapi pergulatan yang sama, akan membantu kita untuk melihat masalah kita dengan perspektif yang berbeda, dengan pergulatan ego yang minimal, mengingat permasalahan kita diproyeksikan sebagai hiburan yang tidak menyerang konsep diri kita secara langsung. 

Perspektif yang berbeda ini juga akan membantu kita untuk mengembangkan empati, dengan mengkorelasikan peran tokoh-tokoh tertentu yang ditemui kesamaannya dengan orang-orang yang ada dalam kehidupan kita, empati ini akan sangat membantu kita untuk memulai relasi dengan lebih baik lagi, karena diawali dengan pemahaman akan reaksi-reaksi tertentu dari orang lain yang sebelumnya dirasa kurang menyenangkan. Misalnya, suami yang menonton film tentang sulitnya seorang Ibu membagi waktu, memungkinkan untuk mengembangkan empatinya, sehingga lebih dapat mengerti akan luapan-luapan emosi sang istri.  

Adanya resonansi ini juga memungkinkan kita untuk mendalami apa yang sebenarnya kita rasakan dan apa yang kita inginkan dan menjadi hasrat terbesar kita. Kejelasan ini seringkali dapat menjadi dasar awal yang membuat kita memulai langkah-langkah awal yang berarti bagi pertumbuhan diri. Bahkan terkadang, kisah dalam film tersebut dapat juga membukakan mata kita mengenai hal-hal yang kita abaikan, padahal isu tersebut mengganggu aktualisasi diri kita. Misalnya saja, menonton tokoh yang di-abuse secara emosional menyadarkan kita tentang tidak sehatnya hubungan kita dengan seseorang. 

Contoh lain, menonton tokoh yang asyik mengejar karier lewat hobi tertentu mungkin mengingatkan kita yang sudah melupakan pentingnya mengerjakan kegiatan-kegiatan yang sudah dilupakan, yang sebenarnya akan memberikan energi tambahan sehingga hidup tidak lagi terasa itu-itu saja.

 


Topic

#selfhelp, #therapy

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?