Trending Topic
Empat Wanita Peneliti Raih Penghargaan dari Loreal-UNESCO For Women in Science

9 Dec 2019


Foto: dok. femina/ Prima Sabrina

Loreal bekerjasama dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) menggelar penganugerahan Loreal-UNESCO For Women in Science (FWIS) National fellowships ke-16. Empat perempuan peneliti Indonesia menerima penghargaan dan dukungan atas usaha mengembangkan inovasi ilmiah guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
 
“Loreal-UNESCO For Women in Science merupakan bentuk usaha Loreal dan UNESCO dalam memberdayakan kontribusi ilmuwan wanita di dunia sains. Melalui program ini kami berharap dapat mendukung para ilmuwan wanita memberi kontribusi nyata dalam mengembangkan masa depan lebih baik bagi Indonesia,” ujar Prof. Dr. Arief Rachman, Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
 
Ada beberapa kriteria penilaian yang mendasari terpilihnya keempat peneliti berikut sebagai peraih Loreal-UNESCO FWIS yaitu orisinalitas, dampak pada lingkungan, problem statement, track record, dan presentasi.
 
Keempat pemenang Loreal-UNESCO For Women in Science 2019 adalah sebagai berikut:
 
1/ Dr. Sc. Widiastuti Karim, M.Si, Universitas Udayana, Fakultas Kelautan dan Perikanan
Kecintaan Widiastuti Karim akan ekosistem laut telah dimulai sejak kecil dan semakin berkembang seiring dengan studinya mengenai ekosistem tersebut. Ia akan meneliti fungsi biologi GFP pada karang untuk mengatasi fenomena pemutihan karang di Indonesia sehingga dapat merehabilitasi ekosistem terumbu karang.
 
2/ Dr.rer.nat. Ayu Savitri Nurinsiyah, M.IL., M.Sc, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Ayu Nurinsiyah dikenal sebagai salah satu ahli terbaik dalam hal fauna keong darat Jawa. Dengan tujuan mengungkap potensi biodiversitas Indonesia sebagai solusi masalah kesehatan, Ayu akan meneliti jenis keong darat native dan endemic Jawa yang miliki aktivitas antimikroba terampuh dari protein mucus (lendir) nya.
 
3/ Dr. Swasmi Puwajanti, M.Sc, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Swasmi Purwajanti percaya bahwa bittern (hasil samping produksi garam) dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku fungsional nanomaterial untuk menangani polusi air. Ia akan meneliti pemanfaatan bittern sebagai bahan baku pembuatan nanoadsorben. Melalui penelitian ini, ia berharap dapat membantu mengatasi permasalahan penyediaan air bersih yang bebas kontaminan di Indonesia melalui pendekatan nanoteknologi dengan biaya yang terjangkau.
 
4/ Dr. Eng. Osi Arutanti, M.Si, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Osi Arutanti akan meneliti alternatif fotokatalis yang terjangkau, bisa direalisasikan, efisien, yang dapat diaktivasi dengan tenaga surya. Fotokatalis adalah proses oksidasi di dalam air yang dapat mendekomposisi polutan organik yang dipecah menjadi karbondioksida dan H2O.
 
Keempat pemenang masing-masing akan menerima fellowships sebesar 95 juta rupiah dari Loreal Indonesia untuk mewujudkan penelitiannya. “Sangat menyenangkan, awalnya saya ikut untuk menantang diri saya. Bisa enggak saya bikin proposal dan mempresentasikan hasilnya. Jadi, wanita jangan pernah takut mencoba karena kesempatan itu ada,” ujar Swasmi, salah seorang pemenang.
 
Berlangsung sejak tahun 2004, Loreal-UNESCO for Women in Science mempunyai misi untuk mengakui, menyemangati, dan mendukung wanita di bidang sains. Program ini telah memberikan fellowship kepada 57 wanita peneliti di Indonesia. (f)
 
 

BACA JUGA:
Wanita Sebagai Penggerak Lingkungan
Meningkatkan Nilai Bisnis bagi Wanita Wirausaha
Mengajarkan Nilai-nilai Positif dari Entrepreneurship pada Anak Ala Entrepreneurmom
 
 

 


Topic

#Loreal, #UNESCO, #Loreal-UNESCO, #FWIS, #KNIU, #wanitapeneliti, #penelitian, #fellowship

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?