Health & Diet
Yayasan Pita Kuning dan Rumah Rachel Konsisten Memberikan Perawatan Paliatif pada Pasien Kanker Anak

27 Sep 2017


Foto: Dok. Andrew Branch/Unsplash

Tiap pasien anak memiliki hak untuk bebas dari rasa sakit, nyeri, takut, ataupun depresi. Tak terkecuali pasien kanker anak, yang tumbuh kembangnya terganggu akibat penyakit yang dideritanya. Rasa sakit itu bisa berupa nyeri hebat, mual, sesak napas, tak nafsu makan, sulit tidur, perubahan psikis, dan emosinya yang tak stabil.
 
Ada cara yang sebenarnya bisa ditempuh untuk meminimalkan penderitaan pasien kanker anak: melalui perawatan paliatif. Ini adalah pengobatan yang dapat mengurangi gangguan fisik, psikis, spiritual hingga meningkatkan kualitas hidupnya. Tentu saja juga tetap menerapkan pengobatan secara kuratif (medis).
 
World Health Organization (WHO) mendefinisikan paliatif sebagai perawatan terpadu oleh dokter, perawat, psikolog dan ahli spiritual yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit mengancam jiwa. Pengobatan ini berfungsi meringankan nyeri dan penderitaan lainnya, serta memberikan dukungan spiritual dan psikososial sejak penyakitnya sudah diagnosis hingga akhir hayatnya.
 
Selain rumah sakit, peran lembaga non-pemerintah dalam memberikan perawatan paliatif juga besar. Terlebih pada pasien kanker anak yang datang dari kalangan masyarakat menengah bawah yang terkadang tak bisa berobat ke rumah sakit karena alasan finansial. Lembaga non-pemerintah ini memberikan bantuan paliatif secara gratis.
 
Dua lembaga yang bisa dikatakan sebagai pelopor dalam memberikan perawatan paliatif bagi anak-anak adalah Rumah Rachel dan Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia. Kendati masih berpusat di daerah Jakarta, kedua yayasan ini juga menjadi salah satu pihak yang membantu mensosialisasikan pentingnya memberikan perawatan paliatif pada pasien kanker anak agar mereka memiliki kualitas hidup yang baik.
 
Walau sama-sama memberikan perawatan paliatif, keduanya memiliki pendekatan berbeda. Rumah Rachel, yang berdiri 10 tahun lalu, memilih pendekatan dari segi medis dengan menyediakan perawat. Untuk pasien kanker anak, Rumah Rachel hanya menangani mereka yang dirujuk oleh rumah sakit, yang sudah masuk dalam tahap end-state, yang tubuhnya sudah tak lagi responsif terhadap berbagai pengobatan.
 
“Kita jangan sampai membuat pasien merasa dibuang begitu saja walau sudah tidak mendapatkan perawatan kuratif lagi,” kata Rina Wahyuni, Koordinator Layanan Asuhan Paliatif Rawat Rumah di Rumah Rachel.
 
Menurut Wahyuni, tim perawat Rumah Rachel memantau ke rumah masing-masing pasien anak. Setidaknya kini ada 5 perawat yang setiap harinya mendatangi rumah sekitar 300-an pasien kanker anak dan HIV di sekitar Jakarta anak. Selain melakukan perawatan gejala terhadap anak-anak ini, Rumah Rachel juga meminjamkan alat-alat kesehatan penunjang bagi mereka, salah satunya seperti kursi roda, dan juga memberikan obat-obatan yang tidak ditanggung BPJS.
 
Pita Kuning, yang berdiri 2007 lalu, mempraktikkan perawatan paliatif dari sisi psikososial dengan melakukan pendampingan pada pasien kanker anak dan keluarganya yang dilakukan secara homecare. Pendampingan dilakukan oleh relawan yang akan mengajak anak bermain secara rekreasional, dan konseling bersama psikolog bagi keluarga. Pemberian pendampingan ini untuk perbaikan psikologis, penyaluran emosional dan aktivitas yang mampu memenuhi kebutuhan sosial anak sehingga proses pengobatan dan perawatan memiliki dampak yang lebih baik.
 
“Pita Kuning juga membantu memberikan penyaluran dana bantuan, mulai dari kebutuhan transportasi untuk kunjungan ke rumah sakit tiap minggu, pemenuhan nutrisi dan obat-obatan yang tidak ditanggung BPJS hingga dukungan pasca kematian bagi keluarga,” kata Tyas Handayani, Ketua Pita Kuning. Hingga kini, Pita Kuning sudah memiliki 34 pasien kanker anak di Jabodetabek, yang diasuh dengan cara paliatif.
 
Kini, Rumah Rachel dan Pita Kuning saling berkolaborasi untuk memberikan perawatan paliatif secara lebih komprehensif kepada pasien kanker anak. Keduanya saling mengisi kekosongan dalam memberikan perawatan. Jika Rumah Rachel memberikan perawatan dari segi medis dengan mengirim perawat ke rumah, Pita Kuning mengisi aspek psikososialnya dengan menyediakan relawan untuk meningkatkan kualitas sosial anak dan psikolog untuk memantau psikis pasien beserta keluarganya.
 
Kendati Jakarta tergolong telat dalam mempraktikan perawatan paliatif, namun kehadiran program Ketuk Pintu Layani Dengan Hati (KPLDH) dari Dinas Kesehatan Jakarta pada tahun 2015 lalu jadi angin segar bagi perawatan paliatif di Jakarta. KPLDH sendiri adalah program promotif-preventif kesehatan yang bersifat homecare kepada warga menengah bawah di Jakarta. Namun, sepanjang program, para tim yang terdiri dari dokter, perawat dan bidan ini juga menerapkan asuhan paliatif dalam prakteknya.
 
“Kami membantu menjelaskan cara menangani gejala dan memberikan dukungan-dukungan psikologis pada masyarakat. Misal, untuk yang kanker kami ajari bagaimana cara membersihkan luka, ganti perban dan lain sebagainya yang bisa dilakukan di rumah. Kami juga motivasi mereka agar lebih semangat hidupnya,” kata Dr. Yurike Natalie, tim dokter KPLDH Puskesmas Gambir, Jakarta.
 
Yurike menuturkan bahwa peran mereka bukan hanya melakukan perawatan medis saja, tapi juga secara non-medis dengan memberikan motivasi dan dukungan emosi positif pada warga.
 
Yurike mengakui bahwa tim KPLDH Gambir tidak memiliki psikolog yang dapat melakukan konseling. Namun mereka mengandalkan keilmuan mereka sendiri untuk bisa meningkatkan semangat dan emosi positif masyarakat yang mereka temui. Dan dampak atas asuhan paliatif yang mereka lakukan terhadap warga dapat terlihat dengan semakin banyaknya kunjungan ke puskesmas Gambir. “Mereka datang untuk periksa kesehatan, atau konseling mengenai penyakit yang mereka idap. Ini membuktikan semakin tinggi angka kesadaran akan kesehatan,” tambah Yurike.
 
Kini, kata Yurike, di tiap kecamatan terdapat Kader Paliatif beranggotakan ibu-ibu, yang kerap memberikan dukungan moral kepada keluarga-keluarga yang mengidap penyakit kanker. Ibu-ibu Kader Paliatif ini banyak membantu meningkatkan semangat keluarga tersebut sehingga membuat mereka tidak merasa sendirian dalam menghadapi cobaan tersebut. (f)

Baca juga:
Kanker Jadi Penyebab Kematian Kedua Pada Anak
Pentingnya Cek Potensi Kanker Meski Anda Tergolong Sehat
Tanpa Bercinta, Anda Bisa Terkena Penyakit Menular Seksual Lewat 4 Hal Ini


Topic

#kankeranak, #kanker, #anak

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?