Health & Diet
Selain COVID-19, Jangan Lengah Dari Demam Berdarah Dengue

29 Mar 2020

Foto: pixabay

Kita memang sedang mewaspadai penyebaran virus corona penyebab COVID-19, tapi jangan lengah juga, awal tahun adalah masa rawan demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, Kementerian Kesehatan mencatat sejak Januari 2020 hingga awal Maret 2020 terjadi hampir 18 ribu kasus DBD di Indonesia, dengan kasus terbanyak di Lampung, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Timur. Kematian akibat DBD juga telah lebih dari 100 jiwa. Ia juga menjangkiti anak-anak hingga dewasa dengan kerentanan yang sama. 

Hingga kini DBD masih jadi salah satu masalah kesehatan utama terutama di wilayah, termasuk di Indonesia. Menurut WHO, setiap tahun tercatat sebanyak 500.000 orang membutuhkan perawatan akibat terinfeksi virus Dengue dan 20.000 orang di antaranya meninggal dunia. WHO juga menyatakan bahwa Amerika Latin, Asia Tenggara dan Pasifik Barat adalah area dengan tingkat penyebaran kasus DBD tertinggi.
 
Virus Dengue ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Setelah melalui masa inkubasi virus selama 4-10 hari, maka nyamuk yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ini seumur hidupnya. Sedangkan bagi pasien, pada umumnya infeksi terjadi 4-5 hari (maksimum 12 hari) setelah ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti.     

Infeksi DBD ditandai dengan demam mendadak, sakit kepala, sakit perut, mudah lelah, gelisah, nyeri belakang bola mata, mual dan muntah terus menerus, kesulitan bernapas, menifestasi pendarahan seperti mimisan, gusi berdarah atau muntah darah serta adanya kemerahan di bagian permukaan tubuh pada penderita. Perhatikan bedanya dengan infeksi virus corona. 

Perlu diketahui, seseorang yang terinfeksi DBD masih bisa terkena kembali. Pasalnya ada 4 serotipe virus dengue yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Gawatnya, saat terinfeksi kedua atau ketiga, seseorang berisiko mengalami penyakit DBD yang lebih berat. Karena itu, WHO merekomendasikan vaksin dengue, hanya pada orang yang sebelumnya pernah terjangkit penyakit DBD. 

Vaksin dengue adalah vaksin untuk mencegah infeksi Dengue atau mengurangi risiko seorang anak terkena infeksi dengue yang berat. Berdasarkan hasil penelitian, vaksin ini memiliki hasil efikasi terbaik pada anak berusia 9-16 tahun. Pada bulan Agustus tahun 2016 lalu, vaksin dengue pertama di dunia mendapat persetujuan dari BPOM. Sejak saat itu, vaksin dengue tetravalen, yang memberikan perlindungan terhadap 4 tipe virus Dengue, sudah resmi beredar di Indonesia. Indonesia merupakan negara kedua di Asia yang telah memberi izin edar vaksin Dengue. 

Saat ini terdapat 20 negara di dunia yang telah menyetujui penggunaan vaksin Dengue di antaranya Indonesia, Vietnam, Thailand, Brazil, Meksiko, Honduras dan negara-negara di Uni Eropa. Untuk menurunkan angka kejadian serta beban ekonomi akibat infeksi Dengue yang begitu tinggi di Indonesia diperlukan tindakan pencegahan yang terintegrasi, salah satunya adalah melalui pemberian vaksin Dengue untuk mengendalikan penyebaran penyakit DBD.

Bagaimana pun mencegah lebih baik daripada mengobati. Apalagi vaksin dengue hanya boleh diberikan pada yang pernah terkena DBD. Pengendalian penyakit dengan memberantas nyamuk Aedes aegepti tetap yang terpenting. 

Nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue biasanya aktif di pagi jelang siang dan sore hari. Karena Anda sekeluarga saat ini sedang berada di rumah saja, waspadai keberadaan nyamuk yang memiliki ciri belang hitam putih ini. Selain menjaga Lingkungan dari kontaminasi virus corona, lakukan pemeriksaan di dalam dan sekitar rumah untuk mengeliminasi media berkembang nyamuk, yaitu genangan air seperti pot bunga, penampung air buangan AC, dan lain sebagainya. Segera basmi keberadaan jentik-jentik nyamuk. (f) 

Baca Juga:

Sama-sama Disebabkan Virus, Ini Perbedaan Gejala Covid19 dengan DBD
Amankah Ibuprofen Untuk Turunkan Demam, Salah Satu Gejala COVID-19?
Herbal dan Makanan Peningkat Imunitas Dari Berbagai Negara

 


Topic

#dbd, #demamberdarahdengue, #corona

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?