Health & Diet
Melawan Penyakit Degeneratif

19 Jun 2019

Foto : Freepik
 
Dari tahun ke tahun kejadian kematian akibat penyakit menular semakin dapat diturunkan. Sayangnya, di sisi lain justru terjadi peningkatan pada penyakit tidak menular yang identik dengan penyakit degeneratif seperti gangguan jantung dan pembuluh darah serta diabetes.

Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit degeneratif yang mengintai serta kurangnya kesadaran untuk mempraktikkan gaya hidup sehat disinyalir sebagai penyebab utama.  Kesehatan adalah modal awal dan investasi menuju hari esok yang lebih baik, karena itu sudah sewajarnya pencegahan penyakit deneratif jadi prioritas.

“Penyakit degeneratif jangan diabaikan karena dapat berkembang menjadi penyakit kritis jika gaya hidup tidak segera diperbaiki. Misalnya, kurang istirahat dapat menyebabkan darah tinggi. Ini bisa menjadi pencetus terjadinya stroke dan penyumbatan kemudian penyumbatan itu juga berpotensi menyebabkan terjadinya kelumpuhan,  “ ujar dr. Prasna Pramitha, SpPD, K-AI,FINASIM, MARS, Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Alergi Imunologi RS Premier, dalam acara halal bihalal dengan media yang digelar Sequis, sekaligus peluncuran produk asuransi kesehatan terbaru Sequis Q Infinite MedCare (SQIMC). 

Gaya hidup yang buruk, seperti kurang beristirahat, minum air kurang dari 2 liter sehari, mengonsumsi makanan cepat saji, kurang berolahraga, merokok, dan mengonsumsi minuman alkohol secara berlebihan, lambat laun akan membuat kesehatan Anda terancam. Penyakit-penyakit degenegeratif mengintai, risiko hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, dan stroke pun semakin meningkat.  

Makanan biasanya menjadi pemicu yang sering bagi penyakit degeneratif. “Misalnya saja di tempat kerja, biasanya kita lebih memilih jajan sehingga yang dikonsumsi pastinya makanan yang tidak sehat, seperti gorengan. Padahal alangkah lebih baik bila menyiapkan sendiri bekal dari rumah seperti sandwhich, buah dan jika ingin kudapan kecil pilihlah yang bernutrisi atau rendah kalori," ujarnya. 

Namun demikian, gaya hidup sehat tidak hanya soal makanan bergizi tetapi juga pola hidup, seperti cukup tidur, rutin berolahraga minimal 30 menit sehari, dan mampu mengelola stres.  

Selain soal gaya hidup dan pola makan, dr. Prasna menyarankan agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan kerja dan tempat tinggal. Katanya, sekalipun sudah didukung dengan pola makan yang bernutrisi dan rutin berolahraga tetapi bila lingkungan tidak bersih akan tetap berpotensi menurunnya sistem pertahanan tubuh dan akan mudah terserang penyakit. 

Sebetulnya hampir semua orang sudah tahu hal-hal di atas. Sayangnya hanya sedikit yang melakukannya secara konsisten. Jangan tunggu sampai mengalami gangguan kesehatan lalu menyesal dalam hati. Semakin dini Anda menjaga gaya hidup sehat, semakin baik kesehatan Anda di masa depan.

Dr. Prasna menyarankan agar masyarakat mulai disiplin untuk hidup sehat dan waspada pada penyakit akibat gaya hidup yang buruk, salah satunya adalah melakukan kontrol kesehatan. “Jika kita sudah terdeteksi mengidap darah tinggi atau diabetes maka otomatis harus rajin kontrol ke dokter, mengonsumsi obat yang dianjurkan dokter, dan menjalani gaya hidup sehat. Jangan takut melakukan check-up ke dokter karena khawatir akan hasilnya. Walaupun penyakit seperti darah tinggi dan diabetes tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikontrol dengan cara tersebut," ujar dr. Prasna.  

Ia pun menganjurkan agar masyarakat,  terutama bagi yang sudah berusia 35 tahun ke atas,  rajin mengontrol kesehatan secara medis, yaitu dengan melakukan check-up ke dokter.  (f)

Baca Juga:


Topic

#kesehatan, #gayahidupsehat, #penyakitdegeneratif, #penyakit jantung, #penyakittidakmenular

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?