Health & Diet
9 Bahan Dasar Produk Perawatan Wajah Ini, Amankah?

31 Oct 2019


Foto: Shutterstock


Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyebutkan bahwa rata-rata wanita dalam satu hari menggunakan 12 produk perawatan kecantikan yang mengandung 168 bahan berbeda, belum lagi perawatan kecantikan lainnya. Setiap hari kulit kita terbebani oleh zat-zat yang terkandung dalam produk kecantikan.

Tapi, sudahkah Anda memperhatikan apa saja kandungan di dalam skin care dan efek yang mungkin muncul bagi kesehatan? Kandungan zat berbahaya di dunia kecantikan efeknya tidak hanya membuat kulit iritasi, yang lebih parah adalah mengakibatkan tumor dan kanker.

Tentu semua wanita ingin memiliki kulit wajah yang cantik dan mulus. Tapi, jangan asal pakai produknya saja tanpa tahu apapun tentang kandungan di dalamnya. Pasalnya banyak informasi bertebaran tentang zat-zat berbahaya dalam kosmetik serta perawatan yang bisa menyebabkan kanker.

Sebelum terjebak informasi yang salah, dr. Monika Hadimuljono, Sp.KK, dokter kulit dan kecantikan dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, menjelaskan tentang zat-zat yang terkandung dalam produk kecantikan dan kontroversinya. 

1/ Paraben
Zat kimia ini biasa digunakan sebagai bahan pengawet dalam produk kecantikan. Biasanya paraben dituliskan dalam beberapa nama, antara lain methyl-paraben, butyl-paraben, dan propylparaben. Tahun 2004, sebuah penelitian mendeteksi paraben dalam jaringan kanker payudara. Paraben juga dikenal mampu meniru hormon estrogen dalam tubuh sehingga efeknya dapat menyebabkan gangguan hormon.

Tahun 2005, Food and Drug Administration (FDA), lembaga resmi yang mengatur tentang makanan dan obat-obatan di Amerika Serikat membuka kembali investigasi pada paraben. Setelah melakukan penelitian, FDA menyimpulkan bahwa produk kecantikan berparaben tidak menunjukkan ancaman bagi kesehatan.

Produk kecantikan biasanya mengandung kadar paraben jauh Lebih rendah dibandingkan batas aman. Batas aman paraben adalah 25% sementara produk kecantikan biasanya hanya menggunakan paraben sebesar 0,01 hingga 0,3% saja. Meski begitu, Anda perlu memperhatikan kandungan paraben dalam produk kecantikan yang Anda gunakan. 

 

2/ Sodium Lauryl Sulfate (SLS)
Zat ini berfungsi sebagai bahan pembersih yang dapat mengangkat minyak dan kotoran, sehingga banyak digunakan dalam produk pembersih wajah. Ada lebih dari 100 varian SLS, dari yang alami (seperti minyak kelapa atau minyak sawit) hingga sintesis. SLS juga bisa berasal dari belerang atau produk berbahan dasar petroleum.

Sifat SLS sebagai pembersih terbukti dapat mengikis warna rambut sehingga membuatnya tampak kusam, menimbulkan iritasi (bukan alergi) pada mata serta kulit. Sifat SLS sebagai agen pembersih juga dapat membuat kulit menjadi kering dan iritasi, sehingga tidak disarankan untuk digunakan seseorang yang memiliki riwayat eksim, yang sebaiknya hindarilah penggunaan produk berbahan sulfat. 


3/ Alumunium
Bahan aktif yang satu ini biasanyanya ditemukan pada produk deodoran, karena dapat berfungsi menghambat kerja kelenjar keringat pada ketiak agar ketiak tidak mudah basah dan beraroma tak sedap.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 menemukan bahwa penggunaan antiperspirant yang mengandung aluminium klorida atau alumunium chlorohydrate secara terus menerus dapat meningkatkan sel kanker payudara karena kemampuan dua senyawa tersebut untuk meniru estrogen dalam tubuh.

Namun demikian, para peneliti di National Cancer Institute dan National Institute of Health belum menemukan bukti yang menghubungkan aluminium dalam produk deodoran dengan pembentukan sel kanker payudara meskipun penelitian yang mengaitkan keduanya telah banyak dilakukan. 


4/ Phthalates
Zat kimia ini biasa digunakan dalam produk plastik, peralatan rumah tangga, alat kedokteran, hingga kosmetik (cat kuku, hair spray). Tujuannya agar produk tetap lentur.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa phthalates dapat menghambat hormon terutama pada anak-anak dan laki-laki, dan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi. National Toxicology Program, dalam laporan 13th Report on Carcinogens mencantumkan di (2-ethylhexyl) phthalate atau biasa dikenal sebagai DEHP merupakan bahan yang diantisipasi sebagai karsinogen bagi manusia.

Meski begitu, kabar terbaru FDA menyebutkan bahwa pengaruh paparan phthalates dalam jangka panjang pada manusia tidaklah jelas sebab sebagian besar penelitian dilakukan pada hewan. Lembaga berwenang di UNI Eropa serta US Consumer Product Safety Commission pun telah mengonfirmasi bahwa phthalate aman digunakan sebagai plasticizer PVC (pelunak) berbagai produk kecantikan.


5/ Triclosan 
Zat kimia bersifat antibakteri ini biasa ditemukan dalam produk kecantikan, sabun, dan pasta gigi. Berbagai produk perawatan sehari-hari pun menggadang-gadang zat ini efektif untuk menghilangkan kuman di tubuh. Beberapa penelitian mengaitkan Triclosan dengan berbagai penyakit seperti fibrosis hati, kanker, gangguan hormon, dan perkembangan bakteri superbug.

FDA sedang meninjau kembali Triclosan setelah beberapa penelitian terbaru mengungkapkan adanya masalah kesehatan yang cukup serius. Yang mengejutkan, FDA mengeluarkan pernyataan bahwa tidak ada bukti yang mendukung klaim sabun antibakteri lebih efektif daripada sabun biasa dan meminta produsen untuk membuktikan pernyataan tersebut.
 


Faunda Liswijayanti


Topic

#produkkecantikan, #kesehatanwajah

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?