Family
Selain Fisik, Perhatikan Juga Perkembangan Mental Remaja

15 Mar 2019




Foto: Sai De Silva/ Unsplash
 
 
Kembangkan Resiliensi Dari Kecil
 
Stres maupun depresi yang dialami remaja merupakan akumulasi dari serangkaian tekanan yang tidak bisa dikelola dengan baik secara berkepanjangan. “Pada saat tertekan, tubuh memunculkan hormon adrenalin atau dikenal sebagai fight or flight sebagai respon untuk menghadapi tekanan tersebut,” ujar Nadya.
 
Respon seseorang terhadap fight or flight dalam menghadapi situasi dapat berbeda-beda berdasarkan resiliensi yang dimiliki individu seseorang. Resiliensi adalah kapasitas individu untuk menghadapi, mengatasi, memperkuat diri, dan tetap melakukan perubahan sehubungan dengan ujian yang dialami.
 
Individu dengan resiliensi tinggi lebih memungkinkan untuk mengalami emosi positif. Emosi positif yang dimiliki akan membantu remaja untuk mengurangi emosi negatif sehingga remaja tetap dapat berfungsi secara optimal walaupun dihadapkan pada suatu tantangan dalam mencapai tugas perkembangannya.
 
“Remaja yang memiliki masalah regulasi emosi berisiko mengalami masalah-masalah lainnya. Regulasi emosi bukan hanya yang ditampilkan di luar saja, namun juga yang ada di dalam individu,” ujar Nadya.
 
Resiliensi dapat dikembangkan sedari kecil dengan mengajarkan anak menyelesaikan kesulitan yang dialaminya, tentu saja dengan dukungan positif dari orang tua. Contoh, saat anak bertengkat dengan temannya karena mainan, orang tua perlu menahan diri dan tidak langsung semata-mata membela naka. Biarkan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Jika dibiasakan dari kecil, diharapkan kelak anak tumbuh dengan resiliensi yang baik.

 


Topic

#family, #remaja, #kesehatanmental, #kesehatanjiwa

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?