Entertainment
Megahnya Konser Beat It, Tribute to Michael Jackson

6 Dec 2018

Tepat pukul 19.00 lampu di dalam gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki perlahan redup. Dia atas panggung, para pemain biola, flute, terompet, piano, dan lainnya yang tergabung dalam Jakarta Concert Orchestra pimpinan Avip Priatna tengah bersiap. Ruang senyap ketika MC membacakan tentang sepenggal kisah perjalanan King of Pop, Michael Jackson. Malam itu, Jakarta Concert Orchestra berkolaborasi dengan Batavia Madrigal Singers (BMS), The Resonance Children’s Choir (TRCC) dan beberapa penyanyi lainnya mempersembahkan karya lagu terbaik Michael Jackson lewat konser berjudul Beat It.

Sebagai anak ke delapan dari keluarga Jackson, Michael membuat debut profesionalnya di tahun 1964 bersama saudara laki-lakinya Jackie, Tito, Jermaine dan Marlon sebagai anggota the Jackson 5. Ia memulai karir solonya tahun 1971 semasa di Motown Records. Pada awal tahun 1980, Jackson menjadi seorang sosok yang dominan dalam musik pop, dimana lagu-lagunya masih selalu diperdengarkan dan dibawakan oleh para penyanyi lain hingga saat ini. Selain unggul dalam hal vokal, ia juga terkenal sebagai seorang maestro dalam gerakan koreografi dengan teknik  yang rumit seperti gerakan Moonwalk dan Robot yang tersohor dan sempat menjadi tren di seantero dunia.

Lagu legendaris Slave to The Rhythm yang dibawakan BMS menjadi pembuka konser yang dipadati penonton ini. Masih bersama BMS, dua lagu berikutnya I’ll Be There, dibawakan oleh Lisa Depe dan One Day in Your Life, dinyanyikan oleh Farman Purnama sukses membawa penonton bernostalgia menikmati karya-karya terbaik The King of Pop.

Penyanyi muda bersuara emas, Yemima Madeline Rebbecca, yang memenangkan European Grand Prix for Choral Singing (EGP) di Maribor tahun 2018 bersama TRCC, menghipnotis dengan lengkingan suaranya dalam lagu Ben.

Kontribusi Michael Jackson dalam musik, tarian, dan mode menjadikannya legenda di musik pop yang pernah dimiliki dunia. Puluhan lagu-lagu hasil karyanya tak lepas dari ingatan para penggemar. Untuk mengenang kehebatan musik Michael, Avip Priatna memilih 17 lagu yang dikemas selama 2 jam pertunjukkan dengan aransemen baru, tata gerak serta multi media yang akan membuat kita terbawa pada era kejeyaan sang bintang pop.

Yang juga mencuri perhatian dalam konser di penghujung tahun ini adalah penampilan BMS Male. Membawakan lagu Billie Jean, mereka tampil dengan kostum khas Michael Jackson, topi vedora, celana hitam, dan kaos putih. Harmonisasi gerak dan lagu yang mereka tampilkan mendapat apresiasi dari para penonton. Begitu pula dengan tiga lagu berikutnya, Heal The World (Dibawakan oleh TRCC), Black or White (Ansaly Panjaitan, Greta Nyangoen Oendoen, Jacqueline Chiara Hartono & Vanessa Octavia Argo), serta Thriller (BMS) yang sukses menutup sesi pertama.

Usai istirahat 15 menit, sesi berikutnya dibuka dengan lagu I Want You Back & ABC        yang dibawakan dengan apik oleh kurang lebih 20 anak-anak usia SD hingga remaja yang tergabung dalam The Resonanz Children’s Choir. Prestasi internasional mereka memang membanggakan, hasil kerja keras dan disiplin yang tinggi. Etos ini pula yang mereka tunjukkan saat dua kali tampil di atas panggung konser Beat It.

Usai Lisa Depe berkolaborasi dengan Renardi Effendi (piano) dalam lagu I Just Can’t Stop Loving You, giliran Alin Pontoh, Stefani Dea Yang, Mozard Leon & Rolands Rogers menghibur penonton dengan lagu Gone Too Soon. Jakarta Concert Orchestra sendiri malam itu membawakan dua lagu instrumental yaitu Smooth Criminal dan Don’t Stop ‘Til You Get Enough.

Penghujung konser lagu, Beat It yang juga diambil sebagai judul konser di penghujung tahun ini dibawakan oleh Batavia Madrigal Singers. Beat It merupakan salah satu lagu Michael Jackson dari album ke enamnya yang berjudul Thriller yang dirilis pada 14 Februari 1983. Sebagai single ketiga dalam album tersebut, lagu ini sangat terkenal dengan video musiknya yang menyatukan kekuatan musik dan tarian. Beat It berhasil memuncaki tangga billboard Hot 100 di Amerika Serikat dan tahun 1984 berhasil memenangkan Grammy Award untuk kategori Record of the Year dan Best Male Rock Vocal Performance dan American Music Awards.

Menutup konser Farman Purnama, Lisa Depe, The Resonanz Children’s Choir & Batavia Madrigal Singers membawakan lagu We Are The World dan membuat penonton larut dalam energi musik Michael Jackson. Malam itu, Resonanz Music Studio didukung oleh Baktu Budaya Djarum Foundation berhasil menghadirkan kembali semangat musik dan kemegahan karya Michael.

"Tahun 2018 merupakan tahun emas TRCC setelah berhasil menang di Grand Final European Grand Prix  For Choral Singing di Maribor, Slovenia. Semoga tahun depan jejak ini bisa diikuti oleh BMS dan JCO untuk dapat mengalahkan rintangan masing-masing. Dan semoga persembahan akhir tahun ini dapat menginspirasi kita semua untuk bisa mengalahkan (Beat) tantangan yang ada,” ujar Avip Priatna, Direktur Musik The Resonanz Music Studio. Pesan akhir tahun yang apik untuk musik tanah air. (f)

Baca Juga: 
Konser 50 Years Of Blessing
Kelompok Paduan Suara Anak Indonesia Raih Juara Umum Kompetisi Tingkat Dunia di Spanyol
Avip Priatna, Kuatkan Nasionalisme Indonesia Lewat Ruang Musik Asyik

 

Faunda Liswijayanti


Topic

#senipertunjukan, #orkestra, #jakartaorchestra, #avippriatna

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?