Career
Ini Hambatan Wanita dalam Melejitkan Karier

27 Mar 2018


Foto: Pixabay

Banyak wanita karier potensial yang enggan dipromosikan ke jabatan lebih tinggi karena takut keseimbangan antara dunia kerja dan kehidupan domestik terganggu.

Fakta ini terungkap dalam pemaparan hasil riset terkini dari Accenture Indonesia dan Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), di Hotel Le Meridien Jakarta, Jumat (23/03). 

Mental block menjadi tantangan utama. Berapa banyak yang sebenarnya punya kemampuan dan bisa menjadi lebih tinggi lagi tapi tidak percaya diri,” ungkap Sandi Witomo, General Manager PT Adis Dimension Footwear, produsen sepatu olah raga seperti Nike, di acara diskusi panel Creating a Culture of Equality yang pagi itu dimoderatori oleh pekerja media penyiaran TV, Timothy Marbun.

Untuk menutup gap jumlah wanita di posisi pimpinan, sejak empat tahun lalu PT Adis Dimension Footwear membuka program Talent Acceleration sebagai jalur cepat karier. Namun, dari 60% peserta wanita, hanya 21% yang akhirnya lolos dan lanjut ke posisi pimpinan.

President Director PT Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani, pun mengamati gejala jebakan zona nyaman yang sama di antara para karyawan wanita di perusahaan BUMN yang dipimpinnya.

“Halal, nyaman, cukup. Tiga hal ini yang membuat banyak wanita menyasar perusahaan BUMN sebagai tempat mereka bekerja. Begitu berhasil masuk, mereka cepat merasa puas. Bahkan harus dipaksa untuk menjadi pemimpin,” ungkap Sri Peni, yang di saat pertama masa jabatannya ditantang untuk mengangkat satu wanita sebagai General Manager di salah satu departemen Power Plant. 

Kepemimpinan yang tegas, tindakan komprehensif, dan lingkungan yang memberdayakan pekerja menjadi tiga kategori besar yang mampu mendorong terbangunnya budaya kerja yang berkeadilan gender.

Dalam studi terkininya, Creating A Culture Of Equality, Accenture mengungkap bahwa di Indonesia, penempatan satu wanita di jajaran tinggi kepemimpinan dapat mendorong tingginya jumlah wanita untuk masuk di jalur cepat karier, yaitu 21%.  

“Riset kami menunjukkan bahwa perusahaan dengan budaya yang peduli terhadap kemajuan pekerja perempuan juga akan meningkatkan keberhasilan para pekerja laki-laki,” ungkap Neneng Goenadi, Country Managing Director dari Accenture Indonesia. 

Riset ini melibatkan 22.000 responden dari 34 negara, dengan 700 di antaranya berasal dari Indonesia (350 responden pria, dan 350 responden wanita).

Baca juga:
Akses Kesempatan Wanita di Dunia Kerja Indonesia Masih Payah
Wise Women Surabaya: Pentingnya Pengelolaan Keuangan & Strategi Pricing untuk UKM
Mengalami Diskriminasi di Kantor Saat Sedang Hamil, Ini yang Bisa Dilakukan

Menurut President Commissioner PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, DR. Hendri Saparini, kesetaraan gender di dunia kerja bukanlah soal persaingan atau perebutan posisi jabatan antara perempuan dan pria. Tapi bicara soal kesempatan untuk berkontribusi secara maksimal.

“Wanita harus berani ambil kesempatan dan risiko. Ada tantangan, tapi juga ada solusinya,” ungkap Hendri Saparini, saat berbicara di kesempatan yang sama.

Sebagai pimpinan perusahaan sekaligus ibu dari dua anak, Hendri mencoba mengubah cara pandang orang yang selama ini mengidentikkan kemajuan karier wanita dengan sebuah pengorbanan besar.

“Ini juga bukan soal pengorbanan waktu. Sebab, sekarang ini waktu sudah tidak ada lagi. Solusinya adalah teknologi. Dengan memanfaatkan teknologi kita bisa menjaga dinamika komunikasi, baik untuk urusan di kantor maupun di keluarga,” ungkap Hendri yang tidak membatasi hari keluarga hanya di Sabtu dan Minggu.

Dalam beberapa kesempatan ia tak segan mengajak kedua anaknya untuk ikut ke kantor. Dengan cara ini ia bisa membangun relasi dengan buah hatinya, sekaligus membangun pemahaman anak terhadap dunia kerja yang digelutinya. (f)


Topic

#karier, #tipkarier

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?