Career
Era Kesetaraan Dan Inovasi

5 Apr 2019

Dok: Shutterstock

Dunia terus berubah, termasuk dalam persaingan usaha. Jika diawal tahun 70-an, Fortune 500 memproyeksi masa hidup perusahaan adalah 75 tahun, saat ini harapan hidup perusahaan konon hanya bisa bertahan 15 tahun saja. Angka ini pun diprediksi akan terus menurun. Bahkan sejak tahun 2000, 52% perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune 500 mengalami kebangkrutan atau diakuisisi perusahaan lain sebagai dampak dari disrupsi era digital. 

Apa penyebabnya? Perubahan terus terjadi dan dinamis membuat tantangan bisnis terus meningkat. Perusahaan pun harus cukup lincah untuk bisa bertahan di dunia yang serba tak menentu ini.

Lantas apa kunci agar perusahaan masa kini bisa sukses? Banyak ahli menyebutkan bahwa budaya inovasi dalam organisasi yang tumbuh dengan sehat akan membuat perusahaan mampu bertahan hingga akhirnya keluar menjadi pemenang. Di era disruptif, ketika perubahan terjadi sangat cepat, perusahaan harus terus berinovasi, menciptakan pasar-pasar baru, pengalaman, produk, layanan, hingga proses yang baru. 

Hal ini melatari Accenture, perusahaan konsultan global yang bergerak di bidang manajemen, layanan teknologi, dan alih daya (outsourcing) yang telah membantu klien di lebih dari 52 negara, mengedepankan tema #EqualityDrivesInnovation untuk penelitian global menyambut International Women’s Day 2019. 

Jauh melangkah dari sekadar diversity, yang kini sudah menjadi kebijakan umum di perusahaan, #EqualityDrivesInnovation ingin melihat sejauh mana budaya kesetaraan dapat mendorong innovasi. Menurut Nia Sarinastiti, Marketing & Communication Lead yang juga adalah Inclusion & Diversity Lead Accenture, topik tahun ini berkaitan erat ketika inovasi meningkat maka kesempatan perusahaan untuk berkembang dan bertahan lebih besar. 

Data Accenture menyebutkan secara global, gross domestic product akan meningkat hingga US$8 triliun hingga tahun 2028, jika mindset inovasi meningkat 10% di setiap negara. 

Survei global dilakukan Accenture dengan mewawancara150 orang C-Suite atau para pemimpin perusahaan dari delapan negara, 95% pemimpin perusahaan ini menyebutkan bahwa inovasi menjadi faktor vital dalam menjaga kelangsungan perusahaan. 

Sayangnya, Indonesia sendiri, berdasarkan data Global Innovation Index, saat ini baru menduduki urutan ke-85 dalam Indeks Inovasi Dunia. Meski konsisten menunjukkan kenaikan peringkat dari tahun-tahun sebelumnya, Indeks Inovasi Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara Asia Tenggara lainnya seperti Filipina, Malaysia, Brunei Darusallam dan Vietnam.

“Apa yang mendasari ketertinggalan ini mungkin masih harus diteliti, namun salah satu hal yang mungkin menjadi penyebab adalah ‘complacent’. Jadi mudah puas ketika konsumen meningkat, layanan dicari, bahkan permintaan masih meningkat,” jelas Nia. 

Selanjutnya: #EqualityDrivesInnovation


Faunda Liswijayanti


Topic

#wanitakarier, #iwd2019

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?