Career
6 Kebiasaan Penghambat Produktivitas

22 Aug 2017


Foto: Pixabay


Kurang produktif atau sering merasa tidak mood mengerjakan tugas bisa jadi disebabkan kebiasaan-kebiasaan sederhana, seperti yang dikemukakan penulis buku Emotional Intelligence 2.0, Travis Bradberry, melalui Forbes.com, berikut ini.

Kebiasan tersebut terlihat tidak bermasalah, namun sebenarnya diam-diam membuat produktivitas Anda berkurang. Supaya lebih produktif lagi, mungkin bisa Anda coba mengurangi kebiasaan-kebiasaan tersebut.

1. Menggunakan ponsel pintar, tablet, atau komputer saat mau tidur.
Memang menyenangkan mengintip gadget ketika hendak beranjak tidur. Padahal, kebiasaan ini justru membuat waktu tidur Anda berkurang. Bukan hanya karena Anda mesti memelototi gadget beberapa lama. Tapi juga, cahaya biru yang terpancar dari gadget menghambat produksi hormon melatonin untuk membantu Anda beristirahat.

Akibatnya, Anda merasa tetap ‘segar’ selama beberapa lama meski sudah saatnya tidur. Namun, begitu bangun, Anda akan merasa kelelahan dan tetap mengantuk karena waktu istirahat yang terambil. Maka,  energi untuk melakukan aktivitas pun berkurang. Karena itu, ketika malam, usahakan menjauh dari gadget untuk memberi kesempatan tubuh Anda beristirahat dan mengisi ulang energi.

2. Surfing internet secara impulsif.
Rata-rata setiap orang membutuhkan waktu 15 menit untuk bisa berkonsentrasi pada pekerjaan. Begitu 15 menit bisa dilalui dengan fokus yang baik, pekerjaan kemungkinan besar bisa dilakukan dengan baik.

Karena itu, jika dalam waktu 15 menit awal tersebut, diselingi dengan klik artikel atau iseng masuk ke sebuah website di Internet, konsentrasi bisa hilang. Anda pun harus mulai lagi berkosentrasi dan melalui fase 15 menit tadi. Bayangkan jika hal ini terjadi berulang-ulang sepanjanghari, kapan Anda bisa mulai bekerja?

3. Perfeksionis
Segala ide untuk pekerjaan sudah memenuhi kepala. Tapi, begitu memulai, Anda kembali mempertimbangkan ide-ide tersebut dan merasa hasilnya tidak akan sebaik yang diharapkan. Lalu, berpikir lagi ide-ide seperti apa yang akan memberi hasil yang baik.

Jika berulang kali Anda hanya berpikir tentang ide-ide, tanpa mencoba menuangkannya pada pekerjaan, kapan selesainya tugas Anda? Cobalah kerjakan dulu. Cek ulang setelahnya. Jika ada yang dirasa tidak sreg, Anda masih bisa mengubah bagian yang tidak pas hingga akhirnya selesai. Lebih baik daripada tidak mulai sama sekali.

4. Meeting
Meeting atau pertemuan (rapat) memang perlu untuk memantapkan sebuah pekerjaan. Tapi, terlalu sering meeting, justru mematahkan produktivitas. Pasalnya, ada waktu yang digunakan untuk bertemu yang sebenarnya akan lebih produktif jika digunakan untuk menyelesaikan tugas.

Menurut Travis, orang yang sangat produktif menghindari dan melakukan meeting sebanyak yang diperlukan saja. Begitu menghadiri meeting, orang tersebut sejak awal akan menegaskan bahwa dia berpegang pada jadwal. Ini membuat batasan jelas agar setiap peserta meeting lebih fokus dan efisien dalam menjankan jadwal tersebut.

5. Langsung respon e-mail atau pesan
Menurut Travis, orang yang produktif tidak membiarkan e-mail menyelak mereka secara konstan. Mereka akan membuat jadwal tertentu waktu untuk cek email. Namun, tetap akan memprioritaskan membalas jika email tersebut ditulis penting oleh pengirimnya.

Atau, mereka akan mendata siapa saja pengirim email yang dianggap penting (misal, klien). Sedangkan, pengirim email lain baru akan direspons begitu menyelesaikan sebuah pekerjaan. Hal sama berlaku juga pada pesan-pesan (chat) online yang masuk.

6. Multitasking
Travis menyebutkan multitasking sebagai real productivity killer berdasarkan riset dari Stanford University. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa orang yang multitasking justru kurang produktif dibanding mereka yang mengerjakan pekerjaan pada satu waktu saja.

Saat multitasking, otak Anda harus membagi-bagi antara berbagai informasi yang masuk, pekerjaan yang harus dilakukan, sehingga justru menyulitkan untuk berkonsentrasi. Bahkan, sekalipun disebutkan ada orang yang bisa multitasking, penelitian Stanford University tadi tetap menunjukkan mereka tidak bekerja lebih baik daripada yang fokus mengerjakan satu pekerjaan saja.

Pasalnya, mereka sebenarnya kesulitan menyaring pikiran dan informasi yang relevan, serta lebih lambat ketika harus berganti dari satu tugas ke yang lainnya. Hmm….(f)

Baca juga:


Topic

#penghambatproduktivitas

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?