Celebrity
Titi Sjuman, "Miyake, Sang Dewi Penolong"

7 Nov 2011

Hubungan saya dengan putri saya, Miyake Shakuntala (6), sangat dekat. Saya menempatkan diri sebagai ibu yang bisa diajak sharing mengenai apa saja. Saya nggak mau Miyake merasa sungkan untuk bercerita pada saya. Menurut saya, komunikasi antara orang tua dan anak penting  dibangun agar orang tua mengetahui perkembangan anaknya dengan baik. Saya membangun komunikasi yang terbuka dengan tidak ragu bercerita mengenai pekerjaan dan perasaan saya pada Miyake. Kalau saya lagi sedih, saya bisa curhat pada dia. Tujuannya, agar dia juga bisa bersikap terbuka pada ibunya.

Sejak kecil, Miyake juga dididik menjadi anak yang mandiri dan tidak mudah bergantung pada orang lain. Hal ini juga saya tunjukkan melalui sikap nyata. Misalnya, saya tidak sungkan membersihkan kamar mandi. Dia jadi belajar melakukan banyak hal sendiri, misalnya membereskan mainan dan memakai sepatu sendiri. Anehnya, ia bisa bersikap sangat dewasa. Misalnya, kalau orang tuanya sibuk bekerja, ia tidak akan rewel minta ditemani bermain. Dia bisa, tuh, asyik bermain sendiri. Karena kemandiriannya juga, ia tumbuh menjadi anak yang penolong. Misalnya, ketika saya sedang melakukan pekerjaan rumah, ia pasti akan menawarkan bantuan, “Ibu, apa yang bisa Miyake bantu?”

Untuk urusan cita-cita, saya belajar dari pengalaman saya sebagai anak. Dulu, orang tua saya tidak mengizinkan saya menjadi musikus. Sedangkan menurut saya, setiap anak berhak memiliki kebebasan memilih cita-cita. Karena kami musikus, kami merasa wajib memperkenalkan pengetahuan dasar musik pada Miyake. Tapi, saya juga memperhatikan minatnya. Kalau ia tidak tertarik, tidak dipaksa. Sejauh ini dia senang musik dan sudah pandai bernyanyi.

Eka Januwati


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?