Celebrity
Sang Diva

25 Dec 2014

Wajah model cantik berparas indo, Paula Verhoeven (27), kerap menghiasi cover juga lembaran halaman mode majalah bergengsi negeri ini. Langkah kaki jenjangnya mantap menapaki runway perancang busana ternama hingga ke mancanegara. Beragam prestasi berhasil ia torehkan, di antaranya: Pemenang Elite Model Look Indonesia 2003, Juara Harapan Abang None Jakarta 2006, dan pemenang Next Face of Asia 2012. Kini, ia siap bersinar lewat film layar lebar perdananya, Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh.

Sang Diva
Beberapa tahun terakhir, nama Paula kian meroket. Ia pun masuk dalam jajaran top model Indonesia yang sedang berjaya. Tak ada yang menyangka, di antara kesibukannya berjalan di catwalk, ia punya bakat terpendam: berlakon peran. Wanita kelahiran 18 September 1987 ini mengaku menerima banyak tawaran main film, tetapi entah mengapa keraguan selalu membayangi pikirannya. Apalagi melebarkan sayap di luar modeling, passion yang merupakan prioritasnya.
Hingga akhir tahun 2013, kesempatan untuk bermain film layar lebar kembali datang. Paula ditawari untuk bermain film Supernova yang diangkat dari novel fenomenal karya Dewi ‘Dee’ Lestari. Setelah berpikir sejenak, ia akhirnya memenuhi panggilan casting. Saat itu ia tak memiliki harapan besar, meski ia mendapatkan feedback yang positif. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Paula juga mendapat peluang untuk ‘mencicipi’ karier modeling di Italia. Ia pun mengejar mimpinya, dan terbang ke Milan.
“Produsen film berusaha meyakinkan saya. Tapi, karena bentrok dengan pekerjaan modeling, saya belum berani memberikan kepastian kala itu. Mereka lalu memberikan saya novel Supernova untuk dibaca selama di Milan. Sebenarnya, saya bukan penggemar novel, lebih suka nonton film, tetapi akhirnya novel itu saya baca berkali-kali,” kenang Paula.                                    
Lama-kelamaan ia pun ‘jatuh hati’ pada kompleksitas tokoh yang akan diperankannya. Diva adalah  seorang model ternama yang mandiri, bekerja keras, suka menolong, berani bersuara, tegas, namun mempunyai ‘rahasia’ besar dalam hidupnya.
Sekembali dari Milan, ternyata Soraya Intercine Films masih setia menunggu dan terus meyakinkan Paula akan kemampuan aktingnya. Atas pertimbangan jalan cerita yang bagus, serta tim yang solid di bawah komando Rizal Mantovani, akhirnya ia menerima ‘pinangan’ rumah produksi tersebut.
“Ngomong di depan kamera saja saya masih deg-degan dan grogi, kayaknya enggak mungkin kalau saya berakting. Tapi, saya sungguh tertarik pada tokoh Diva. Ada pesan positif yang tersembunyi di balik karakter tersebut,” jelas putri pasangan Eddy dan Herlina Verhoeven ini.
Meski mempunyai latar belakang profesi yang sama dengan tokoh yang diperankan, Paula tetap berusaha total menyelami karakternya. “Keseharian, saya justru cenderung pemalu, canggung, dan suka demam panggung. Bertolak belakang dengan karakter Diva. Saya berusaha total agar tak mengecewakan para penggemar novel Supernova,” katanya.
Demi melihat hasil aktingnya, ia rutin merekam video saat berlatih sendiri di depan kaca. Tujuannya, agar ia bisa melihat apakah aktingnya sudah jujur dari hati atau belum. Ia juga mengaku mendapat dukungan yang besar dari produser, sutradara, dan lawan main yang sangat kooperatif dan tak bosan membantu memberi masukan selama proses reading dan syuting.
Pengalaman pertamanya berakting membuatnya harus menaklukkan bermacam tantangan yang cukup berat. Ia harus menjaga emosi agar tetap stabil selama berjam-jam untuk scene menangis. Juga harus dapat memahami dan mendalami skenario panjang dengan kata-kata yang cerdas dan puitis.
“Awalnya saya pikir akting menangis itu mudah, ternyata tak sesimpel yang dibayangkan. Harus pintar mengambil inspirasi dari kejadian menyedihkan dan pintar-pintar menjaga mood. Adegan lain yang bikin stres, menyetir mobil di jalanan curam nan berliku di sekitar Danau Toba. Saya harus belajar on the spot, dan bolak-balik take dengan kondisi jalanan seperti itu. Benar-benar gila, tapi seru!” ungkapnya antusias.(Woro Hartari Trianti)





 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?