Celebrity
Respek = Napas Cinta Shahnaz & Gilang

1 Jul 2014

Bagi pasangan artis Shahnaz Haque dan musikus Gilang Ramadhan, pernikahan itu merupakan sesuatu yang harus diupayakan. Sebab, jika hanya didasari cinta, cinta itu bisa habis dan hilang. Shahnaz berusia 29 tahun, sementara Gilang 38 tahun ketika mereka memutuskan menikah. Tidak banyak romantisisme dan rayuan yang dilontarkan oleh keduanya.

“Seperti window shopping, kami mencocokkan apa yang kami miliki sebagai  pasangan. Apakah kami  cocok untuk merger atau justru amsyong,” ujar Shahnaz tertawa. Jadi, semua pembahasan menjelang pernikahan betul-betul hanya sedikit saja melibatkan perasaan. Selebihnya adalah logika, dan lebih berat ke penyakit Shahnaz.

“Ayuk kita coba, kalaupun nanti kamu tidak bisa memberikan anak, hal itu kita bicarakan nanti,” ucap Gilang, ketika melamar Shahnaz. Gilang merasa yakin pada pilihannya, terutama pada tekad Shahnaz untuk bisa menjadi cancer survivor seperti ibunya. “Keyakinan itu yang kemudian membuat saya berani bergandengan tangan dengan Gilang,” tutur wanita kelahiran 1 September 1972 ini.

Shahnaz baru 8 bulan kehilangan ayahnya, ketika Gilang masuk ke kehidupannya dengan membawa sosok ayahnya sebagai sosok bapak baru bagi Shahnaz. “Shahnaz merindukan sosok ayah, sementara ayah saya menginginkan sosok anak wanita yang suka membaca. Jadi, bagaikan botol ketemu tutupnya,” papar Gilang, yang memiliki kakak pria, Gumilang, yang sama seperti dirinya, tidak bisa diajak diskusi soal buku oleh sang ayah.

Kenekatan Gilang yang baru pacaran seminggu sudah melamar, sangat dihargai oleh Shahnaz. Keduanya tertawa saat mengutarakan bahwa perkawinan mereka betul-betul berdasarkan logika dan perhitungan. Shahnaz mengaku suaminya sama sekali bukan tipe romantis. Jadi, tidak ada cokelat, tidak ada bunga, dan tidak ada perhiasan.

“Lucu, ya, selama 13 tahun menikah, sebagai musikus, ia tidak pernah menciptakan lagu untuk saya ataupun anak-anak. Tapi, perhatian yang Gilang berikan kepada kami mengalahkan semuanya,” ujar Shahnaz, tersenyum.                                                                                                                                     
Bagi Shahnaz, Gilang merupakan breastfeeding father yang selalu siaga saat putri-putrinya bangun tengah malam ketika bayi. Saat Shahnaz sibuk menyusui, Gilang tanpa mengeluh menyiapkan susu untuk sang istri. Setelah ia memperoleh tepuk tangan dari ribuan fans-nya di kala manggung sebagai pemain drum, setibanya di rumah, Gilang turun tangan menggantikan baju anak-anaknya.

Ketika Shahnaz dirawat di rumah sakit, Gilang selalu menemani. Begitu juga saat putrinya bertanding baseball, Gilang selalu hadir untuk mereka. Saat jadwal imunisasi atau pembagian rapor, sementara Shahnaz harus bertugas ke luar kota. Gilang dengan senang hati melakoninya. “Bagi saya, pria yang melakukan pekerjaan domestik untuk membantu istri bukanlah sebuah aib,” ungkap Gilang, yang melihat sendiri teladan ini dari sang ayah yang beristrikan seorang diplomat.

“Kalian harus menjadi wanita-wanita hebat, karena kalian adalah permata Bapak, yang akan Bapak banggakan kepada Nabi,” begitu ucap Gilang berulang kali kepada ketiga putrinya yang sudah beranjak remaja.
“Ungkapan Gilang ini bagi saya derajatnya jauh melebihi romantisisme cokelat, bunga, atau perhiasan apa pun. Gilang adalah seorang seniman yang idealistis, yang selalu ada untuk keluarga,” papar Shahnaz, bangga.


Tari Trisulo (Kontributor Jakarta)
Foto: Dok. Pribadi




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?