Celebrity
Peran Pejuang

4 Feb 2015

Sulit untuk memalingkan mata dari sosok Barn the Bowman di film trilogi The Hobbit, sekuel The Desolation of Smaug dan The Battle of the Five Armies. Tubuh menjulang dengan raut wajah panjang namun berahang tegas, Barn adalah pejuang yang bisa membunuh naga Smaug, juga seorang bapak yang penuh perhatian kepada anak-anaknya.
    Kredit bisa diberikan untuk Luke Evans (35), yang mampu meniupkan roh pada Barn si manusia sehingga tak kalah tangguh dengan makhluk-makhluk magnificent lainnya, seperti elf, witch, juga dwarf di dunia Middle Earth imajinasi J.R.R. Tolkien. Melihat rekam jejaknya, kesuksesan aktor asal Wales, Inggris, ini menjadi pelajaran bahwa tidak ada yang sia-sia dalam bersabar menjalani proses.

Peran Pejuang

“I’m not Robert Pattinson.” Itulah kata-kata kontroversial yang pernah diucapkan Luke Evans dalam wawancara dengan The Telegraph, Oktober 2014. Saat itu, filmnya, Dracula: Untold sedang diluncurkan. Nama Evans saat itu sedang dibicarakan karena perannya sebagai tokoh utama:  dracula, yang seorang pangeran asal Transylvania bernama Vlad The Impaler.  
    Ucapan Evans ini bisa jadi membuat geram para Twihards, Twihardsters, atau Twimoms,  julukan penggemar berat Twilight. Buat mereka, siapa, sih, yang bisa mengalahkan pesona vampir ganteng Edward Cullen yang diperankan dengan maksimal oleh Robert Pattinson?
Justru karena begitu kuatnya karakter vampir yang telah ditanamkan Pattinson- lah yang membuat Evans berani mengatakan hal ‘menyakitkan’ itu. Maklum, si makhluk pengisap darah di sini bukanlah remaja unyu-unyu yang modis dan tajir seperti di Twilight, melainkan seorang pangeran yang harus menyelamatkan rakyatnya dari serangan Kerajaan Ottoman, Turki. Karena kalah dalam segalanya –jumlah tentara maupun persenjataan-- dari musuh, Vlad pun rela menukar jiwanya menjadi monster dengan kekuatan luar biasa.
Evans ingat, tujuh tahun lalu, ketika vampir imut ala Edward Cullen menjadi pop culture baru, agen-agen casting pernah berkata, “We’ve been looking for men dan kamu terlihat seperti pria dan membawakan diri layaknya pria.”
“Saya rasa ada celah di pasar untuk pria-pria berusia 30 tahun dan saya bisa mengisi celah itu,” tambah Evans.
Pria kelahiran 15 April 1979 ini menyadari bahwa dia tidak memiliki wajah tampan, dan tak terbiasa dengan kata-kata manis penuh rayuan. Dia tidak menyesal karenanya. “Saya tipe pria yang bisa berperan sebagai farmhand, handyman, bahkan kadang-kadang bisa menjadi Dewa Yunani. Saya juga bermain sebagai Count Dracula,” katanya dalam sebuah wawancara, sambil tersenyum lebar, merujuk pada perannya di beberapa film, seperti Class of The Titans dan Robinhood.
Tampaknya, bagaimana Evans menerjemahkan dirinya itu sama persis seperti orang-orang film melihatnya. Karena itu, tak heran bila Peter Jackson –sutradara The Hobbit-- memintanya menjadi Barn, si manusia pejuang yang harus menyelamatkan rakyatnya dari amukan naga. Dikabarkan, Evans terpilih  berperan sebagai Barn pada saat-saat akhir menjelang deadline pembuatan film ini akan dimulai.
Bila dibandingkan dengan novelnya, Peter Jackson memberikan porsi yang cukup banyak untuk Barn. Karena itu, tak heran, di tengah puluhan karakter penting di film ini, sosok Luke Evans tetap menarik perhatian. “Sebetulnya kami tidak menambah plotline sendiri yang tidak ada di buku. Namun, kisah tentang Barn memang dielaborasi lebih jauh,” ujar Evans, yang harus menyelesaikan syuting untuk semua scenes-nya selama setahun.
Menurutnya, Peter adalah sutradara yang sangat perhatian pada cerita sehingga semua karakter yang memegang peran besar di film ini bisa tereksplorasi dengan maksimal, tanpa ada yang terasa kelebihan porsi. “Dan, yang tak kalah menggembirakan, inilah pertama kali saya diminta untuk menggunakan aksen asli saya sehingga keluarga Barn itu seperti berasal dari Wales,” ujarnya, sambil berkata, adegan terberatnya adalah ketika harus beradegan di bell tower raksasa yang bergerak memutar. “Anda lihat tidak saya memotong talinya? Adegan itu betul-betul keinginan saya saat itu yang sudah tidak tahan dengan rasa pusing, ha… ha… ha…,” ujarnya.(Yos)


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?